Pengalaman Istimewa Di Desa Tembi Yogyakarta

Blogger Nusantara 2013 di Jogja menjadi pengalaman istimewa bagi saya.  Mulai dari buka lapak di sana, bernarsisria di sana, bertemu para teman blogger yang sudah saya kenal melalui tulisannya, koordinasi langsung para admin warung blogger, juga lokasi kopdar Blogger Nusantara yang istimewa.


Jogja. Kota ini identik sekali dengan kata Malioboro dan shopping. Saya ingin menambah kata mahal karena beberapa kali kena di malioboro. Namun image ini langsung luntur setelah saya mengunjungi Joglo Abang dan desa Tembi. 2 lokasi yang sudah terkenal ini ternyata tidak membuat para penduduknya menjual mahal dagangan mereka. Semua tariff normal. Bakso 5000, rujak 1500, bahkan penjual jajan lain seperti air meniral dan camilan kemasan pabrik pun tidak di-mark-up harganya. Tetap harga standar. Jadilah image mahal itu pupus kecuali di kata kunci rumah-tanah dan Malioboro. Maklum, saya tak bisa menawar.

Pengalaman paling istimewa saya di Jogja adalah di desa Tembi. Tidur di lantai yang sangat dingin awalnya membuat saya jengkel. Saya terlalu lelah hingga tertidur di bis. Saya juga merasa lapar dan dingin.  Dan masih harus tidur beralaskan tikar saja. OMG…. Setelah memakan 2 pisang kawisto yang sangat manis, rasa kantuk tak bisa lagi ditahan. Saya langsung tidur tanpa cuci muka atau ganti baju. Tak terfikirkan mandi di sana. Dingin sekali. Dan saya hanya memakai celana kain yang tipis dan sebuah jaket hitam saja. Dan semua pengalaman di malam hari itu langsung menguap setelah saya bangun tidur, mandi, sholat dan makan camilan yang disediakan. Saya diliputi rasa hangat melihat arsitektur dan taman rumah pak Sudirjo yang menjadi homestay saya. Rumah ini adalah rumah idaman saya. Banyak sudut saya abadikan. Termasuk furniture-ukiran tua di rumah ini. saya berasal dari Jepara, tempat dimana semua ukiran ini “mungkin” dibuat. Saya memperhatikan semua almari di sana berasal dari kayu berdiameter besar dengan ketebalan yang lumayan. Tanpa sambungan dan kayu putih pula. Jika almari ini dibuat jaman sekarang, harganya tentu setara dengan sebuah motor bebek. Kemudian saya memperhatikan kursi-kursi dan bagku yang juga tebal dan tanpa sambungan.

Keluar rumah di kala matahari masih malu-malu, saya menemukan buah kepel atau buah Burahol yang membuat saya penasaran sejak lama. Kabarnya buah ini adalah buah yang digunakan para putri raja untuk menghilangkan bau badan. Buah ini manis dan baunya wangi. Konon katanya, buah ini buah terlarang bagi wanita hamil.

Buah kepel memiliki rasa manis namun daging buahnya sangat sedikit. Dalam satu buah terdapat 5-7 biji dan biasanya panen raya pada bukan Desember –Januari. Saying sekali, buah lokal yang unik ini belum ada yang menjual di pasaran. Saya sedih jika mengingat betapa banyaknya buah lokal yang belum dijual bebas di negaranya sendiri. Saya harap sebentar lagi kita bisa dengan mudah menemukan para penjual buah asli Indonesia yang unik seperti kepel, langsep, kesemek, cempedak, jambu bol, dan juwet,
Usai sarapan dengan pecel, saya dan teman blogger bernama Cheila langsung mengeksplor semua sudut desa tembi. Sebuah foto peta desa tembi kami jadikan acuan. Di sinilah saya dan Cheila belajar membuat batik lukis. Ini adalah pengalaman paling berkesan bagi saya. Ah tidak… semua pengalam di desa Tembi adalah pengalaman yang sangat istimewa dan saya sudah membuat banyak posting cerita tenangnya di blog ini. saya sudah mensetting semuanya tayang pada jam 3 sore, Ingin mengetahui semua cerita saya? Jangan lupa untuk kembali kemari besok sore, dan ikuti semua posting yang saya publish beruntun untuk kontes di blogdetik.

Pengalaman seru di desa Tembi ini SEHARUSNYA saya ikutkan pada Lomba Menulis Kreatif Blogger Nusantara 2013 yang diadakan oleh mas Ari Es.Tapi tertahan lama di draft. :D

11 Komentar

  1. wah belum pernah ke sana, tapi pernah dengar namanya ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Joe harus ke sana. tempatnya asyik banget.

      Hapus
  2. sejak acara BN jadi makin penasarann banget sama tembi...kpn ya bisa ke tembi??^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tugas di sana sudah usai atau pas liburan. :)

      Hapus
  3. Saya juga terkesan sekali waktu tinggal di Tembi ini, Mbak, meski hanya semalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pak. Kesan sederhana bersahaja namun berbudaya.

      Hapus
  4. walaupun telat tapi tetap masih bisa aku baca mbak pengalaman di Tembinya

    BalasHapus
  5. salam kenal mbak ^^

    saya juga pernah mampir ke tembi tapi hanya sekedar singgah aja, itupun pas malam.
    wah mbak suka buah kepel??

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)