Review dan Sinopsis Film Poltergeist 2015

Lama sekali saya tidak menulis review dan sinopsis lengkap film horor, ya. Kali ini bolehlah saya kembali menjajal kebiasaan saya mereview dan membedah film. Semoga masih ada teman-teman Susindra yang setia mengikuti posting saya tentang film di blog ini. Kali ini, saya akan mengulas Review dan Sinopsis film Poltergeist 2015.

Review dan Sinopsis Film Poltergeist 2015


Pindah ke rumah baru dan dihantui menjadi tema favorit pembuat film horor di dunia. Ada banyak sekali film yang dimulai dari tinggal di lingkungan baru dan terjebak dalam horor rumah berhantu. Biasanya keluarga yang terjebak menginvestasikan seluruh uangnya di rumah baru yang relatif jauh dari tempat tinggal keduanya. 

Sebut saja film The Conjuring 1 (2013) yang menceritakan teror keluarga Perron di Harrasville Rhode Island. Mereka membeli sebuah rumah dengan tanah sangat luas menggunakan seluruh uang yang mereka miliki. Atau, kisah Eve Parkin dan anak-anak yang dievakuasi ke Eel Marsh House di kota Crythin Gifford Inggris dan ternyata menemukan teror di film The Woman In Black2 (2014). Selain horor hantu/iblis, mereka terjebak oleh keadaan sehingga menambah jumlah teror. Bedanya adalah, jika The Perron terjebak oleh minimnya dana, Eva Parkin dan anak didiknya terjebak oleh banjir rawa-rawa setiap sore. Maka lengkaplah suda penderitaan mereka, dan puaslah kita dibuat takut oleh film horor yang kita tonton. 

Tahun 1982 lalu, ada sebuah film horor garapan Tobe Hooper dengan Steven Spielberg sebagai penulis naskahnya. Film horor ini sangat sukses dan mendapat 3 nominasi Oscar serta menang beberapa penghargaan serupa . Dengan dana $10.700.000, film ini mendapatkan lebih dari $123.600.000 pada tahun 1982. Penasaran film apa itu? POLTERGEIST jawabannya. Film ini mendapat rating yang tinggi dan mendapat tanggapan positif. “Salah satu film yang sulit kulupakan,” kata penggemar fanatiknya. 



Tahun 2015 lalu penggemar Poltergeist 1982 diajak berreuni dengan rilisnya film Poltergeist versi baru. Saya menyebutnya Poltergeist 2015 agar bisa membedakan dengan film sebelumnya. Apalagi film berjudul poltergeist ada 9:
1. Poltergeist (1982)
2. Poltergeist (2015)
3. Poltergeist: The Legacy (1996 – film seri TV)
4. Poltergeist III (1988)
5. Poltergeist (2010) – film pendek
6. American Poltergeist (2015)
7. Poltergeist Activity (2015)
8. Poltergeist II : The Other Side (1986)
9. Poltergeisty (2012) film pendek

Sudah banyak film yang menggunakan judul Poltergeist, ya. Kata poltergeist memang mewakili kesan horor dan teror. Poltergeist jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah segala benda yang memiliki kekuatan magis atau roh (biasanya jahat) di dalam benda tersebut. Selain kata Poltergeist, kata insidious yang berarti sesuatu yang tersembunyi menyergap/menyerang ketika kita lengah. Arti lainnya adalah roh jahat yang mempunyai rencana jahat dan licik.

Poltergeist di tahun 2015 sebenarnya adalah remake film Poltergeist 1982, namun memiliki kisah yang sedikit berbeda. Intinya sama, tetapi setting disesuaikan dengan masa sekarang. Nama keluarga yang tinggal dan poin ceritanya juga sedikit berbeda. Poltergeist 1982 menceritakan tentang keluarga agen perumahan sukses bermarga Freeling (Steve, Diane, Dana, Robbie dan Carol Anne). Film Poltergeist 2015 menceritakan keluarga bermarga Bowen (Eric, Amy, Kendra, Griffin, dan Madison) yang kehabisan uang ketika pindah rumah. Penasaran dengan sinopsis film Poltergeist 2015? Saya mulai ya.
*****

Film dibuka dengan adegan keluarga Bowen yang sedang berada di dalam mobil yang melaju ke rumah baru mereka. Eric Bowen (Ayah, diperankan Sam Rockwell) menyetir mobil dengan bantuan GPS. Amy (Ibu, diperankan oleh Rosemarie DeWitt) berada di sampingnya. Di dalam mobil mereka ada 3 anak, Kendra (sulung, 16 tahun, diperankan oleh Saxon Sharbino), Griffin (usia sekitar 9 tahun, diperankan oleh Kyle Catlett) dan Madison (sekitar 6 tahun, diperankan Kennedi Clements).  Mereka berbincang akrab meski diselingi keributan anak-anak. 

Mereka tiba di rumah baru mereka dan disambut agen perumahan. Seperti biasa, pengenalan singkat situasi rumah terwakili oleh anak-anak yang berlarian memilih kamar. Eric sebenarnya baru saja dipecat dari pekerjaannya dan bermaksud memulai hidup di kota baru bersama keluarga. Mereka menghabiskan seluruh uang untuk membeli rumah tersebut.

Suatu kebetuan si kecil Madison memilih kamar yang menjadi gerbang ke dunia lain (tentunya begitu  karena si kecil ini menjadi pusat cerita). Mirip seperti konsep kita yang meyakini anak usia di bawah 7 tahun belum mendapat dosa atas perbuatannya sehingga dia masih suci. Griffin si anak laki-laki mendapat kamar di atap. Suatu malam, seluruh alat elektronik hidup sendiri sehingga membangunkan Griffin. Ia menuju ruang keluarga dan melihat Madison sedang bercakap-cakap dengan televisi. Melihat Griffin, Madison mengatakan “Mereka datang,”. Griffin berusaha keras mematikan daya TV dan menyebabkan lonjakan listrik.  Dari dalam TV yang menyala tanpa gambar itu tiba-tiba muncul sebuah tangan dan Madison dengan wajah polos berkata, “Mereka sudah tiba di sini.”



Pada pagi harinya Kendra marah-marah dan menuduh Griffin memainkan ponselnya sehingga rusak. Eric dan Amy mencoba melerai mereka dan dari sinilah kita tahu konflik keluarga mereka berkaitan dengan ekonomi. Juga ketika semua kartu debit dan kredit Eric ditolak di mini market. Selama beberapa waktu, Griffin menemukan banyak kejadian horor di sekitar mereka. Dia sangat sedih dan jengkel karena tak ada yang percaya padanya. 

Suatu malam, Eric dan Amy menerima undangan makan malam di keluarga teman mereka, keluarga Stoller. Di acara makan malam itu mereka tahu bahwa area perumahan mereka dahulunya adalah pemakaman umum. Juga, bisik-bisik sekitar bahwa pihak pengembang hanya memindahkan nisan saja.

Di rumah, Kendra menjadi pengasuh adik-adiknya dengan senang hati karena telah dibelikan HP baru. Saat itulah teror nyata terjadi. Kendra ke lantai bawah karena mendengar suara aneh. Lantai pecah dan lumpur hitam keluar disambung dengan tulang tengkorak yang menahan kakinya. Kendra terjebak di sana. Griffin yang berada di kamar diserang oleh badut dan boneka yang tersembunyi di dalam lemari. Griffin berhasil menyelamatkan diri dan mencari Madison. Dia melihat Maddie atau Madison yang berdiri di depan lemari kamarnya. Sebelum bisa menolong Madison, Griffin ditangkap oleh dahan pohon di dekat kamarnya dan digantung di atas pohon. Madison masuk ke dalam lemari karena boneka kesayangannya bergerak ke dalam lemari.

Amy dan Eric pulang ke rumah dan menemukan Griffin dan Kendra yang terbebas dari teror yang menahan mereka. Mereka tak berhasil menemukan Madison. Dia hilang. Saat putus asa, mereka mendengar suara Madison dari dalam TV. 

Putus asa, Amy dan Eric menemui Dr Brooke Powell ( Jane Adam), seorang peneliti paranormal. Brooke membawa timnya Sophie (Susan Heyward) dan Boyd (Nicholas Braun) untuk meneliti fenomena supranatural di sekitar rumah. Boyd diteror ketika memasang kamera di kamar Madison. Saya paling ngeri ketika mesin bor Boyd bergerak sendiri di sekitarnya. Pegangan suami kencang (eh? Curhat). Boyd berhasil melarikan diri dengan bekas merah di tangan. Kursi dan perabot yang bergerak sendiri menyerang juga mengindikasikan kekuatan jahat pengganggu rumah. Brooke pun menyimpulkan bahwa apa yang mengganggu rumah Bowen adalah poltergeist, sehingga mereka membutuhkan tenaga ahli seperti Carrigan Burke(Jared Haris)  – paranormal yang memiliki program TV membersihkan (meruwat) rumah dari makhluk jahat yang terkenal. Acara TV Carrigan adalah program TV favorit Kendra. Dan ternyata, Carrigan adalah bekas suami Brooke. 

Ternyata Madison ditahan oleh penghuni kuburan yang tak berhasil mengikuti cahaya menuju alam baka. Dia harus menjadi penunjuk jalan dengan resiko ikut masuk ke alam baka selamanya. Beberapa cara dilakukan untuk menyelamatkan Madison namun gagal.  Di antara semua, Griffin yang merasa paling bersalah karena gagal melindungi adiknya. Ketika melihat semua keluarga lengah, dia berlari masuk perangkap madison untuk memandunya pulang ke rumah. Melihat aksi Griffin, maka Carrigan memutuskan mengorbankan dirinya untuk menggantikan kedua anak kecil tersebut. Apalagi roh yang mengganggu mereka sangat jahat.

Berhasilkah usaha mereka? Bagaimana mereka memadamkan kemarahan para roh yang terperangkap di dunia dan begitu mendambakan cahaya menuju alam baka sehingga menjadi sedemikian jahat? Apakah ada tokoh yang meninggal? Silakan menonton filmnya sendiri, ya. Hehehe.... Tak seru jika saya menulisnya lengkap sampai ending.

*******
Sutradara: Gil Kenan
Produser: Roy Lee, Sam Raimi, Robert G. Tapert
Penulis naskah: David Lindsay-Abaire
Berdasarkan naskah Poltergeist karya Steven Spielberg
Pemain film: Sam Rockwell, Rosemarie DeWitt, Jared Harris, Jane Adams
Pengarah musik: Marc Streitenfeld
Pemroduksi film: Fox 2000 Pictures, Metro-Goldwyn-Mayer, Ghost House Pictures, TSG Entertainment, Vertigo Entertainment
Pendistribusian film oleh: 20th Century Fox
Tanggal rilis: Mei 2015
Durasi film: 93 menit
*******

Film ini seru, menegangkan dan berusaha mengalahkan keberhasilan film Poltergeist 1982. Secara umum kisahnya agak mirip meskipun sudah disesuaikan dengan situasi saat ini. Jadi tidak seperti film The Conjuring yang setia di setting tahun 1970-1980-an. Sayang, usaha Gil Kenan (sutradara) menyaingi Tobe Hooper dikritik habis oleh penggemar yang kecewa. Memang tak mudah menyingkirkan kesan kuat dan teror film horor tahun 1982 itu. Maka upaya me-remake film ini terganjal oleh pesimisme penggemar Poltergeist asli. 

Lepas dari kekecewaan para penggemar film Poltergeist 1982 sehingga memberikan rating rendah, saya senang dengan film ini. Film ini berhasil membuat saya deg-degan selama menontonnya. Apalagi kesan keakraban keluarga menengah ke bawah di Amerika terwakili dengan baik. Hubungan harmonis dan kasih sayang keluarga juga terlihat lebih eksplisit dan saya senang dengan dialog keluarga. Jadi, belum tentu rating rendah berarti film buruk. Psst... sebenarnya film ini menang penghargaan Film Terburuk versi Chainsaw Award. Tetapi, jangan menyerah dahulu sebelum menontonnya. Toh ada 3 nominasi Young Artist Award yang diterima, jadi tak seburuk yang dikesankan. Untuk box office, film berdana $35 juta ini mendapat penghasilan kurang memuaskan, $95,6 juta. 

Bagaimana dengan rating film? Film ini termasuk PG-13 (parent guide untuk usia 13 tahun ke atas) karena masih termasuk sopan. Ada satu adegan di dalam kamar tetapi hanya candaan suami istri. Setidaknya, jangan tonton bersama anak, lah, ya. Adegan lain yang perlu diwaspadai adalah adegan meminum wiski meski sebenanya tidak terlalu dipahami sebagai miras. Adegan hot lain tidak ada. 

Terkadang perlu bagi saya menulisnya sekalian karena ada pembaca yang bertanya. Hihihi... alhamdulillah saya punya penggemar film horor sendiri meski sudah lama tak menulisnya. Maaf ya, saya sempat terganggu dengan sebutan Blogger Spesialis Horor. Aduh... padahal saya hanya menuliskan salah satu hobi saya yaitu menonton film horor. Sama saja? Iya! Sebenarnya sama saja, makanya, tunggu ulasan saya tentang film The Conjuring 2 : The Enfield Poltergeist

Selamat menonton film Poltergeist, ya! Terima kasih sudah membaca Review dan Sinopsis Film Poltergeist ala Susindra!

6 Komentar

  1. Mba susindra termasuk penggemar film horor ya :D
    sinopsisnya cukup mewakili, bacanya aja udah berasa horor apalagi kalau di tonton ya

    BalasHapus
  2. Cerita filmnya hampir sama dengan conjuring yang pertama ya mbak😄

    BalasHapus
  3. Film horor aku ogah nonton.mbak, teringat trus habis nonton. Apalagi di rumah cuma berdua sama bayi

    BalasHapus
  4. tedaaaak, langsung lihat bannernya, sekiranya pelem2 horor aku langsung mlipiiir, atuut!!

    BalasHapus
  5. aku udah lama nggak nonton pilem horor, mba. Kayaknya kalau mau nonton harus siang-siang deh biar nggak ketakutan. Entah kenapa, skarang kalau nonton film horor, udah ketakutan. Padahal dlu sukak banget

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)