Linda, Nadia dan Surat Cinta Merah Jambu

“Kapten Bhirawa….!” 
Suara nyaring di belakangku itu mengagetkanku. Selintas wajah terbayang di benakku. Otakku berusaha mengingat siapa nama wajah yang muncul di benakku. Nadia? Linda? Atau….. tanpa sadar kugelengkan kepala. Bayangan itu tetap di sana tetapi namanya masih menjadi misteri. Kubalikkan badanku dan tersenyum. Senyum termanis untuk menyembunyikan kebingunganku. “Kapten Bhirawa… aih.. kamu makin ganteng saja! Kamu pasti tak ingat padaku. Hiks… aku tahu itu.” Katanya merajuk. “Kamu jahat! Jahat….. Surabaya… Desember 2012…”
Ah ya! Tentu saja. Namanya Nadia. Teman sekolah Linda, sepupuku. Kami bertemu di rumah Linda ketika berlibur ke Surabaya Desember lalu. “Nadia, kan? Wah, lama tak bertemu kamu makin cantik saja. Bagaimana kabarmu?” Sapaku.  “Jangan bilang jahat terus dong…. Yuk kita masuk ngobrol di sana saja. Lebih enak daripada berdiri di sini saja. Tolong beritahu aku apa kejahatanku. Kalau perlu, lapor ke atasanku juga boleh.” Kataku sambil menunjuk ke deretan meja kursi di kafe tenda terdekat. “Nah di sini lebih enak, kan?”
Dan tak lama kemudian aku pun teringat sebuah surat cinta merah jambu yang dikirimkan bersama surat Linda bulan lalu. Ah ya.. tentu saja. Nadia banyak menyatakan kekagumannya padaku setelah pertemuan singkat itu di 4 lembar suratnya padaku. Ah, anak remaja jaman sekarang. Mereka mudah sekali menyatakan cinta. Apa mereka tahu arti cinta sebenarnya? Dan di mataku terlintas banyangmu lagi, Linda. Dan tanpa sadar aku tersenyum getir. Cinta… aku sendiri juga tak begitu mengenalnya.
*******

 Cerita  ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta 


PS: Flash fiction pertamaku. jumlah kata 227. Semoga beruntung di kontes ini. ;)

20 Komentar

  1. Cinta yang rumit ... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kisah cinta sederhana sejak pertama anak Adam. :)

      Hapus
  2. Mbak Susi, tokoh perempuan selain Nadia, Dinda atau Linda? Apa saya yang gagal paham ya? #piiisss

    BalasHapus
    Balasan
    1. posting ngantuk, mbak. salah ketik. makasih ya revisinya.

      Hapus
  3. wah mbak..keren fiksinya...gigit jari..aku angkat tangan kalo disuruh nulis fiksi....suka takut bahasanya nggak nyambung dan mbulet..*walah aslinya males aja belajar hehehe ... aku lagi sambil nge draf yang untuk review blog ..ini lagi ubek ubek blog mbak susi....dan coba pingin utak atik blogspot ku.....entar kita chit chat yah mbak...:)

    BalasHapus
  4. hehe... bisa dicoba kok mbak.
    kita chat ntar malam saja ya mbak. sambil buka dashbor blog.

    BalasHapus
  5. DLnya hari ini ya mbak, aku masih bingung mau nulis apa

    BalasHapus
  6. ayo, mbak. banyak contoh di blognya pakde.

    BalasHapus
  7. Wah, kapten yg belum mengenal cinta? hehehe..

    BalasHapus
  8. kapten blm mengenal cinta tapi sudah mengirim surat cinta :D

    BalasHapus
  9. Aih si Kapten, jangan cool begitu dong.. ayoo buka hatimu :P

    BalasHapus
  10. mbak Santi: tak mudah mengenali cinta yg sebenarnya. :p
    Mama KekeNaima: Begitulah cinta... cupid sering salah panah ya.... btw yg kirim surat itu Nadia, bukan sang kapten. sulit bayangin kapten bhirawa menulis surat cinta merah jambu.

    BalasHapus
  11. mbak Yuni: kunci hatinya sang Kapten terlanjur disembunyikan Linda. Kasihan ya...

    BalasHapus
  12. Hanya karena pertemuan singkat sudah mengirimkan surat cinta? ckckck...

    BalasHapus
  13. Ceritanya keren mbak... Goodluck ya? :)

    BalasHapus
  14. Kayaknya si Kapten perlu pendidikan lagi di akademi cinta mbak

    BalasHapus
  15. kapten yg karismatik kayaknya, sampe si wanita tergila2. siapa seh kapten itu sebenarnya

    BalasHapus
  16. Toko rekaan kan harus ganteng & karismatik. kalo perlu manusia sempurna seperti siganteng yang diusir karena terlalu ganteng itu tu...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)