Jeparaku yang Unik

Selamat tahun baru 1433, sahabatku.

Posting Senin pertama di tahun Muharam 1433 H tentang Jepara. Pagi ini saya ingin berceloteh ringan tentang kearifan lokal Jepara yang memang unik. Mungkin beberapa sahabat menemukan kesamaannya di daerah lain, namun tetap saja, inilah keunikan Jepara. Inilah yang membuat banyak pendatang mengatakan Jepara sepi padahal kami warga asli mengatakan, JEPARA RAMAI!!

Hari libur
Hari libur di Jepara ada dua yaitu Jumat dan Minggu. Pemilik perusahaan dapat memilih waktu liburan yang disukainya. Biasanya perusahaan besar (baca exportir) memberlakukan hari libur Minggu sedangkan perusahaan kecil/pembuat mebel (baca=pengrajin mebel) memberlakukan libur Jumat. Mengapa demikian? Karena banyak pengajian/acara keagamaan rutin yang diadakan pada hari Jumat siang. Saya sendiri karena fleksibel, mengijinkan beberapa orang bekerja 5 hari/minggu agar mereka yang ingin ikut pengajian rutin tidak terganggu. Oh iya, di Jepara, kami sepakat semua orang dapat lembur semalaman jika perlu, dengan suara mesin yang menderu-deru, kecuali malam Jumat. Bisa digrebek warga sekampung sepulang mereka ngaji nanti. Mencari uang boleh, tapi ada waktunya serius beribadah.

Agamis:
Jepara termasuk dalam deskripsi kota santri karena kami termasuk agamis. Nilai-nilai agamis yang kuat masih kami pakai. Yang tebanyak menggunakan ajaran agama Islam dari Sunan Kalijaga. Saya ketika bertemu pakde Cholik ditanya perihal komentar saya, "Loh kenal puasa ngebleng, ngalong, mutih, to Jeng?" Saya jawab, "Di Jepara masih banyak yang melakukan pakde. Terutama anak gadis yang ingin segera mendapatkan jodoh"
Mudah melihat warga Jepara berjalan memakai sarung/kerudung. Tingkat haji di Jepara juga tertinggi setiap tahun hingga ekspansi menggunakan kloter haji dari kota lain. Salah satu gurauan yang khas bagi pendatang di Jepara adalah: "Jangan tanya arah pada orang Jepara. pasti jawabannya dekat mushola. masalahnya, setiap RT di Jepara selalu ada mushola, setiap 1 desa minimal ada 1 masjid." Dan saya sendiri pun sering mengalami kebingunguan jika bertanya arah karena kata mushola sering ada. Naaah.. satu bocoran kecil buat emak-emak yang ingin usaha di Jepara, nih.... buatlah butik islami, salon islami, atau semua yang serba islami. Pasti laku keras! 

Gajian:
Hari libur berkaitan dengan gajian yang diterima karena di Jepara lebih banyak memakai gaji mingguan daripada gaji bulanan. Dan gaji pegawai diberikan pada hari Kamis/Sabtu, yaitu sehari sebelum libur. Nah, pada hari ini banyak yang berjalan-jalan, hang out, membelanjakan gaji minggu ini. Pada 2 hari inilah rotasi uang di Jepara sangat cepat dan banyak. Hehe...

Bank:
Pergi ke bank di Jepara? Hindari hari Kamis, atau datanglah pukul 7.30 pagi. Karena pada hari ini bank di Jepara akan penuh sesak dan antrian luar biasa (mirip antrian sembako) terjadi sampai di area parkir. mengapa? Karena pada hari Kamis adalah waktunya para pengrajin mengambil pembayaran mebel yang dikirimkan agar pada sore harinya dapat menggaji karyawan. Meski kota kecil, bank di Jepara termasuk lengkap dan besar karena perputaran uangnya yang luar biasa deras. Yah, kami kota kecil yang makmur karena mudah menjadi kaya di Jepara jika tahu caranya.

Hang out di jalan
Salah satu kebiasaan aneh di Jepara adalah menonton penonton. Jika ada acara/tontonan, akan lebih banyak penonton yang berderet di sepanjang jalan untuk menonton para calon penonton. Jalanan di Jepara penuh sesak oleh deretan sepeda motor. 
Masih tentang jumlah sepeda motor di Jepara, nih. Sebenarnya tak kalah banyak dengan di kota Jogjakarta dan sekitarnya tingkat penjualan motor di Jepara luar biasa cepat. Lebih cepat dari menjual kacang goreng! Dan perkembangan dealer sepeda motor di Jepara mungkin yang tercepat karena selalu ada baru. Yah, kami konsumtif dengan cara kami sendiri.
Nah, bagi pemakai sepeda motor tertentu, ada komunitasnya yang bisa mengajak pamakai motor yang sama hang out bersama. Mulai dari sepeda motor biasa sampai sepeda motor Mercy ada banyak pesertanya. Bahkan komunitas mobil tertentu juga ada. Hmm....

Jepara Sepiiiii....
Itu kata para pendatang dari kota besar yang biasa nge-mall. Karena di Jepara memang tak ada mall. Serius! tak ada deptstore di sini. Satu-satunya tempat belanja yang cukup besar adalah Saudara swalayan. Itupun jauh dari besar jika dibandingkan dengan mall di kota Semarang. Makanya saya lebih suka membeli buku online atau ke gramed Semarang. Apakah Jepara kota sepi? Tentu saja tidak! kami ramai dengan cara kami sendiri. Coba saja keluar sore/malam hari pada hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu (masih tentang gajian di atas). Banyak warga yang turun ke jalan memadati pusat perbelanjaan/lokasi hang out. Itulah ramainya Jepara. Hehe... Masih mau rame? Di Jepara tiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam selalu terdengar deru mesin memotong kayu. Mereka yang tak tahan dengan suara berisik jika tidur sebaiknya tinggal di pusat kota Jepara karena industri mebel di Jepara telah rata. Semua punya sentra industri.

Pusat Perbelanjaan:
Pusat perbelanjaan di jalan Diponegoro (kami menyebutnya kawasan Pecinan akan libur pada hari Minggu. Jadi jika ada barang yang harus dibeli di sana, jangan menunggu sampai minggu. Mengapa minggu libur? Di kawasan tersbut memang terbanyak adalah keturunan Cina Kristen yang lebih suka kebaktian/Misa daripada mencari uang. Nah, jika hari Jumat, jangan harap dapat belanja mebel dengan nyaman karena sebagaimana kawasan Diponegoro, kami kaum muslim juga memilih menutup toko/showroom kami pada hari Jumat. Bingung, kan? Bukan hanya showroom yang tutup. Para pengrajin mebel pun tutup pada hari Jumat.

Eh? Sudah terlalu panjang. Sambung lain waktu, ya cerita tentang Jepara dengan segala keunikannya. Inti dari semua itu adalah, kearifan lokal kami yang memang agamis, saling rukun tetangga, dan bersama-sama mempertahankan Jepara sebagai kota Ukir, kota industri mebel terbesar di dunia.

18 Komentar

  1. mbak, sama dong d siantar juga engga ada mall, cuman ada ramayana, suzuya, tidak terlalu besar banget. saya justru suka...

    hehhehehe
    saya jadi pengen kapan kapan main kesana mbak...

    BalasHapus
  2. Unik...unik...memang beneran unik, mbak dan tambah unik lagi karena dari cerita mbak Susi ngegambarin bahwa di sana umat yang berbeda keyakinan dapat hidup berdampingan dengan damai :)

    BalasHapus
  3. Sepertinya sama tenangnya dengan kota kelahiran saya..

    Tapi walaupun saya gasuka ngemall di Jakarta ini...tapi sepinya Banyuwangi hanya membuat saya betah seminggu saja. Lebih dari itu rasanya sudah tak tertahankan lagi..

    Entahlah...saya suka suasana hiruk pikuk Jakarta..

    BalasHapus
  4. @Pak Marsudiyanto, @meilya dwiyanti & @Mbak Dewi: Meski tanpa mall, tetap ada cara untuk konsumtif, ya.... hehe...

    @Mbak Allisa Yustica Krones: Iya, mbak. Kami memang hidup rukun dan saling memahami perbedaan agama. Agama lain yang non muslim/nonkristen juga mendapat kesempatan sama. Sayang saya tidak mengenal agama Hindu/budha di Jepara meskipun pastinya ada banyak juga. Dulu sekali, pra kerajaan Demak, Jepara & Kudus lebih banyak beragama Hindu dan Budha. Jadi Vihara dan Klenteng ada. Satu yang unik dari kota Kudus - kelahiran pak Mars adalah, kitatidak akan mengenal soto sapi atau penjual daging sapi di Kudus.

    BalasHapus
  5. Jepara memnag special.aku pernah 2 kali ke Jepara, blusukan cari mebel...

    kangen ke Jepara lagi

    BalasHapus
  6. kalo yang namanya kota mebel mana bisa disebut kota sepi. pastinya.. ya itu.. rame juga karena suara deru mesin pemotong kayu

    BalasHapus
  7. bener2 uniik ya Mbak, bedaa dari kota2 lain ;)

    jadi pengen main ke Jepara :)

    BalasHapus
  8. aku suka suasana sepi & tenang kaya jepara mba,beda sama jakarta yang banyak polusi,demo,kerusuhan dll
    tapi aku tetap cinta jogja,hehehe

    BalasHapus
  9. Oh hihi gitu ya. Ke bank aja ada tips harinya hehehe.
    Ngalong ngebleng apaan tuh~
    Pengen euy explore Jepara :D

    BalasHapus
  10. Uniknya Jepara ya, Mbak.
    Ramai dengan caranya sendiri, hehe...
    Sepertinya akan sangat menyenangkan tinggal di Jepara :)

    BalasHapus
  11. Selamat tahun baru 1433 H, Mbak. Semoga ridho Allah senantiasa melingkupi kita sepanjang tahun ini, juga tahun-tahun berikutnya. Amin.

    Mengenai hari Jumat sebagai hari libur bagi beberapa perusahaan ( kecil ) saya jadi teringat cerita salah satu sahabat saya yang dari Pekalongan. Katanya di tempat tinggalnya juga begitu, ada beberapa home industri yang meliburkan karyawannya pada hari Jumat. Tapi untuk daerah Tangerang, saya belum menemukan perusahaan yang meliburkan karyawannya pada hari Jumat, kecuali mereka yang memang kerja 4 shift ( group ) dan kebetulan hari off mereka jatuh pada hari Jumat.

    BalasHapus
  12. kalau hari jum'at pegawainya bisa sholat jum;at dengan leluasa ya mbak.
    kayanya jepara lebih agamis dari semarang deh,itu sih menurut aku

    BalasHapus
  13. Salut deh Susi, caramu menerangkan kota Jepara sangat menarik. Aku senang baca ini karena jadi tahu info yang tidak ada di media lain, atau mungkin ada tapi tidak menarik.

    Dan sebetulnya suamiku itu ingin sekali ke Jepara, sesudah membaca buku Pramoedya. Dia ingin melihat kota Jepara, tapi ya gitu deh dia kan tidak bisa ambil libur lebih dari 5 hari, sedangkan masih banyak tempat lain yang belum pernah. hiks. Rencananya sih kalau bisa kita mau ke Yogya tahun depan. Moga-moga bisa.

    BalasHapus
  14. Selamat tahun baru 1 Muharam 1433 H yah mbak,semoga ditahun baru ini kita jadi manusia yang lebih baik dalam segala hal, dan dikabulkan doa doa kita sama allah swt *amien..
    wah mbak libur boleh milih jumat atau minggu yah dijepara..jadi ingat kalo di KSA weekendnya kamis dan jumat..malem jumat justru pada hang out ke pantai atau ketempat tempat peristirahatan..walah kalo di Indo malem jumat yang ada malam keramat..:)
    thanks for sharing tentang jeparanya..
    btw maaf yah mbak susi masih dihantam project project jadi jaranga bisa BW...ditempat kerja...
    salam saya

    BalasHapus
  15. wahh ternyata begitu yach suasananya kota jepara...berarti kalo aku buka butik disana lumayan laris dong mbak? hehehe....

    ditempat aku juga ada bengkel motor yang ngmabil liburnya hari jum'at... supaya mekaniknya bisa sholat jumat dgn tenang dan para konsumen justru bisa datang di hari minggu

    BalasHapus
  16. Kulanuwun Jeng Susi, Jepara sangat cantik, selain kota mebel dan Ibu RA Kartini, durian petruknya kondang. Salam

    BalasHapus
  17. Subhanallah, ternyata kota mebel terbesar di dunia mbak?! nggak mungkin lah kalau sepi, tapi unik ya. Saya suka sama hari liburnya yang berjamaah gitu, toleransinya tinggi..Sepertinya Jepara salah satu kota yang belum terkontaminasi, semoga

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)