Kala Resah Itu Datang ....

Ini adalah keempat kalinya aku menyatroni dapur dan melahap apapun yang pertama kali aku lihat atau aku bayangkan. Tentu saja aku juga harus mengabaikan jerit perutku yang telah penuh sesak dengan makanan. Dapat kurasakan perutku melar, otot perut meregang memberi tempat pada sejumlah makanan yang aku paksakan masuk.

Aku bukan tidak tahu apa yang terjadi dan akan terjadi jika aku terus makan seperti ini. Perut buncit, badan semakin melebar tak keruan ke samping dan ke depan, belum termasuk rasa eneg, dan rasa ingin muntah yang telah kurasakan sejak piring ketiga tadi. Aku sadar sepenuhnya. Gilanya, justru itulah yang sangat aku inginkan sekarang ini. Sakit perut yang sangat, jika perlu muntah hebat agar sedikit mengurangi rasa sesak di dadaku. Akan jauh lebih mudah bagiku jika membagi perhatianku pada perutku yang eneg dan sakit sekaligus rasa sedih dan amarah yang hebat ini hingga aku tidak terlalu larut dengan tangis. Aku wanita yang malu menangis meski hatiku disayat-sayat.

Aku kembali ke ruang keluarga dan menghidupkan televisi yang sempat aku hidup-matikan tiga kali selama 1 jam terakhir ini. Kebingunganku jugalah yang membuat aku mondar-mandir juga di area tv keluarga dan kamar. Layaknya segituga Bermuda, aku menonton TV di kamar sebentar kemudian beralih ke Tv di ruang keluarga sebelum panggilan “nasi mangut” di dapur. Rasanya lebih mudah terengah-engah kepayahan sambil mengelus perut di depan Tv sebelum aku akhirnya kembali ke kamar dan menonton tv lagi.

TV. TV. TV. Makan. Makan. Makan. Hanya itu solusi yang terpikirkan olehku saat ini. Sempat juga terbayang computer yang menyala di ruang belajar yang saat ini menemani Papa, namun aku tak ingin dia tahu resahku. Biarlah dia nyaman di sana sampai aku menemukan solusi. Sial! Mengapa aku tak kunjung muntah? Atau … haruskah ada semangkuk kolak lagi sebelum aku muntah?

Jepara, 21 Desember 2011

4 Komentar

  1. hahahaha..hadueh mbk,enek tenan kuwi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... aku sudah lupa rasanya mbakm pernah mengalami. ini belajar bikin deskripsi fiksi.

      Hapus
  2. Ya gak akan muntah, Mba. Lha wong makanan yang dicerna tuh kesukaan semua. Hihihih. Jangan makan berlebih, Mba. Kalau resah mending tidur ajah.
    Tenang tenang dan tenang. .. Hohohoho

    BalasHapus
  3. aku biasanya juga gitu, makan apa aja yang terpikirkan.. eh yang aku mau

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)