Dibalik Demamnya Binbin

Jumat lalu, si Unyil Mungil Binbin tiba-tiba demam & rewel sekali. Jagoan kecilku ini memang termasuk lebay kalo sakit. Rewel, nangis, gendong, tahan tidak tidur, dan porsi minum botol yang ga nguatin banyaknya. Padahal di hari sehatnya dia anak yang sangat aktif dan sulit diam di satu tempat. Naik-turun, lari-loncat, ke sana kemari. Di meja makan pun tak jauh beda. Istilah Susi sih USREK. Kami yang melihat dari satu sudut mata sambil beraktivitas saja sering tegang karena harus ekstra siaga jika si Binbin jatuh.
Binbin termasuk sulit kalo sakit. Selain rewel, dia juga tidak mau minum obat & makan sedikitpun. Memberi obat Binbin sangat menakutkan karena dia akan menangis sambil menahan nafas hingga bibirnya biru. Kami takut jika obatlah salah satu yang membuat Binbin tambah sakit karena selain bibirnya biru, dia akan menggigit bibir sampai pernah sedikit berdarah. Sungguh-sungguh menakutkan bagi kami.
Dengan demamnya Binbin. Tentu saja mama dan papa minim kebagian porsi tidur. Kita atur sedemikian rupa sehingga  minimal masing-masing dapat jatah tidur 3 jam/malam. Karena alasan ini, kami sepakat untuk memberi minum pada Binbin sebanyak-banyaknya agar demamnya cepat luruh bersama air seni. Salah satu strategi bodoh kami adalah memberi Binbin botolnya kembali setelah 2 minggu berhasil menyapih botol 5 bulan yang lalu. Jadilah, Binbin di usia 34 bulan masih minum botol (kembali).
Demam yang ini agak mencurigakan karena Binbin tidak sedang pra-flu. Kelihatannya karena masuk angin. Maklum saja, hoby 2 jagoanku adalah bermain air. Mereka bisa lama-lama berendam di air. Namun ada satu keyakinan dalam hati kami, bahwa demamnya Binbin kali ini adalah “demam pinter”. Ini istilah kami sendiri, loh. Kami yakin setiap kali akan bertambah satu ketrampilan/kemampuan, anak akan demam terlebih dahulu. Meski ada keyakinan ini, tentu saja kami tidak serta-merta mengabaikan demam anak.
Ternyata, tengah malam Binbin tiba-tiba ngoceh. Suaranya terdengar melengking tinggi, padahal biasanya besar dan agak berat. Mengabaikan perbedaan suara, kami tentu saja bahagia sekali karena Binbin termasuk terlambat bicara. Dia baru mau berbicara 1-2 suku kata setelah berusia 2 tahun. Beberapa orang yang jahat mengatakan Binbin bisu, tapi kami yakin, dia hanya terlambat bicara karena tidak mau. Karena dia sangat jenius di computer dan terlalu aktif bergerak sehingga ada kemampuan yang terlambat berkembang. Keyakinan kami tidak berdasar keyakinan buta karena sejak usia 8 bulan Binbin sudah mampu mengucapkan mama, papa, dan kata-kata standard anak seusianya. Jika dia tidak mau berbicara, mungkin juga kesalahan kami yang tetap menuruti kemauan Binbin meski penyampaiannya minus kata.
Alhamdulillah, saat Susi menulis ini, Binbin sudah sehat dan mulai makan sendiri dengan lahap dan sudah mulai cerewet bicara meski kurang jelas. Benar kata orang bijak, “setelah badai besar, akan nada pelangi yang indah.”

7 Komentar

  1. Bener mbak, biasanya kalo anak sakit tandanya mau pintar...anak2ku juga begitu koq.....syukurlah kalo Binbin udah baikan, mudah2an sehat terus yachhh....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah Binbin sudah sehat lagi.

    BalasHapus
  3. Mbak Nia: Bener, mbak. Itu salah satunya meski kita juga harus waspada dengan demamnya anak.
    Mbak Fitri: Alhamdulillah. terima kasih.

    BalasHapus
  4. Moga sehat terus ya binbin sayang..

    BalasHapus
  5. Allhamdulillah binbin sudah sembuh ya.kata orang2 tua kalau demam mau pintar ya mbak

    BalasHapus
  6. Mbak Nelly & Mbak Lia: Trims, ya. Semoga semua do'a terkabul Amin YRA

    BalasHapus
  7. Alhamdlillah, ikut senang binbin sudah sehat :-)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)