Bukit Love Karimunjawa

Sunset yang luar biasa indah, dan malam yang berbintang, begitulah saya mengenang Bukit Love Karimunjawa. Rasanya saya harus ke sana jika sedang berkunjung ke kepulauan dekat Jepara ini. Dan saya pasti melakukannya. Jika bisa, setiap sore, ketika terik surya mulai mereda. 


Saya pernah 2x menuliskan tentang Bukit Love sebagai contoh pengembangan pariwisata warga di 2 lomba tertutup, dan sayangnya belum menarik perhatian juri. Mungkin karena saya kurang runut menceritakan, atau terlalu dibumbui kekaguman pada destinasi wisata ini, yang bagi saya tak hanya indah, akan tetapi juga ramah. Kepada saya, sang pemilik menceritakan perjalanan Bukit Love hingga menjadi seperti sekarang ini. 

Kisah ini bermula dari aksi heroik seorang anak STM yang ingin memiliki usaha, seorang kakak yang suka menyablon, dan ayah-ibu yang ingin berjualan souvenir bagi para wisatawan Karimunjawa. Mereka satu keluarga yang bahu membahu, mengkolaborasikan semua keinginan dan kebutuhan. 

Mario namanya, ketika membuat jalan yang kita susuri saat berkunjung di Bukit Love, masih menjadi pelajar. Pagi sampai siang sekolah, sore sampai malam mendaki bukit cadas untuk membuat rumah-rumahan di atas. Jejak kakinya membentuk jalur yang sekarang menjadi jalan berundak. Bukan usaha yang mudah karena lerengnya sangat curam. Saat hujan, air tak banyak yang meresap. Mereka mengalir ke bawah membawa pasir-pasir dan tanah yang dinaikkan itu, meluncur ke bawah. Rasanya seperti sia-sia, jika itu yang saya melakukan. Tapi tidak bagi pemuda ini dan orangtuanya. 


Setelah bukit sudah mulai cantik, promosi dimulai. Awalnya gratis, yang penting adalah berjualan souvenir. Kemudian, tarif ditentukan Rp10.000,- seperti lokasi wisata lainnya, dengan bonus minuman bersoda, lalu menjadi air mineral botolan, sampai akhirnya tidak berbonus. Uang bonus digunakan untuk kegiatan warga, berupa patungan, support dana kegiatan, pelatihan bahasa Inggris, lokakarya bahan limbah, dan lain-lain. 

Begitulah yang dikisahkan pada saya, suatu malam di bulan Juli, di lantai tertinggi di sana, sambil melihat gemintang yang berkelip samar karena saat itu bulan separuh cukup menghalangi kilaunya. 

Bukit Love terus berbenah. Sadar bahwa yang dijual adalah pemandangan indah di Karimunjawa, dilihat dari atas bukit. Beberapa kegiatan preweding atau candle light diner diadakan di sana. Para pecinta senja hampir selalu memburu semburat merah di sana. Saat matahari perlahan meredup, garis pantai di bagian barat laut akan memudarkan lekukannya. Di bagian tengah, di antara siluet daun kelapa, akan seperti lukisan yang dijual di sana. Banyak bagian-bagian indah di sana, yang rasanya harus dieksplor. Sayangnya, sebagian pelancong hanya mengambil 1-3 spot foto indah saja. Padahal, jika mau diniatkan mencari foto alam (dan foto diri) yang indah, entah berapa space storage HP/kamera yang tersisa.



32 Komentar

  1. MAsyaAllah cakep ya mbak bukit love karimunjawanya. Sekarang banyak ya tempat wisata yang mengambil tempat di dataran tinggi yang bawahnya ada laut atau danau begitu. Jadi bisa puas liat laut dari atas sambil foto-foto.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Makin banyak orang yang sadar wisata dan tahu memanfaatkan peluang usaha

      Hapus
  2. Saya tuh udah lama banget ngerencanain eksplor Karimun Jawa, entah mengapa selalu saja batal. Sepertinya harus diseriusin tahun depan, biar bisa menikmati sunset Bukit Love-nya

    BalasHapus
  3. Mario dan keluarga luar biasa sekali mba Susi. Gak nunggu tangan menadah ke dinas pariwisata. Tapi mereka membuat jalannya sendiri sehingga kehidupan masyarakat pun bisa berubah ya.

    Semoga semakin banyak kunjung an ke bukit love ini

    BalasHapus
  4. halo bu susi, kemarin saya juga habis dari karimunjawa, cuma gak mampir di bukit love, menghabiskan 2 hari di dalam laut terus soalnya hehe..kalau jenengan itu aslinya Jepara ya buk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah... Kenapa tidak hubungi saya, Mas.
      Sayang sekali, belum berjodoh ketemu

      Hapus
  5. Karimunjawa memang pantas menjadi wishlist liburan. Apalagi pengelolaan yang benar-benar apik. Sayangnya selama ini saya hanya bisa memandang dari layar smartphone, semoga lain hari bisa kesana hehe

    BalasHapus
  6. Salut buay anak muda yang punya ide mengembangkan bukit love. Kayaknya kita butuh anak model gini di setiap desa di Indonesia supaya pariwisata kita bis alebih berkembang. Btw Selain spot foto ada apa lagi disana?

    BalasHapus
  7. Wah.. padahal ini bukit Love Karimun Jawa bagus sekali, Mbak Susi. Jadi ahrus dieksplor. Dan salah satu caranya, perbanyak posting foto dengan berbagai angle. Sesuai pengalaman saya yang beberpaa kali menyusuri bukit, justru, sekitar bukit harus dijelalah, karena kadang di bagian-bagian tersembunyi itu, banyak angle bagus untuk dieksplor.
    Jadi mupeng ingin ke Bukit Love Karimun Jawa ini, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Saya juga suka blusukan, karena biasanya menemukan spot bagus. Hehehe

      Hapus
  8. Bukitnya indah, Mario dan keluarganya hebat'. Menjadi pelopor dan perintis jalan bagi wisatawan agar berdatangan.
    Saya kagum pada mereka, betapa perjuangan untuk beroleh kemapanan itu tidak seketika. Membantu banyak penduduk sekitar dan mendatangkan orang-orang yang ingin menikmati keindahan alam. Karimunjawa memang menawan. Jadi pengen ke sana juga, Mbak.😘

    BalasHapus
  9. Aku belum pernah ke Karimun Jawa. Tapi sudah sering dengar keindahanya dari teman teman dan dari beberapa tulisan termasuk postingan mbak.

    Lihat dari foto2nya makin membuatku bersemangat untuk piknik. Udah lama gak piknik huhuhu.

    Tfs, mbak....

    BalasHapus
  10. Oh di Kamrimun Jawa ada bukit jugak yak, Bukit Love, kirain pantai doang. Semoga bisa ke sana sekalian liburan. Pemandangan nya indah mba dari bukit LOve ini

    BalasHapus
  11. Untuk wisata daerah pulau jawa, bisa dihitung jari saya pernahnya kmn aja.
    Palingan kota2 besarnya aja, jakarta, bandung, semarang, jogja, surabaya, kalo kota kecilnya lagi bisa dihitunh jari de, palingan ke pekalongan, itu pun karena mertua tinggal di sana.
    Moga ada langkah menelusudi pulau jawa

    BalasHapus
  12. Spot foto yang romantis. Ide untuk membuat bukit love patut diapresiasi. Perlu dicontoh juga di daerah lain untuk menarik wisatawan

    BalasHapus
  13. Daku baru tau daerah di Jawa ada perbukitan juga mba. Ini mah tempat yang asyik buat dijadiin wish list wisata karena spot foto yang betul betul Instagram able dan panorama alam yang indah dan romantis. Semoga pemerintah yang terkait urusan tata kelola wisata ini concern serius mengembangkan wisata ini buat lebih baik lagi

    BalasHapus
  14. Instagramable banget itu tempat²nya yaa Mbak Susi. Keren, jd tau ada Bukit Love di Karimun Jawa. Ntar kl berkesempatan ke sana bs buka² artikel Mbak Susi nih kayanya. Tfs yaa

    BalasHapus
  15. ini salah satu kawasan yg bolakbalik saya rencanakan. tapi sebatas wacana mulu. belum terealisasi aja. suatu kali bisa merelealisasikan, saya cari deh ini bukit

    BalasHapus
  16. Masya Allah, cakeepp bangeet Karimun Jawa. Kapan ya bisa jalan-jalan kesana. Hotel dan akomodasi di sana sudah makin banyak ya, Mbak, sekarang?

    BalasHapus
  17. Duh kapan ya bisa kesini? Hehehe. Pengen banget dari dulu ke Karimun Jawa. Spotnya yang sda di foto jyga cantik banget ya kak

    BalasHapus
  18. Keren ya satu keluarga menjadi perintis tempat wisata. Semoga bisa dikembangkan menjadi lebih baik

    BalasHapus
  19. Jadi bukit love ini buatan perorangan ya mbak? bukan dari dinas setempat yaaa pembangunannya? aku malah belum pernah nih ke karimun jawa. padahal beberapa kali ke jepara tapi ya gitulah memang kudu diniatin banget yaaa

    BalasHapus
  20. Cukup banyak tempat yang memiliki potensi wisata masih kurang diperhatikan oleh pemerintah. Jadi memang penduduk sekitar yang terlebih dahulu membangun infrastruktur sederhana agar dapat menarik wisatawan. Salut utk mereka2 yg seperti itu. Btw, pemandangannya bagus banget...

    BalasHapus
  21. Masya Allah indahnya , tempatnya cocok nih buat refresing otak , pelepas penat. Semoga secepatnya bisa kesana sama keluarga.

    BalasHapus
  22. perjuangan yang keras ternyata dibalik penamaan serta munculnya objek wisata ini ya

    BalasHapus
  23. Masyaallah tekad kuat dan keinginan luhur yang membuahkan hasil ya, Mbak. Bagus banget ini tempatnya. Semoga suatu hari nanti saya juga kesampaian ke sana.

    BalasHapus
  24. MashaAllah menginspirasi sekali mbak. Semoga suatu hari bisa menjejakkan kaki di sana.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)