Babu Backpacker: Backpacking Murah ke 4 Negara Tetangga

Ada banyak cara untuk menikmati hidup. Berwisata adalah salah satu cara untuk mengurai kepenatan rutinitas dan tuntutan hidup. Pergi berlibur sejenak ke tempat wisata, bisa membantu diri tetap waras di tengah gempuran tuntutan kerja dan tuntutan hidup. Bersama teman atau keluarga, atau bahkan sendirian, semua tetap menyenangkan. Kita bisa berwisata ke tempat yang cukup jauh, atau mungkin ke negeri tetangga yang belum pernah kita datangi. Kita perlu menyiapkan dana wisata yang sesuai dengan budget yang dapat disiapkan dalam kurun waktu tertentu. Mahal? Tergantung bagaimana wisata yang kita pilih. Ransel atau koper? Semua tergantung pilihan kita sendiri. Jika dana kita cukup untuk berwisata yang elegan dan berkoper, ayok siap-siap.... jika dana hanya sedikit yang yang dimiliki adalah tekad? Jadilah backpacker seperti Aisy Laztatie yang sukses backpacking 4 negara dengan dana RM1500 atau setara Rp 5.000.000,- pada bulan Desember 2014 lalu. Semua bisa kita baca pada buku Babu Backpacker: Antologi Karya TKI Malaysia


Ketika dunia media sosial sempat digemparkan oleh curhatan Prista Apria Risty yang menjadi TKW Hongkong itu, para TKI Malaysia yang sebagian besar wanita menulis sebuah buku antologi perjalanan wisata secara backpacker. Pipiet senja sebagai pencetus ide sekaligus editor membantu cita-cita mereka menjadi penulis buku. Mereka mendapat sponsor dari Kargo Mandiri Sejahtera Mandiri dan Telin Malaysia yang terkenal dengan Kartu As Malaysia-nya itu. Para TKI yang menyebut diri mereka babu itu ternyata memiliki banyak kisah unik.

Di atas, saya sebutkan sebuah pengalaman fantastis seorang TKW Malaysia yang berbackpacker ria ke 4 negara bersama 1 temannya dengan dana sangat minim. Vietnam, Cambojia, Thailand, Indonesia adalah tujuan wisata 2 TKW nekat itu. Budget awal yang disiapkan sekitar 5 juta! Bagaimana bisa? Tidak seru kalau tidak membaca bukunya sendiri. Yang jelas, saya sangat terkesan dengan kisahnya yang detail, runtut, termasuk biaya yang dikeluarkan setiap sen dijelaskan. Saat membacanya, saya mendapat sensasi aneh ingin segera packing dan berangkat. 

Kisah Aisy Laztatie (nama Pena Desi Lastati, tokoh utama Babu Backpacker) dilengkapi dengan kisah 13 TKI lainnya yang mengisahkan perjalanan mereka di seputar Malaysia. Meski tak sefantastis kisah pertama, tetapi setidaknya, kita bisa tahu bagaimana cara pergi berwisata ke Kampung Soeharto di Malaysia, Cameron Highland, pulau Batik Malaysia, genting highland, atau menyeberang ke Singapura. Beberapa mengisahkan perjalanan mandiri, ada pula yang memutuskan mengambil paket wisata di tempat agar lebih bisa lebih puas berwisata. 

Menurut saya, buku ini sangat menarik. Lepas dari banyaknya kesalahan ketik akibat autocorrect di word, saya menikmati proses membacanya. Saya tidak menghitung typo yang ada, tetapi melihat tanda yang saya buat di buku, setidaknya ada 10 dan untungnya tidak mengganggu secara konteks. Dan... ada 2 kisah yang diceritakan dengan bahasa semi Melayu, yang saya pahami dari lamanya penulis tinggal di Malaysia. 2 hal yang saya sebut di atas jangan sampai dijadikan alasan untuk tidak membaca buku Babu Backpacker. Apalagi jika kamu mengaku suka atau ingin berwisata ke luar negeri secara murah meriah namun berkesan. Silahkan hubungi mbak Pipiet Senja untuk membeli buku Babu Backpacker.  Mau yang gratisan? Tenang.... saya punya 5 buku Babu Backpacker yang akan saya bagi gratis. Tetapi tidak di sini dan tidak sekarang ini ya... IinsyaAllah saya akan membaginya dalam bentuk kuis di Warung Blogger pada hari Minggu 12 April 2015 ini. 

Oh ya, teman-teman yang menunggu Bagi hadiah #KadoApril yang seharusnya tayang pada tanggal 5 kemarin, mohon maaf ya, karena beberapa hal, saya menundanya 2 minggu lagi. Saya sangat sibuk menyiapkan banyak hal terkait rencana pembukaan toko saya seperti cerita saya di posting sebelumnya. Mohon ditunggu ya... dan ... jangan lupa, Minggu 12 April 2015, setelah pukul 9 pagi, saya akan membagi 3 buku Babu Backpacker gratis. 2 buku Babu Backpacker akan saya bagi pada tanggal 19 April 2015 nanti.

Judul Buku: Babu Backpacker
Penulis : Aisy Laztatie, dkk
Penyunting dan editor: Pipiet Senja
Layout : Zhizhy Siregar
Design cover Haekal Siregar
Cetakan I: February 2015
ISBN : 978-602-71276-2-5
Penerbit: Yayasan Bunda Hadijah - Pipiet Senja Publishing
Distribusi: Kargo Mandiri Sejahtera Malaysia & Telin Malaysia.

16 Komentar

  1. Saya juga pernah mengalami jalan2 dengan uang minim, waktu ke disneyland HK. Sebenarnya uang ada tapi masih di ATM, kebetulan di dalam disneyland ndak menemukan mesin ATM. Akhirnya mau beli apa-apa harus lihat harga terus lihat dompet :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... Ga enak banget ya mbak.
      Kalo saya sih jarang banget tengok toko. Lempeng ae dan eman uange.

      Hapus
  2. Aku belum baca nih mbak masih nunggu antrian buku yang lagi aku baca. Wah mbak susi mau ada kuis lagi ya, aku harus ikutan nih Insya Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik.... Ikutan ya mbak. Di grup WB kuisnya.

      Hapus
  3. Pas bangad buat dijadikan referensi, terutama penyuka travelling.

    BalasHapus
  4. Pasti banyak tips dari buku ini ya mba Susindra.
    Pengen dong dapat bukunya, hehe...

    BalasHapus
  5. Ternyata bisa murah begitu ya? nggak kepikiran sebelum baca artikel ini

    BalasHapus
  6. Aku blm bacaaaaa.... Lg kumat setresnyaaa :D

    BalasHapus
  7. wah kece mbak boleh juga nih buat bahan bacaan mantap mbak

    BalasHapus
  8. Wah, buku perjalanan dari TKI, kebanyakan yang aku tau yang bikin buku tentang travelling itu traveller atau kagak backpacker. Ini 'Babu Backpacker', kayaknya bakal seru deh, jadi pengen bukunya :D. Semoga aja bisa dapat gratisan xD

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)