Evaluasi minggu pertama sekolah Destin dan Binbin

Sudah satu minggu Destin sekolah di SD. Banyak sekali perubahan yang terlihat meski sifat pemalu masih setia. 

Hari pertama Destin memang sudah merasa cocok dengan Sd-nya. Memakai baju panjang – menurut istilah Destin = sopan – sesuai keinginannya. Mungkin agak aneh bagi yang belum mengenal Destin dengan baik. Tapi entah bagaimana anak sulungku ini merasa malu dan tak pernah mau memakai kaos tanpa lengan atau berlengan terlalu pendek. Baju berkerah pun akan dikancingkan sampai ujung paling atas. Dia juga malu jika terlihat hanya memakai kaos dalam atau cd. Pokoknya seperti para akhwan yang menjaga badan dan pandangan. Pun dengan teman perempuan. Destin tak pernah suka maupun nyaman berada di dekat teman sekolah perempuan. Ketika ditawari sekolah pesantren di Kudus pun langsung diiyakan karena dia ingin sekolah yang hanya untuk anak laki-laki.

Kembali ke sekolah Sd, Destin sekarang rajin belajar untuk mengejar ketertinggalannya dan mulai mau maju ke depan kelas. Mungkin karena tak ada yang mengolok-oloknya hingga keberanian itu muncul juga akhirnya. Sejauh ini kami berhasil mengajaknya belajar calistung dan BTA (baca tulis Arab) serta bahasa Inggris. Khusus bahasa Inggris terpaksa Susi berikan dalam bentuk dongeng karena Destin belum tertarik dan sering rancu dengan cara baca bahasa Indonesia. Apapun kemajuannya, kami tetap bahagia dan berjanji terus meningkatkannya. 

Binbin berusia 3 tahun bulan Juni lalu. Kami belum memasukkannya ke sekolah paud secara khusus. Hanya mengajaknya masuk ke dalam kelas di TK Susi dulu yaitu TK Bahari Jepara asuhan Ibu Is. Hanya berkaos dan bersandal seperti dolan. Sekolah asuhan ibu Is ini memang terkesan seadanya karena sebagian besar muridnya adalah anak para nelayan. Binbin memang belum tertarik sekolah, jadi Susi hanya membiasakannya dengan sekolah dulu. Jadi datang ke sekolah sesempatnya. InsyaAllah jika sudah resmi pindah ke desa Bulu baru akan fokus sekolah paud.

Di TK, Binbin asyik bermain balok sendiri tapi akan menengok dan memperhatikan dengan sorot mata tertarik jika sesi menyanyi. Selama berada di dalam kelas itulah Susi baru sadar bahwasanya TK kurang berprestasi seperti Tk Bahari ini ternyata mampu mencetak murid yang berprestasi di SD sampai kuliah karena system belajarnya yang mau menunggu agar semua siswa TK mencapai tujuan bersama-sama. Guru dengan sabar membimbing murid yang kurang percaya diri dan kurang pintar dengan lembut dan terus membujuk hingga si anak berani. Tidak meninggalkan pupuk bawang sendirian sementara murid lain melesat maju berprestasi. Ah, Susi jadi terharu dan menyesal memasukkan Destin ke TK berprestasi. Terkenang masa kecil Susi yang sekolah di TK, SD, dan SMP untuk anak nelayan dengan prestasi pas-pasan namun melejit prestasinya di SMA dan kuliah. Semua tentu berasal dari sekolah sederhana yang minus prestasi seperti ini. Yang menghargai setiap anak dan berusaha membuatnya percaya diri meski agak menghambat anak-anak hebat yang seharusnya jauh berprestasi. Ah, sungguh pengorbanan besar. 

14 Komentar

  1. Semangat sekolahnya buat Destin dan Binbin ya...
    Semangat. Semangat.
    Insya Allah berdua bisa jadi anak yang bisa buat papa mama bangga ya... :)

    Mmm...
    Subhanallah...

    BalasHapus
  2. Di tmpt saya jg gt mbak susi
    TK yg ga bermutu tp muridnya pd berhasil semua.

    Sukses buat mbak susi sekeluarga :)rmutu tp muridnya pd berhasil semua.

    Sukses buat mbak susi sekeluarga :)

    BalasHapus
  3. tak terasa sudah seminggu aja ya bu,,,
    alhamdulillah kalau sudah banyak perkembangan, dan buat Destin makin rajin yaah, buat Binbin juga tentunya... :D

    BalasHapus
  4. Dengan perjuangan yg hebat Insya Allah mengantarkan putra2nya meraih ilmu yang hebat pula, amin. Salam!

    BalasHapus
  5. tiap sekolah pasti ada kekurangan dan kelebihannya laah, meskipun Binbin sama Destin beda kayaknya kalo peran orang tuanya mendukung dan memotivasi anaknya jalan terus keduanya bisa sama-sama berprestasi deh..

    semangaat buat bundanya.. semangat juga buat Destin dan Binbin.. iya, baru keinget kalo hari ini adalah hari pertama masuk sekolah

    BalasHapus
  6. sifat pemalu Destin dari siapa ya mbak? :)
    kalau disini baru hari pertama sekolah mbak

    BalasHapus
  7. Semoga sifat Destin tetap sampai dewasa Mbak,,berati Destin bukan seroang pemalu saja tapi sopan

    Salam untuk Destin dan Binbin Mbak

    BalasHapus
  8. Ning: Terima kasih, ya doa dan semangatnya.

    Mbak Tarry: Agak mengingatkan pada film laskar pelangi, ya.

    Mbak Nique: Beruntung TK bahari tetap bertahan meski gaji gurunya jauh di bawah gaji IRT. Dan bu Is memang spesial karena guru TK dari kakak Susi sampai anak-anak. Jadi turun-temurun.

    BalasHapus
  9. Mas Bayu: Sebenarnya tidak salah, sih. Lagi pula kadang juga hanya oknum guru, kok.

    Mas Mabruri: Alhamdulillah memang banyak perkembangannya. destin sudah tidak trauma membaca lagi.

    Mas Kips: Amin. Semoga bisa.

    Gaphe: Iya, selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Tinggal kita ingin fokus dimana. 2 junior Susindra semuanya pemalu, jadi lebih baik menyesuaikan diri.

    Mbak Lidya: Kami berdua sama-sama pemalu dengan cara kami sendiri.

    Mas Sofyan: Destin peka, pemalu dan sopan.

    BalasHapus
  10. Destin & Binbin anak2 yg baik ya Mbak ..

    BalasHapus
  11. memang kita sebagai orang tua yang kudu jeli melihat sekolah2 yang dibutuhkan anak2 kita ya mbak..

    BalasHapus
  12. semoga destin dan Binbin menjadi anak yg berbakti ya mbak. terkadang Perlu kesabaran jga ya untuk menghadapi kanak-kanan.

    BalasHapus
  13. wah...hampir sama nih ttg evaluasi di awal2 masuk sekolah...semiga keduanya nyaman di lingkungan baru mereka mbak...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)