2 Dunia Perempuan Yang Berbeda


Minggu lalu saya bersilaturrahmi ke desa kelahiran ibu. Nenek sudah lama tiada. Saya dan suami tetap sering mengunjungi budhe-bulik agar anak-anak kenal asal-usul mereka. 

Salah satu ciri desa adalah guyub. Mengetahui kedatangan saya, biasanya para sepupu akan berkumpul. Kami biasa ngobrol ngalor-ngidul sambil memberi mereka informasi terkini. Sore itu kami membicarakan tentang pengeluaran bayi yang tak sedikit dan makin sulitnya mencari uang dari alam. Dari mereka saya tahu Orang desa sekarang mewajibkan diri memakai sufor (susu formula) dan pospak (popok sekali pakai) agar merasa seperti orang kota. Mereka mengeluhkan hasil bumi yang semakin sedikit. Mereka juga saling cela ketika membicarakan kemana sampah pospak dibuang. Intinya mereka membuang sampah pospak di sekitar pekarangan rumah. Tak membuang kesempatan, saya menyambar debat kecil mereka. Saya menjelaskan pada mereka bahaya pospak. terhadap pencemaran tanah. Mereka tentu saja tak percaya. “Hanya pospak kok membuat tanah rusak.” protes mereka. Apalagi ketika saya menjelaskan tentang manfaat ASI serta bayi kota yang meminum ASIP (ASI perah) jika ibu bekerja. Aneka sanggahan saya terima. Tak hilang semangat, saya menjelaskan cara mendapat ASI yang baik, cara memerah, cara menghemat pengeluaran bayi dengan menghindari sufor dan pospak dengan membuka posting blog yang membahasnya. 

Ada sepupu saya yang membuang ASI pertama yang berwarna kekuning-kuningan. Menurut anggapan desa, itu susu kotor, harus dibuang. Saya spontan memarahinya. “Itu adalah susu terbaik untuk bayi! Itu susu berkolostrum! Di kota bisa dibeli dengan harga 100 ribu/botol!” kata saya agak keras karena kaget. Ternyata memang seperti itulah pendapat orang desa. Sufor lebih bergizi dan susu berkolostrum adalah susu kotor. 

Miris, mak… saya pengen nangis kalo ingat itu. Saya berharap para perempuan di desa mengenal internet dan mau membaca. Saya berharap kebiasaan saya membaca dan menulis di intenet membuat perempuan desa berfikir maju dan mengambil manfaatnya. Saya harap perbincangan kecil kami mengubah cara hidup dan pandangan mereka. Ketika banyak perempuan berkarya dengan internet, mereka terkukung oleh ide yang ditanamkan para produsen produk bayi yang menyesatkan. 

Hobi baca-tulis yang membuat cara pandang saya berbeda jauh dari perempuan desa di sekitar saya. Saya terbiasa mendapat informasi terbaru dari internet. Saya mampu menggunakan internet sebagai media pembelajaran sekaligus mencari tambahan pendapatan keluarga. Saya beruntung menjadi blogger dan bergabung dengan komunitas perempuan keren se-Indonesia, KEB.

KEB adalah kumpulan Emak-Emak Blogger yang konsern pada perempuan dan internet. KEB memiliki misi sebagai tempat menjalin persahabatan dan memfasilitasi semua perempuan yang suka menulis, ngeblog, atau sekedar curhat online di sosial media. Semua anggota KEB juga saling memberi inspirasi, semangat berbagi karya dan ide positif. KEB juga menerima anggota perempuan yang masih lajang tanpa memandang profesi dan pendidikan anggotanya. Cara bergabung di facebook KEB sangat mudah, yaitu perempuan dan punya blog. Jangan lupa like fanpage KEB dan follow Twitter @Emak2Blogger. Ada banyak keuntungan yang didapatkan para perempuan yang bergabung KEB.

KEB memiliki program #KEBPeduliBencana dengan mengajak anggotanya membagi rejeki untuk korban bencana banjir. Informasi rekening dan konfirmasi dapat di grup resmi KEB. Bantuan pada para korban secara berkala diantar sendiri oleh emak-emak blogger ke lokasi. Karena emak selalu berbagi dengan hati tulus.
~~**~**~**~~
2 bukti saya menjadi anggota KEB, like fanpage KEB, dan follow twitter KEB. Semoga tulisan saya memberi manfaat bagi pembaca. Terima kasih.


76 Komentar

  1. Fungsi internet sebagai media informasi dan pembelajaran memang belum merata *sedih* dilain sisi, yg melimpah akses internetnya gak selalu memanfaatkan dg maksimal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sudah ada internet masuk desa. kebanyakan dari mereka juga punya laptop untuk anak/adik. tapi belum dimanfaatkan benar2. biasanya hanya untuk facebookan saja.

      Hapus
  2. Anggota KEB sebagai perempuan melek Internet, masih punya banyak PR ya mak, untuk membantu masyarakat luas. Tulisannya keren mak aku dukung dirimuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih banyak PR mak. selama masih banyak wanita yang terpenjara ide abad 19.
      itu pendapat teman bule ya mak. tapi memang benar sih.

      Hapus
  3. internet harus digunakan dengan bijak! otherwise, ia akan sama menyesatkan...TFS et keereeeen maaak...trop cool! "D...sukseees yaaah...

    BalasHapus
  4. nahhhhh.....hidup asi..tujuan internet memang yang kita ambil positifnya :* semoga menang mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus pandai mendulang sisi positif internet mak. makasih ya.

      Hapus
  5. Bangkit dan sampaikan ke mereka, Mak :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah mak. Jihad yang mudah bagi perempuan. - mengajak perempuan menjadi ibu yang baik. :)

      Hapus
  6. Mak Susi, nanti aku diajari cara mendapatkan ASI yang bagus, baik dan layak ya yang secara alami..hiks, sedih waktu itu enggak kasih Faiz ASI. Somethink happen.

    Internet juga tempat mencari tahu buat aku untuk mendapatkan informasi kesehatan, semoga internet bukan hanya dipakai untuk fesbukan oleh masyarakat di desa ya Mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Astin bisa gabung di AIMI. ada grup AMI di facebook. informasi mereka lebih fresh dan tepat.
      kalau mau ngobrol2 tentang ASI denganku juga tak apa. inbox saja ya.

      Hapus
  7. Haluuu. Makpan cek dan ricek persyaratan, ya. Oke sip.

    BalasHapus
  8. saya juga dulu pernah denger kalo ASI pertama yg keluar yg berwarna kekuningan harus dibuang. Ternyata anggapan itu salah, justru ASI itulah yg paling penting. Miris memang ya mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASI kuning itu asi emas. ASI berkolostrum. penuh dengan zat kekebalan tubuh dari ibu untuk anak. juga penuh gizi dan mineral penting. makanya warnanya kuning dan bening. untuk mendapat manfaat terbesar, ibu hamil harus rajin membersihkan puting susunya. pun setelah melahirkan.
      produsen susu ternama yg mengatakan sufornya berkolostrum itu bohong banget.....

      Hapus
  9. Dulu, 2 bulan Alfi ndak mau minum ASI. Hampir saja ASI saya ndak keluar, tapi untunglah setelah 2 bulan Alfi mau minum ASI dan lama2 ndak doyan Sufor.

    Beberapa ibu disini sepertinya bangga kalau bisa kasih sufor ke bayinya. Apalagi sufornya yang mahal, jadi sok kaya gitu. Padahal ASI yang terbaik dan yang termahal ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. saya ada teman sangat dekat. dia marah pada bayinya. gara2nya bab si bayi selalu keras dan ada sedikit darah kalo minum sufor yng mahal. bahkan yang termahal dan katanya ada extra makanan itu....
      yg bikin marah itu, si anak bab lancar kalo minum sufor murah meriah dari Sari Husada itu. saya tertawa saja mbak. piye meneh. lah dia ngomel2 terus tiap ketemu.

      Hapus
  10. duh, sedih denger asi dibuang :(

    BalasHapus
  11. mani bannga pisan kalo bisa menyebarkan virus internet sehat ya mbk^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Menebar kebaikan dengan cara sederhana.

      Hapus
  12. Banyak informasi yg bisa didapat dr internet, smoga bisa digunakan secara bijaksana ya mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak. mencari informasi di internet juga harus hati-hati sekarang. apalagi informasi hadis2 itu. makin banyak blogger yang hanya mengejar uang. #sedih

      Hapus
  13. iiissh, bener2 miris yaah dengan pendapat orang2 di desa yang lebih memilih sufor dan pospak, padahal kan mereka slalu berada di samping anak2 mereka, bisa kapan saja memberikan ASI mereka tanpa harus berjuang utk memerah segala, bisa mengajarkan anak2 mereka utk toilet training agar tidak pipis/pup sembarangan tidak mengandalkan pospak begitu saja, toh mereka bisa kan men(cebok) kotoran anak2 mereka. *hmm koq ini jadi kepanjangan ya komennya? xiixix, maaf Mbak saya jadi gemes aja bacanya.

    anyway moga menang yah Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban mereka selalu berkisar di najis dan kepraktisan. padahal menurutku di kemalasan dan tertipu oleh kebiasaan bergunjing. xixixi

      Hapus
  14. warga KEB selayaknya memelopori penggunaan ASI bagi si buah hatik ya Jeng
    Salamhangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggih pakde. sudah banyak yg aktif di AIMI = asosiasi ibu menyusui Indonesia.
      maturnuwun pakde

      Hapus
  15. Saya baru tahu tentang ASI yang kuning itu malah bagus. Saya taunya ASI itu putih. Hihihi
    Tambah ilmu nih di sini. Moga maju ke tahap berikutnya ya, Mba!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASI kuning itu asi emas. ASI berkolostrum. penuh dengan zat kekebalan tubuh dari ibu untuk anak. juga penuh gizi dan mineral penting. makanya warnanya kuning dan bening. untuk mendapat manfaat terbesar, ibu hamil harus rajin membersihkan puting susunya. pun setelah melahirkan.
      produsen susu ternama yg mengatakan sufornya berkolostrum itu bohong banget.....

      Hapus
  16. dari internet aku juga membaca info tentang ASI

    BalasHapus
  17. efek pembangun tidak merata, orangkota melimpah akses termasuk yang gratisan....di desa-desa masih belum kenal ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah ada internet desa mbak. :)
      tapi kebanyakan wanita desamalu kalo ketahuan masih belajar. Nah loh....
      mereka sangat heran karena setiap ke sana selalu ada buku di tas saya. jadilah bahan ledekan.

      Hapus
  18. Salut mbak Susi .... jangankan di desa, di kota saya tak banyak sebenarnya yang berpikir seperti mbak Susi. Sukses ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya punya interest di bidang pendidikan mbak. tidak selalu berarti ke sekolah, edukasi masyarakat juga. upaya kecil untuk perubahan. tak selalu dianut, tapi setidaknya sudah berusaha

      Hapus
  19. Jangankan org desa mak, yg org kota aja banyak yg masih pakein pospak utk bayi2nya. Bukan krn bangga tetapi krn gak mau ribet. Padahal utk mereka akses internet sudah terbuka luas yaaa... Sungguh miris memang saat membandingkan miskinnya pengetahuan dengan ketakpedulian :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak. katanya ganti pospak/diapers anak sehari 4 kali loh. apa ga kasihan anaknya ya... padahal kalo mereka tahu salah satu bahaya selalu memakai diapers adalah bikin anak mandul, mereka pasti menghindarinya.

      Hapus
  20. Betul sekali mbak, sekarang ini semua pengen praktis saja dan tidak memperdulikan kesehatan si anak. Tapi di rumah anak kami tidak pake pempers kalau pipis di lantai ya kita pel lah...dan anak-anak selama dibawah dua tahun selalu full ASI lo...

    Salam
    Edi Padmono

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mas Edi. saya sering melihat para ibu "malas" yg lebih suka membeli diapers daripada mengepel. satu informasi of the record karena keterbatasan jumlah kata, rata2 para ibu yg saya bicarakan di atas mengganti diapers anaknya 4x perhari. itu artinya anak tak pernah lepas dari diapers. sedih ya.

      Hapus
  21. beda lho anak yg dikasih asi full sama formula. Kebukti fida yg sekarang kelas 4 SD dulu asi cuma 2 bulan aja, dia sekarang pemau dan gampang minder. Sementara keisha yg masih 1 tahun keliatan PD banget dan gesit bgt. Setelah aku naya ke mbak katanya memang pemberian susu itu pengaruhnya besar...apalagi ASIP..mbak kayak sapi perah di frezer tandon susunya banyak..wkwkwkwk

    BalasHapus
  22. Beda perempuan yg melek internet dan perempuan yang kudet gara2 gak melek internet ya Mak. Semoga kelak tak ada lagi perempuan2 yg rendah tingkat pendidikannya dan tak update informasi2 terkini.
    Sukses ya Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya bukan hanya melek internet, mak. tapi kemauan untuk belajar. masih banyak wanita pemakai internet yang memakainya sebatas menulis status di FB.

      Hapus
  23. Kalo cara pandang kaum wanita urban(yang belom mengenal inet) pastilah akan demikian ya Mak. Perlu mengenalkan pemahaman tehnologi dan budaya membaca lebih baik, bukan begitu yaa Mak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak. intinya di budaya membaca dan mau belajar. bukan memasrahkan apalagi menyalahkan alam. terima kasih ya.

      Hapus
  24. emak keren nih. *applause*. Salam ya mak :D

    BalasHapus
  25. iya bener. penyebaran informasi komunikasi itu tidak semata tugas pemerintah tapi juga tugas kita2 sebagai warga negara dan anggota masyarakat ya mak. semanget terus mak. sukses selalu untukmu

    BalasHapus
  26. Aku gak bisa gabung di KEB, padahal pengen...syarat pertama udah berat..hahahaha

    BalasHapus
  27. orang dsa mau kayak orang kota ngasih sufor ke anaknya, padahal orang kota skrg berusaha menghindari sufor

    BalasHapus
  28. Waktu dulu belum paham internet, saya salah langkah kasih mpasi buat si sulung :(
    Syukurlah skr sdh bnyk ibu2 yg melek internet di sekitar saya dan sadar bagaimana mpasi yg baik u bayinya.Sempat jg sy bagikan file pdf panduan mpasi lengkap dr milis. Sayang, semua file itu hilang krn laptop kena virus.
    Tulisannya bagus, Mak....semoga sukses di ajang SB2014 ^_^

    BalasHapus
  29. semangat sosialisASI, mak! saya juga suka miris kalo ada tetangga yg kemakan iklan sufor. TT__TT

    BalasHapus
  30. sosialisasi ttg internet seperti itu mak, aksesnya lebih gampang, apalgi didesa, lebih mengena biasanya..maree mak gandengan tangaan yuk

    BalasHapus
  31. Waduh miris banget ceritanya, Mak. Apakah di desa masih kesulitan mengakses internet? Mungkin memang harus diadakan penyuluhan melek teknologi internet ya, Mak :)

    BalasHapus
  32. Ya benar aku juga dari internet membaca info tentang manfaat ASI yang keluar pertama kali itu yang namanya kolostrum amat bermanfaat bagi bayi terutama untuk daya tahan tubuh sehingga bayi tidak gampang sakit. Good Luck !

    BalasHapus
  33. masyarakat sekitar utamanya perempuan memang harus kita edukasi u memanfaatkan internet sebaik mungkin ya mak ...sukses terus mak

    BalasHapus
  34. Kalo gue ya, Bun. entar kalo nyari istri malah maunya perempuan desa yg gk kenal internet. Biar entar gue yg ngajarin.

    BalasHapus
  35. betul, banyak ilmu yang bisa didapat dari internet. selama digunakan secara positif tentunya :)

    BalasHapus
  36. Aaaah ini keren banget... bahwa internet gak cuma untuk kita pengguna, tapi untuk orang2 yang gak menyentuh internet supaya mereka memiliki pengetahuan setidaknya sama, tentang menjadi ibu. sukaaaa :)

    BalasHapus
  37. Iya ya mbak, masih banyak yang menganggap ASI pertama yang berwarna kekuningan itu susu kotor. Waktu saya hamil & menyusui, saya juga banyak dapat informasi berguna dari internet & baca2 blog orang lain.

    Sukses ya, maaf baru berkunjung.

    BalasHapus
  38. Sepakat Mak, dulunya perempuan dianggap nggak tau apa-apa, sekarang karena internet kita nggak dibatasi lagi sama ruang, waktu dan jarak. Sukses Mak ;)

    BalasHapus
  39. tugas kita yang harus memberi pencerahan kepada orang2 di sekitar kita

    BalasHapus
  40. keren mak..yup tugas kitalah mengedukasi masyarakat untuk berinternet sehat..sukses ya :)

    BalasHapus
  41. beneran miris ya mak, soal kolostrum yg padahal begitu bermanfaat malah dibilang kotor :'( coba kalo mereka kenal internet ya mak, hal yg salah seperti itu bisa diluruskan karena kita tau ilmunya..
    salam kenal mak Susi ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah mak. Betapa beruntungnya kia. Punya koneksi internet dan punya semangat belajar.

      Hapus
  42. Kunjungan MakJur.
    Good luck ya, Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga bisa komen di kolom yang baru, nebeng dibawah Mak Sary deh.
      Halo Mak, MakJur Alaika visit nih, good luck yaa! :)

      Hapus
    2. Terima kasih mak Sary & mak Alaika. <3

      Hapus
  43. sekali lagi, harus pinter2 memanfaatkan intetnet

    sukaaa mak

    BalasHapus
  44. Kunjungan Mak Jur yang paling terakhir. Good luck ya, mak :-*

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)