Anak Bergaya Belajar Kinestetik Dapat Belajar dengan Baik

Gaya belajar kinestetik sering menjadi kambing hitam dan alasan prestasi anak tidak bagus. Padahal tidak juga. Mereka bisa belajar dengan baik dan bahkan bisa jadi yang terbaik. Penasaran caranya?

Anak Bergaya Belajar Kinestetik Dapat Belajar dengan Baik


Kalau penasaran, dan kebetulan punya dugaan bahwa anaknya punya gaya belajar kinestetik, sobat sudah tepat kalau datang ke Cakrawala Susindra. Mas B adalah pemilik tipe belajar yang unik ini. Dia punya banyak gerak yang kadang diulang-ulang saja, saat saya membacakan dongeng atau mengisi informasi secara lisan.


Tes gaya belajar anak paling simpel

Sebelumnya saya sudah punya pengalaman mengasuh anak bergaya belajar auditory. Mas D si mbarep adalah tipe pembelajar auditory. Dia seperti tidak belajar, tapi bisa hapal. Pssst... punya anak tipe auditory harus pandai jaga lidah karena radar penangkap sinyalnya lebih kuat. Jangan bergosip di dekatnya karena ia akan banyak ingat.

Ketika adiknya lahir, saya sudah siap mengetes aja tipe belajarnya. Kelihatan kok sebenarnya. Instrumennya juga mudah yaitu dongeng. Bagus sekali kalau bisa mendongeng sendiri karena langsung bisa dilakukan kapan saja. Dongeng juga bagus untuk perkembangan otak anak. 

Gaya Belajar Anak Kinestetik


Mas B, si nomor dua, adalah anak yang super duper aktif. Ia akan banyak melakukan aksi berlari, berjalan, berputar, memanjat lemari, dan lainnya. Ia dulu seperti terobsesi dengan ketinggian. Bahkan saat tiba waktu tidur dengan agenda mendongeng pun ia mendengarkan sambil guling-guling di kasur.

Apakah akan menyerah dengan anak seperti ini? Tentu tidak. Dan jangan pula sampai kepikiran mengikat anak di kasur. Wkwkwk.

Percaya saja deh, bahwa itu adalah cara ia belajar. Meskipun tentu saja harus selalu diberitahu dan diarahkan cara tidur yang benar. Selain apa yang ia lakukan berpotensi bahaya terantuk tembok atau jatuh dari kasur, pengarahan ini bagus untuk membantu anak mengendalikan dirinya sesuai situasi.


Tipe pembelajar kinestetik seperti apa?

Pada prinsipnya anak kinestetik itu seorang pembelajar yang rajin. Mereka juga punya keunikan yaitu ingin belajar secara langsung. Ia belajar dengan memegang sesuatu. Penting bagi mereka untuk mempraktikkan apa yang dipelajari. Kelihatannya termasuk anak yang cerdas matematika juga. Yang terakhir ini perlu konfirmasi ahli pengasuhan anak dan ahli pendidikan anak.

Berikut ciri yang muncul dari si kinestetik saat belajar:

  1. Rentang fokus pendek. Dia cepat teralihkan.
  2. Senang menyentuh benda yang dipelajari, bahkan memegang dan merasakannya.
  3. Senang bergerak saat belajar.
  4. Lebih suka mempraktikkan daripada menjelaskan
  5. Senang belajar bongkar pasang sendiri.

Anak kinestetik secara alami memiliki ciri learning by doing. Tak seperti kita orangtua yang memang dituntut harus memakai cara ini jika ingin belajar sesuatu.

Anak kinestetik juga bisa belajar

Kasihan, lho, anak kinestetik yang dipaksa belajar dengan cara duduk rapi. Ini bisa menyiksanya. Dia akan merasa proses belajar itu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Bisa traumatis jika orangtua memiliki tipe pengasuhan otoriter. Bisa sama sekali tak mau belajar jika diasuh dengan sangat permisif. Takutnya malah jadi learning lost.

Anak kinestetik bukannya tidak bisa belajar dengan cara normalnya standar pengelolaan sekolah yang kuno itu, cuma perlu disiasati saja. Tolong jangan tersinggung kalau saya mengatakan pengelolaan sekolah kita masih kuno, ya. Ini berlaku di sebagian sekolah saja, terutama sekolah yang masih berada di desa atau di pinggiran.

Anak saya belajar di sekolah kecil di desa. Secara umum gurunya masih konservatif. Tapi tetap ada guru yang terbuka dan sudah lebih baik dalam melakukan tugasnya. Ini akan ditemukan di kelas tertentu dan biasanya beliau menjadi guru favorit sepanjang masa.



Balik ke gaya belajar anak. Sebenarnya mau belajar di sekolah unggulan atau sekolah di desa terpencil, anak kinestetik juga punya hak untuk belajar dengan baik sesuai fitrahnya. Mereka tetap bisa dan harus belajar. Caranya saja yang beda, yaitu dengan mengizinkan ada bagian tubuhnya yang bergerak.


Anak belajar sambil kakinya berayun? Boleh.

Anak belajar sambil tangannya meremas-remas benda, misalnya squishy? Ayo!

Anak belajar sambil merobek kertas? Tidak! Cari benda lain yang tidak bisa rusak.


Belajar online interaktif

Anak kinestetik bisa belajar dengan menggunakan metode belajar online interaktif. Cara ini memang didesain untuk membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran interaktif akan membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. 

Bentuknya memang bimbel, karena kita tak bisa sepenuhnya berharap pada sekolah. Sekolah harus mengakomodir semua kebutuhan siswanya. Tak bisa membuat peraturan yang menyesuaikan semua kebutuhan siswanya. Hal ini digunakan oleh para praktisi sekolah inklusi tertentu dengan jargon "mengajari gajah terbang."

Bimbel atau bimbingan belajar adalah kegiatan belajar yang dilakukan di luar sekolah. Dengan ikut bimbel, siswa akan tambah wawasan. Seperti metode atau cara menyelesaikan soal yang berbeda dengan yang diberikan guru di sekolah. Belajar siswa jadi lebih variatif. Dan semuanya bisa dengan cara belajar dari rumah saja.


Ruangguru merupakan kandidat yang sangat bagus untuk anak kinestetik. Materi pelajarannya amat sangat banyak dan variatif. Satu topik dibuat dalam banyak teknik dan media belajar. Pasti akan ada yang cocok untuk anak kinestetik. Bahkan ada animasi dan audiovisual bagi anak yang tidak suka belajar dengan cara mainstream. 

Ada tokoh animasi Dafa dan Lulu yang akan membantu anak menjelajahi semua pelajaran yang ingin dibuka anak. Mereka teman belajar yang baik dan dapat membantu anak menemukan pelajaran yang diinginkan. 

Anak juga bisa mengerjakan banyak soal atau try out di aplikasi ini. Jika kesulitan, ada Roboguru yang siap dijapri 24 jam setiap hari. Tak ada kamus libur belajar bagi si roboguru. 

Ibu yang menduga anaknya lazy learning dan punya daya tangkap rendah tak perlu resah. Ada adapto yang memang didesain untuk menyesuaikan daya tangkap anak. Tiap ada soal akan diberi opsi berupa 'pintu' menuju jawabannya, dan pintu yang terbuka itu sesuai dengan kemampuan anak menjawab.

Menurut saya ini sebuah bimbingan belajar yang sangat interaktif dan pastinya sangat membantu anak menggapai masa depan yang ia citakan. Di masa sekarang, anak bisa jadi si jenius yang selalu tahu, sehingga akan disenangi banyak teman, dooong....

Bimbel yang sangat menarik ini bisa diikuti oleh semua anak di semua jenjang pendidikan, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Silakan download aplikasinya di sini, ya.







9 Komentar

  1. Mengingat pembelajaran masih daring penting banget buat kita mengenali gaya belajar anak, apalagi anak dituntut untuk memahami pelajaran. Moms pun pasti harus menemani dan mengajarinya, mantep ini kalau udah bisa belajar online.

    BalasHapus
  2. Anak memang butuh fokus dalam penanganan, sebagai orang tu wajib mengetahuikarakter anak agar tak salah dalam penanganan apalagi mengenai pembelajaran gini, thx u info nya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, penting untuk memahami dulu gaya belajar anak. Biasanya sudah bisa ditebak saat masih usia 2 tahun dari reaksinya saat didongengi. Tapi perlu lebih banyak bukti untuk menyatakan gaya belajarnya apa

      Hapus
  3. Sebagai orang tua, memahami gaya belajar anak itu penting. Karena dengan begitu, anak bisa mengenali kekurangan dan kelebihan. Sebagai saran, mungkin kurikulum di sekolah harus menerapkan ini.

    BalasHapus
  4. Anak kedua saya termasuk pembelajar yang kinestetik dan audiotory. Dia bisa sambil lari-lari atau bermain balok hanya mendengarkan beberapa informasi via suara, sudah bisa nyantel di kepalanya. Memang tantangannya adalah menghabiskan dahulu energinya sebelum mengajaknya duduk manis untuk belajar serius. Saya masih harus belajar serta ekstra sabar lagi buat anak-anak, nih. Bismillah semoga kita selalu dimampukan mendampingi anak-anak dengan baik ya, kakak

    BalasHapus
  5. Tipe belajar anak memang beda-beda ya mba, tapi jujur aku kebantu banget pas ada ruang guru karena saat ada pelajaran yang aku tak bisa bantu, anak-anak mendapat jawabannya disana

    BalasHapus
  6. saya termasuk anak kinestetik. tapi untungnya dia sekolah di SDIT yang mana cara belajarnya memang disesuaikan dengan type anak. awal mendaftar juga ada test tentang sifat anak.
    btw nanti coba deh didaftarkan di ruang guru juga biar lebih optimal belajarnya

    BalasHapus
  7. Anak sekarang yang lebih kreatif, rasanya memang penuh dengan pertanyaan dan rasa ingin tahu yang besar. Alangkah bahagianya jika didukung penuh dari pihak sekolah dan juga fasilitas dari rumah bersama ruangguru.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)