Reshuffle Kabinet Jilid 2 dan Pertumbuhan Ekonomi

27 Juli 2016 pukul 11 siang, publik diguncang oleh berita pengumuman hasil reshuffle jilid 2 oleh Presiden Joko Widodo. Ada 12 nama menteri dan satu kepala BPKM yang diumumkan dan diperkenalkan secara langsung di teras belakang istana Merdeka. Siang itu juga, 13 nama tersebut dilantik dan diambil sumpahnya pada jam 13:30. Alasan yang dikemukakan oleh Presiden RI adalah percepatan kerja dalam tim yang solid dan saling mendukung.

Peristiwa pencopotan sejumlah menteri kali ini menuai banyak pro kontra. Banyak yang menyayangkan pencopotan beberapa nama dan mencari-cari alasan reshuffle. Para pakar membahas dari ujung rambut sampai ujung kaki. Para netizen tak kalah heboh. Beragam alasan mengada-ada dilontarkan. Bahkan di twitter ada tagar #Singkatanmenteri yang lucu-lucu dan membuat saya sulit berhenti ngguyu. Para ibu-ibu pun tak kalah ramai, terutama terkait pencopotan Pak Anies Baswedan dari posisi Menteri Pendidikan. Banyak ibu-ibu yang mengidolakan beliau dan ketakutan jika kurikulum sekolah akan diganti karena pergantian menteri.


Jika dicermati lebih dalam, sejumlah jabatan menteri yang diganti adalah menteri yang tak jauh dari urusan ekonomi dan pembangunan Negara. Alasan yang dikemukakan presiden kita adalah demi percepatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih belum memenuhi harapan. Apa iya? Mungkinkah pernah terlintas pertanyaan, bagaimana cara mengukur pertumbuhan ekonomi suatu Negara? Reshuffle jilid 2 membuat saya mencari bacaan ringan tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tersesat dengan cara menyenangkan di Kumpulan berita investasi saham dan valas okezone.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). GDP atau produk domestik bruto adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu tertentu di satu Negara/wilayah tertentu. 

Apakah harus bisa menghitung PDB? Ah, tidak. Kita tak perlu menjadi pakar ekonomi. Apalagi saya yang hanya suka bacaan ringan meski topiknya terkadang berat. Paling banter saya dan melahap berita seputar ekonomi di portal berita jika sedang membutuhkan berita ekonomi terbaru. Menurut saya, kita perlu menyisihkan sedikit waktu untuk mengetahui berita seputar ekonomi di Indonesia. Karena mau tidak mau kita yang pertama terkena imbasnya jika terjadi gejolak ekonomi. Ketika bensin naik, misalnya, penyesuaian harga akan sangat terasa karena menyangkut semua lini, kan? Di situlah pentingnya.

Ah ya, saya jadi ingat kisah beberapa tahun lalu ketika suami mencoba forex online di saat senggang. Tiba-tiba dia rajin mengikuti Kumpulan berita investasi saham dan valas okezone. Baginya, portal yang satu ini mempunyai berita yang up to date dan komplit dengan pembahasan yang mendalam.

“Kamu sudah mirip pakar ekonomi yang tahu perkembangan saham dan kejadian luar biasa di suatu Negara,” seloroh saya dulu. Karena komputer kami hanya satu, saya pun menjadi penunggu forex online-nya. Hahahaha.. Ah itu masa lalu. Sekarang suami lebih suka membuat kerajinan tangan, meski sesekali tetap mengikuti berita ekonomi. Meski begitu, kebiasaannya membaca Kumpulan berita investasi saham dan valas okezone belum ditinggakan sampau sekrang ini

http://economy.okezone.com/sahamdanvalas = Kumpulan berita investasi saham dan valas okezone

6 Komentar

  1. hehehe doakan saja mba semoga kinerja dan kualitas kabinet sekarang lebih mantap :) #Indonesia Bangun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Herva. Presiden tahu benarsiapa yg dibutuhkan

      Hapus
  2. Tak kira ngulas tuntas tentang resguffle dan pertumbuhan ekonominya mbak :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)