Lombok Setan

Saya dan suami sudah lama "bermusuhan" dengan lombok. Bukan karena tidak suka, tapi karena kami kesulitan mendapatkan sensasi pedasnya. Setiap kali kami mengkonsumsi lombok kembali, level ketahanan pedas kami bertambah. Dan itu sangat meresahkan kami. 

Lombok Setan


Sebagai kawan sekaligus musuh lama, kami sering berpantang makan pedas selama beberapa bulan. Jika sudah tak tahan lagi puasa pedas, kami akan mengkonsumsinya kembali dan merasakan nikmatnya kenaikan level pedas. Biasanya sih jika sudah berbulan-bulan. Kami terpaksa melakukannya karena lidah kami sudah sulit merasakan sensasi pedas. 

Sudah lama kami hanya memakai lombok rawit (dengan sesekali dicampur sedikit lombok merah). Sambal favorit kami adalah sambal lombok rawit dan bawang putih. Rasanya memang jauh lebih pedas daripada sambel biasanya. Apalagi jika lombok rawit jemprit. Tahu kan lombok jemprit? Lombok rawit kecil berwarna hijau yang sangat pedas. Sayang sekali, rasa pedasnya hanya bertahan sampai suapan kedua/ketiga. Kemudian kami mengenal lombok setan 1,5 tahun yang lalu. Rasanya.... luar biasa mengetahui ada lombok yang bisa memberi sensasi pedas hanya dengan 3 cabe saja untuk satu mie instant (Biasanya 20 cabe rawit untuk satu mangkok mie). Bisa ditebak, lama-lama kami terlalu terbiasa hingga sudah tahan dengan 10 lombok setan persatu mangkok. Mulut memang tidak pedas, tetapi di dada rasanya ada hawa panas. Perut? Biasa saja. Itulah yang membuat kami sering puasa pedas berbulan-bulan dan hanya mengijinkan konsumsi pedas selama sebulan. Kami tak sanggup membayangkan sampai mana ketahanan pedas kami jika tidak diatur seperti ini.

Bicara tentang lombok setan, ternyata ada beberapa versi lombok setan selain foto di atas yang juga disebut cabe Naga Viper yang tingkat pedasnya 855.000-1.359.000 scoville. Lombok ini berasal dari India dan katanya sedang diteliti untuk dijadikan bom tangan. Jika tak salah melihat, cabe ini yang digunakan di Guiness book record dan seorang wanita India yang memegang recordnya sampai sekarang. Wow!

Kenal dengan lombok gendol dari Dieng yang terkenal sangan pedas? Tingkat pedasnya hanya 100.000-300.000. 

Bagaimana dengan lombok Jalapeno yang katanya lombok super pedas? Ternyata level pedasnya hanya 2.500-8.000 scoville. Masih jauh jika dibandingkan cabe rawit kita yang 50.000-100.000 scoville. Nah, lombok setan yang saya bicarakan di atas disebut juga piri-piri chili atau disebut juga African Devil Chili yang pedasnya "hanya" 100.000 - 225.000 scoville. masih jauh jika dibandingkan dengan lombok Naga Viper.

Kebetulan beberapa hari lalu saya menemukan khasiat lombok ketika mencari artikel tentang dampak buruk lombok. Ternyata cukup mengejutkan. Selain Capcaisin yang tinggi, lombok mengandung antioksidan tinggi. 

Apa itu capsaicin?

Capsaisin termasuk di dalam Kapsaisinoid, yaitu zat pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan, seperti cabai. Rasa pedas ini muncul karena kapsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya "rasa", bukan terbakar sesungguhnya.

Nah berikut efek positif dan negatifnya;

Dampak positif:

1. Senyawa turmeric (yang ada di makanan kari) dalam makanan pedas memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan sendi dan kerusakan tulang pada manusia, sehingga bisa bermanfaat untuk orang dengan arthritis (peradangan sendi).
2. Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi cabai dan kari secara teratur bisa mengurangi risiko kanker. Senyawa capsaicin dalam cabai bisa membunuh sel kanker dengan menyerang mitokondria tanpa merusak sel-sel yang sehat serta meringankan rasa sakit di mulut bagi penderita kanker, sedangkan kurkumin dalam bumbu kari memiliki efek anti kanker.
3. Makanan pedas dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung serta meningkatkan kemampuan tubuh untuk melarutkan bekuan darah.
4. Mengonsumsi makanan rempah seperti cabai bisa membuat seseorang berkeringat sehingga mengurangi derita saat pilek dan flu.
5. Sebuah studi menetapkan makanan pedas bisa mempercepat metabolisme dan membantu tubuh membakar kalori lebih cepat.
6. Konsumsi cabai bisa meningkatkan sirkulasi peredaran darah dan menurunkan tekanan darah, serta tingginya kadar vitamin A dan C bisa membantu memperkuat dinding pembuluh darah yang membuatnya menjadi elastis dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perbedaan tekanan darah.
7. Mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan, senyawa capsaicin diketahui bisa mengurangi kadar dari zat P, yaitu suatu neurotransmitter dari sinyal rasa sakit.

Dampak negatif:

1. Mengonsumsi makanan pedas bisa menimbulkan iritasi dengan membentuk pola aneh (mengubah geografis) dari lidah.
2. Terlalu sering mengonsumsi makanan yang pedas bisa mengurangi lapisan yang berfungsi melindungi lambung. Jika terlalu sering maka lapisan ini akan semakin menipis yang membuat lambung rentan terkena infeksi.
3. Pada beberapa orang, makanan pedas bisa mengganggu produksi asam lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.
4. Makanan pedas bisa memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas tidur atau menyebabkan insomnia. Hal ini karena makanan pedas meningkatkan suhu tubuh dan siklus pertama dari tahapan tidur sangat sensitif terhadap makanan yang pedas. Untuk itu sebaiknya hindari mengonsumsi makanan pedas di malam hari.
5. Terus menerus mengonsumsi makanan pedas bisa mengurangi sensasi rasa di lidah sehingga seseorang menjadi kurang bisa mengenali rasa dari makanan atau minuman yang dikonsumsinya.

Masih suka makan pedas? Semua tergantung kita. Yang jelas sesuatu yang berlebihan tak pernah menjadi baik. Ehm.... tumben tulisan saya sepanjang kereta api. Semoga tak lelah membacanya ya.




11 Komentar

  1. terimakasih Mbak Susi...
    infonya bagus banget... bener2 mencerdaskan, saya termasuk orang yg tdk paham dgn sensasi pedas, karena tidak suka yg pedas...

    BalasHapus
  2. Wach aku termasuk yang tak tahan pedas Mbak, tapi kalau makan maunya pakai sambal :)
    Ppsssttt, semua lombok yang digambar Mbak Susi rasanya aku belum pernah lihat puhunnya, heheee...

    Setuju Mbak, ,meski antioksidannya tinggi tetap saja ada banyak negatifnya kalau berlebihan ya Mbak ;)

    BalasHapus
  3. Mbak Susi, aku kok meringis yo mbak bacanya... aku dulu suka pedas, tp lama2 kapok soalnya maagnya yg kena... dulu "bisa" 3 cabe rawit satu mie instan... (apahhh? mbak susi 20??!? alamaak)

    skrg satu cabe aja udah nangis... huhuhuuu..

    BalasHapus
  4. aku nggak pernah mau percaya lagi sama jawaban orang lain mbak, kalo kutanya, "pedas nggak?"

    beuh relatif banget...

    *ngebayangin klo nanya sama mbak Susi, "pedas nggak?" pasti jawabannya jauh dari kenyataan* hahaha...

    BalasHapus
  5. Teman saya yg di Semarang punya menu di restonya Ayam goreng rambut setan. Mungkinkah lombok yg dipake lombok setan ini ya?? Soale pedesnya ga ketulungan, sampe ga bisa merasakan rasa masakannya. Habis makan juga langsung merah kuning hijau wajah saya :)

    BalasHapus
  6. saya penggemar pedas mba. bikin nafsu makan bertambah. mantab dah pokoknya

    BalasHapus
  7. aku juga suka banget pedas Mbak....
    rasanya kalo gak ada cabe tuh kiamat deh. termasuk ketika cabe mahal beberapa waktu yang lalu, hehehehee

    BalasHapus
  8. Dija takut aaah
    gak mau makan cabe

    BalasHapus
  9. pedes di harganya juga kan bu? hehehe

    sejak kena thypus, saya jadi menghindari makan-makanna yang pedes.

    Baru tau ternyata tingkat kepedesan ada ukurannya ya? :D

    BalasHapus
  10. perutnya kuat. mulut juga. yang kepedesan malah mata ( asap ) dan kulit dekat bibir. :)

    BalasHapus
  11. katanya di Kalimantan ada lombok setan juga Mbak, pedes banget rasanya kaya pengen tobat ke orang tua sebelom lebaran hahaha

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)