Selamat Ulang Tahun Ketiga, Vania!

Vania sayang, selamat ulang tahun yang ketiga, ya. Bahagianya di hari ultahmu ini berbagi suka dengan teman-teman bunda di Vania’s May Giveaway.

Vania sayang, usia 3 tahun berarti semakin banyak sudut rumah yang kamu telusuri. Semakin banyak hal baru yang menarik minatmu, dan semakin banyak ceria yang kamu berikan di rumah. Dan bude Sus punya sebuah cerita indah untukmu tentang pengalaman bude Sus jalan-jalan sambil memperkenalkan produk unggulan Indonesia pada buyer luar negeri. Bude Sus menyebutnya perjalanan mencari produk ekspor di Jateng-Jatim.

Vania sayang, 
Bisa dibilang bude Sus adalah salah satu duta yang memperkenalkan aneka furniture dan kerajinan dari Jepara dengan menjadi guide furniture berbahasa Perancis dan Inggris. Ini pekerjaan sambilan saja, sayang. Bude Sus lebih suka seharian bersama kak Destin dan kak Binbin di rumah sambil tetap menghasilkan uang melalui blog maupun sebagai marketing freelance’s furniture. Aduh, istilah bude Sus sulit, ya? Vania harus belajar bahasa Inggris dengan rajin nanti, tapi saat ini bisa bertanya pada ayahbunda dulu. 
Bude Sus bangga menjalani profesi ini karena beragam pengalaman baru selalu bude Sus dapatkan di setiap persinggahan. Bukan hanya melihat keindahan alam, produk-produk luar biasa buatan tangan orang Indonesia. Lebih dari itu, bude Sus belajar budaya lokal di setiap persinggahan. Petualangan terbaru bude Sus adalah bulan April kemarin ketika bude Sus menghabiskan 6 hari kerja berkelana dari satu kota ke kota lain demi mendapatkan produk ekspor berkualitas di propinsi Jatim dan Jateng. Sungguh pengalaman yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Bude Sus akan berusaha bercerita meski sudah pernah diposting sebelumnya di posting berlabel petualangan.

Perjalanan diawali dengan kejadian buruk ketika bude Sus mengalami kecelakaan kecil di kota Kudus. Sepeda motor yang membawa bude Sus jatuh. Bude Sus beruntung hanya menderita sedikit luka di kaki dan tetap melanjutkan perjalanan menggunakan bis malam Kudus-Surabaya. Meski sakit di kaki mengganggu sekali hingga bude Sus tak bisa tidur semalaman, namun bude Sus tiba juga di terminal Purabaya – Sidoarjo tepat jam 6 pagi. Bude Sus yang belum pernah sekalipun ke Surabaya sebenarnya salah turun, sayang. Bude Sus terpaksa naik taxi menuju Hotel Royal Garden Surabaya dan agak ditipu sopir taxi dengan tariff 75 ribu, bukan 60 ribu sesuai kesepakatan . Ah, ada-ada saja. Tapi bude Sus senang akhirnya sampai di titik pertemuan pertama. Alhamdulillah. Bude Sus hanya satu jam di hotel ini dan langsung bertolak menuju Besuki – Situbondo selama 5,5 jam.

Di Besuki bude Sus menuju pengrajin mebel dari kayu recycle. Jadi kayu jati yang digunakan adalah kayu jati bongkaran dari rumah lama. Bude Sus terkesan dengan ketersediaan bahan kayu bongkaran yang melimpah di Besuki. Ternyata, bahasa yang digunakan di kota Besuki adalah bahasa Madura. Ada 2 kesan penting selama di sana, yaitu penduduk sekitar yang ramah dan lautnya yang sangat tenang. Hampir tanpa ombak! Biru dan sangat indah. Sayang bude Sus tidak mengabadikan lautnya. Tapi bude Sus punya beberapa foto di sana. Vanea pasti suka. Foto set kursi tamu mungil yang merupakan produk lokal sekitar. Kursi ini cocok sekali buat kamu, sayang.


Hari ketiga, dari Besuki, bude Sus berangkat ke Tulung Agung dengan naik mobil selama 6 jam. Senang sekali melihat jalan yang naik turun dan selalu hijau karena bude Sus melewati kota Malang. Teman perjalanan bude Sus juga menyenangkan dan kami bertukar informasi, terutama budaya sekitar. Dari om Boby & om Erwin, bude Sus mendapat informasi tata cara pernikahan dan adat setempat. Dari Mr Bernard, bude Sus mendapat informasi budaya gastronomie française yang terkenal itu. Suatu saat akan bude Sus posting budaya lokal warga Eropa Barat yang mengharuskan penikmatnya memakai gaun dan tuxedo hanya untuk makan di restoran selama 3 jam dan menyantap 7 menu itu.

Bude Sus sampai di Tulung Agung jam 6.30 malam hingga terpaksa langsung menuju hotel Narita Tulung Agung dan langsung terlelap setelah makan. Paginya bude Sus menuju pengrajin batu alam. Wah, bagus sekali produk-produknya. Dari sebuah batu sungai biasa dibentuk menjadi aneka produk.


Proses pengerjaan batu sebesar ini untuk menjadi bath tub panjang 2 meter. Wow!

Batu dibentuk menjadi wastafel. 
Salah satu wastafel yang sudah jadi. Indah bukan?

Dari Tulung Agung Bude Sus langsung menuju Solo melalui jalur Ponorogo. Sekali lagi jalan berliku naik turun bukit yang indah membuat bude Sus bersyukur bumi Indonesia begitu indah. Di Solo, bude Sus singgah sebentar di dua perusahaan mebel besar sambil menunggu proses reservasi Hotel Melia Purosani di area Malioboro Jogja melalui situs Agoda disetujui. Ah, bude Sus punya kesan bagus dengan situs pemesanan hotel secara online ini karena begitu mudah namun selalu mendapat diskon besar. Bayangkan sayang, dari 1,5 juta/malam, bude Sus mendapat harga 535 ribu saja. Benar-benar best deal. Bayar akomodasinya ditanggung klien loh sayang. Bude Sus tidak akan sanggup bayar sendiri.

Sampai di hotel Melia, bude Sus langsung mandi dan jalan-jalan di Malioboro. Mungkin karena terlalu capek, bude Sus tidak nyaman belanja dan sampai semua toko di Malioboro ditutup jam 9 30 malam, bude Sus belum belanja apapun. Beruntung acara di Jogja ditambah satu hari lagi, jadi bude Sus bisa belanja di hari kedua untuk membelikan oleh-oleh bagi kak Destin & kak Binbin dan tanpa sadar belanja habis-habisan. Bude Sus paling terkesan dengan budaya antri dan saling menghargai pemakai jalan di Malioboro. Ketika ada Andong lewat, semua becak serta kendaraan segera menepi untuk memberi jalan. Andai semua pemakai jalan sesopan itu, aduh... ketertiban lalu lintas bukan lagi impian.


Di hari keenam akhirnya bude Sus pulang ke Jepara dengan membawa rindu pada keluarga. Bude Sus sempat berhenti sejenak di Bawen untuk melihat produk mebel dari kayu kelengkeng serta membeli oleh-oleh buah pisang dan papaya serta Lombok rawit merah yang sangat pedas.


Mebel dari kayu pohon Kelengkeng memiliki bonggol-bonggol unik dan tak ada duanya.

Sampai di rumah kak Destin dan kak Binbin senang sekali dengan oleh-oleh bude Sus dan langsung memakai kaos yang bertuliskan Ganteng Lahir batin. Mereka mengajak bude Sus jalan-jalan beli es krim serta bermain di alun-alun kota Jepara.



Ah, sungguh perjalanan yang sangat berkesan dan sarat makna. Meski sepanjang jalan bude Sus selalu berjalan terpincang-pincang, namun bude Sus tetap menikmati tugas yang telah bude Sus sepakati karena itu adalah bagian dari tanggung jawab. Pemenuhan janji dan profesionalitas yang harus dijaga agar klien yang telah jauh-jauh datang dari Eropa tidak kecewa setelah membayar jasa bude Sus. Bude Sus selalu berusaha optimis meski di awal banyak hambatan, namum selalu ada akhir yang indah jika kita mau meyakininya.

Segitu saja ya cerita bude Sus. Jangan sedih dan takut dengan beberapa cerita bude Sus yang tidak sempurna karena seperti itulah hidup, sayang. Kita tak selalu mendapat yang terbaik. Tapi ayahbunda Vania pasti akan berusaha memberi yang terbaik bagi Vania.

Sekali lagi selamat ulang tahun ketiga, Vania cantik. Jadilah putri yang ceria dan memberi bahagia dan bangga bagi ayahbunda. Jadilah putri yang sholikhah dan teruslah belajar dari sekitarmu. Peluk cium dari bude Sus dan kak Destin-Binbin. Semoga kelak kita ada jodoh bertemu, ya…..

*************************

Posting ini khusus Susi persembahkan untuk Vania Cantik, putri dari mbak Lyliana Thia untuk memeriahkan Vania’s May Giveaway.

21 Komentar

  1. cerita yg penuh ilmu mbak. besuki, tulung agung aku ga ada bayangan seperti apa sebelumnya

    BalasHapus
  2. Jepara memang kota seni, Salam sukses selalu. :)

    BalasHapus
  3. Wiiih...seru kyknya disana ya mba Sus... *mupeng*

    BalasHapus
  4. Ahh Bude Susi... bundanya Vania keduluan deh... hehehe...

    Subhanallah... Bude Susi ceritanya menarik sekali... banyak banget yang Vania pelajari dari sini... ternyata pengrajin2 di Indonesia kreatif2 sekali ya... dan kursi tamu kecil itu, wah cantik sekali...

    Salut sama Bude Sus yang walau sakit kakinya, tetap menjalankan apa yg jd tanggung jawabnya... mudah2an nggak hanya Vania yg belajar dari pengalaman Bude Sus ini... amin...

    salam yah Bude Sus utk Kakak Destin dan Binbin yang Ganteng Lahir Batin... hihihi...

    Makasih banyak Bude atas cerita indahnya... *terharu*

    langsung Vania save... :-)

    BalasHapus
  5. Salam Takzim
    Saya sangat senang mengikuti kemeriahan di blog sahabat karena saya akan sangat senang bila acara kemeriahan saya diikuti banyak sahabat,
    Semoga kita terus mampu berbagi
    Saya bukan orang Jepara tapi anak betawi mbak Sus
    Salam takzim batavusqu

    BalasHapus
  6. Bude Sus...
    liat wastafel yg udah jadi kok terlihat menggiurkan ya? *ga sanggup beli*

    BalasHapus
  7. Mba Susi, gw naksir loh sama wastafelnya. Tapi pasti harganya mahal banget deh, wong ngebayangin proses pembuatannya ajah njelimet

    Sukses yah Mba kontesnya, semoga beruntung :-)

    Btw gw ada komen loh Mba di 5 postingan Mba (Jadi Ibu Rumah Tangga plus Bloggerwati; Kodrat Wanita yang Sulit Diingkari; Tradisi Perang Obor di Jepara; Kegiatan Sekolah Destin di Pendopo Kabupaten Jepara; juga di Susiandra Givbeaway; tapi ko komen2 gw ga pada muncul yaaaa Mba? :-(

    BalasHapus
  8. Mantap dan informatif artikelnya jeng.
    Semoga berjaya dalam kontes.

    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  9. @mbak lidya; sama, mbak. itu pertama kalinya ke sana.

    @kangto; setuju. jepara kota seni.

    @mas herdoni;kayu sebagai pasokan utama mebel sudah sangat sulit di dapat dan harganya semakin melambung. sulit sekali bertahan di bisnis ini.

    @mbak orin; super seru. hehe

    BalasHapus
  10. tiara- fiction world; asli semarang, ya. wah bisa ketemuan ya kapan-kapan.

    bunda vania; terima kasih ya boleh ikutan vania's may giveaway.

    nique; terima kasih ya.

    agung rangga; alhamdulillah iya. khas jepara.

    mas isro-batavusqu; alhamdulillah semakin ramai. terima kasih ya.

    obat sakit 2011; amin ya rabbal alamin.

    mbak hilsya; ga terlalu mahal kok, mbak. yang bikin mahal ongkirnya karena super berat. haha.. sama saja, ya.

    BalasHapus
  11. @jazy dan abisabila; amin.. amin .. amin.. ya rabbal alamin.

    mbak yuni; mahal sekali. dari pengrajinnya sudah 8 digit. trus kalo naik dan turun truk musti nyewa forklift. hehe..

    @mbak susan zulfadhli; semua komentar hari itu hilang karena blogger maintenance, mbak. sebenarnya suda susi baca dan jawab juga. maaf ya....

    BalasHapus
  12. @ kamal; dan seni ukir dan mebel di jepara sudah dimulai sejak abad 17, loh.

    @ pakde cholik; amin ya rabbal alamin. terima kasih, pakde.

    BalasHapus
  13. wow senang banget bisa kenal dengan Bude nya Vania yang pinter bahasa Inggris..

    salam kenal dai uncle nya Vania di Jember hehe

    BalasHapus
  14. wow cerita yang sarat ilmu. Semoga mamanya Vania mau membelikan kursi yang tante susi bilang cocok untuk Vania yah :D

    terima kasih ya kunjungannya ke TE. Maaf baru bisa bertandang ke sini.

    EM

    BalasHapus
  15. Semoga Sikses di perhelatannya Thia Mama Vania

    Salam saya

    BalasHapus
  16. mas Akbar; salam kenal juga. terima kasih ya uncle Vania...

    Mbak Imelda; Terima kasih kunjungannya. Susi suka kok baca postingan mbak Imelda, makanya tidak terlalu perhatikan kunjungan baliknya. Berasa benar-benar berada di Jepang dan belajar budayanya yang sangat disiplin, bahkan mengajar sambil berbisik pun dilakukan. hebat sekali.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  17. mas Ahmad; jika masih tertarik bisa hubungi Susi untuk harga spesial murah namun tetap berkualitas.

    pak Enha, Mama Aline , mbak Resma, dan Bangau Putih; Amin... amin.. amin.. terima kasih do'anya. semoga terkabul.

    mbak Resma; Susi juga sangat ingin ke Kalimantan karena ada adek yang di sana. Ah andai.... semoga suatu saat ada yang mengajakku ke sana tuk cari handicrat Borneo yang melegenda itu. Ada banyak brosur dan alamat hasil mengikuti pameran2 Inacraft, hanya belum bisa ke sana.

    BalasHapus
  18. moga menang...
    gak kebanyang bikin wastafel besebar itu..

    BalasHapus
  19. weleh...welwh..............ikut juga yuk mbak Lomba MAPEN 2011

    http://charlycdesign.blogspot.com/2011/04/lomba-mapen-2011.html

    BalasHapus
  20. Iwan; AMIN YRA. terima kasih ya do'anya.
    Yang besar itu bath tube kok. Untuk wastafel ukuran stanrad saja.

    Mas Sumarmo; Saya usahakan, ya mas.

    BalasHapus
  21. buset.. kalo bukan jeng susindra, mana bisa kayak begini nih.. memegang tanggung jawab banget meski keterbatasan di kaki..

    garapan artis-artis indonesia keren-keren yaah.. bisa bikin kerajinan segede bagong begono.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)