Ngomongin Krisis 2023 dan Usaha Mebel di Jepara

Kalau tahun lalu banyak keluhan di antara pelaku usaha mebel di Jepara, awal tahun ini, kalau ada yang mengeluh, keluhannya bisa semakin panjang. Covid-19 membuat banyak pondasi perusahaan di kota ini goyah bahkan beberapa ambruk. Pemulihan industri mebel pasca Covid-19 masih terus dilakukan sampai saat ini, namun sebelum benar-benar siap untuk tumbuh, terjangan kembali terjadi dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina. 



Mau bagaimana lagi, sebelum luka pandemi tertutup, sayatan gejolak ekonomi global bahkan lebih dalam lagi. Kalau bicara angka, menurut Sekjen HIPMI, pertumbuhan global yang awalnya turun 6,0 % pada tahun 2021, tahun ini diperkirakan turun menjadi 2,7% setelah tahun sebelumnya turun 3,2%. Pelemahan pertumbuhan ekonomi terjadi di berbagai sektor usaha, termasuk di industri mebel. Agar lebih spesifik dan mendalam saya memfokuskan di kota Jepara saja. Kota tinggal owner Cakrawala Susindra.


Krisis mulai terasa?

Krisis 2023 menyambut. Mengagetkan dan cukup terasa. Itu bagi saya dan para kamerad yang berkelindan dengan dunia industri mebel, baik yang berstatus bos maupun pegawai. Bisik-bisik atau pernyataan berisi keluhan sering terdengar saat pertemuan di sela sapaan dan candaan. Khas sekali di lingkungan kota pesisir yang terbuka dan kosmopolit. 

Sebagai salah satu warga yang mengandalkan sektor permebelan, saya juga merasakannya. Salah satu indikasi yang tampak jelas di hadapan saya adalah, jika tahun lalu suami masih sering lembur, libur tahun baru diperpanjang seminggu karena tidak ada pekerjaan. Setelah itu sesekali ada libur lebih dari 1 hari dalam satu minggu. 

Batasannya memang minggu karena sistem kerjanya memang dihitung dan dibayar per minggu. Kondisi ini masih lebih baik daripada di tempat usaha lainnya yang libur berminggu-minggu, bahkan ada tetangga yang mengaku sudah 8 minggu libur bekerja. Mungkin maksudnya banyak hari libur daripada hari kerjanya.

Pengerjaan mebel


Kondisi kami semua bisa dikatakan lebih baik daripada kawan-kawan satu haluan, sobat Susindra, karena sejak Desember 2022 lalu terjadi banyak pemutusan hubungan kerja alias PHK massal. Jadi mendapat pesangon sekalian. 

Penyebabnya adalah permintaan ekspor furnitur turun signifikan terutama pada kuartal IV-2022. Sebagaimana statement Heru Prasetyo (Sekretaris Jenderal HIMKI) kepada Katadata.co.id pada tanggal 23 Desember 2022 lalu: 

“Untuk tahun ini, year on year turun 3,4% sampai 3,9% dari 2001. Jadi pertumbuhannya di kuartal IV-2022 yang melambat total.” 


Padahal, penurunan terus terjadi sejak masa awal pandemi.... 


Mencoba bangkit dari krisis 

Gelombang PHK terus terjadi secara berkala. Sebagian dari mereka terserap dalam UMKM dan sebagiannya lagi berusaha membuat "kapal" sendiri di lautan pasar mebel online yang menjadi lebih mudah berkat adanya marketplace, media sosial, kemudahan pembayaran, dan terutama sekali adalah kemudahan pengiriman melalui ekspedisi JNE. Banyak yang mencoba bangkit dari krisis ekonomi.

Saya sebut langsung karena inilah ekspedisi pilihan utama para penjual mebel online. Tarifnya lebih hemat, timbangannya lebih bersahabat lagi. JNE gencar memposisikan diri sebagai perusahaan logistik yang ramah UMKM, dan merupakan mitra strategis yang tepat bagi mereka, dalam memastikan barang yang dijual akan diterima pembeli dengan aman dan tepat waktu. 

Armada yang siap mengantar. Foto dari jne.co.id

JNE juga yang pertama kali ramah pada pelaku UMKM mebel yang punya karakteristik khusus, yaitu paket berukuran besar dan berbobot ekstra. Andalan para crafter dan seller sejak lama karena toleransi beratnya lebih menguntungkan. Tidak saklek 1000 gram untuk dihitung 1 kilogram. Kebetulan saya pernah jadi pembuat bunga pita pada tahun 2011 - 2016 yang lumayan produktif dan termasuk laku keras meski bermodal status Facebook dan kesetiaan pada JNE yang selalu memberi harga terbaik. Saya berhenti karena masalah mata dan tulang belakang, dua masalah khas para crafter.

Wah, malah mengenang masa lalu....

Balik ke masa sekarang pun sebenarnya sama, yaitu peran JNE dalam membantu proses pengiriman barang dagangan para penjual lintas wilayah. Memberi kemungkinan pada mereka yang di PHK dari pekerjaannya di sektor permebelan untuk mencoba berdiri sendiri. Mencoba menjadi bos untuk dirinya sendiri. 

Jepara memang kota seribu kemungkinan kalau mau memanfaatkan. Dengan pengetahuan saat bekerja, seseorang bisa membuka usaha mebel online dari rumah. Tak hanya mereka yang diberhentikan dari kerja, tetapi juga mereka yang masih berstatus sebagai pegawai. Bahkan menjadi guide furniture pun bisa juga mendapat kesempatan mengelola pesanan mebel yang dikawal sampai deal. Selama masih pengiriman dalam negeri, tak ada syarat khusus bagi new comer ini.

PHK terkadang membawa berkah, ya, dan media sosial itu beneran bisa menghasilkan cuan. Meski mereka ini hanya bisa menjangkau pasar domestik, tapi malah bisa menjadi batu dan pasir pondasi ekonomi nasional, sehingga tidak goyah dengan adanya krisis global. Bahkan menjadi penguat perekonomian bangsanya.

Geliat usaha mebel dan pasar domestik. Foto dokpri



Mengetahui pemicu krisis 2023

Kata orang tua, kenali dulu masalahnya agar bisa memecahkannya. Makanya saya tulis dulu tentang pemicu krisis 2023 sebelum lanjut ke kebangkitannya. 

Kwartal akhir 2022 sampai sekarang di kwartal pertama 2023 membawa serta krisis ekonomi domestik. Penyebabnya adalah inflasi yang tinggi. inflasi tinggi memicu penurunan daya beli masyarakat dan anggaran belanja rumah tangga. 


Sedari tengah tahun 2022 sudah ada pengetatan pinjaman bank, karena semuanya merasa perlu untuk waspada. Ditambah suku bunga tinggi pula, sehingga ekspansi dunia usaha terhambat. Secara umum terjadi aksi wait and see atas rencana investasi, sehingga rencana ekspansi industri menjadi tertunda. Jadi meskipun sebelumnya kebijakan dan belanja pemerintah, tumbuhnya UMKM serta menguatnya pasar dalam negeri menjadi modal dalam menghadapi krisis, namun tetap saja berimbas pada jumlah konsumsi yang sanggup diambil. 


"Perkembangan situasi ekonomi dan geopolitik dunia menunjukkan keadaan yang tidak baik-baik saja."

Demikian kalimat pembuka Hamid Rizali Siregar (Pembina Industri Ahli Muda Kementerian Perindustrian) dalam artikel Ancaman Krisis Ekonomi Global dan Potensi Dampaknya di Sektor Industri Agro. Menurutnya, ada banyak hal yang menjadi pemicunya, yaitu:

1. Pemulihan pasca Covid-19 yang masih terus berjalan,

2. Imbas dari memanasnya Perang Rusia dengan Ukraina, 

3. Perubahan iklim, 

4. Penurunan pasokan pangan dan energi di pasar global, 

5. Inflasi tinggi di beberapa negara maju, 

6. Peningkatan tingkat bunga, 

7. Penurunan nilai tukar rupiah


Tujuh hal di atas menjadi indikasi tantangan dunia yang semakin kompleks dan harus menjadi perhatian serius. Kalau tidak, krisis yang ada akan menjadi berkepanjangan bahkan akan berpotensi memicu adanya krisis ekonomi global di Tahun 2023. 

Krisis ekonomi 2023 di Indonesia lebih banyak disebabkan dari luar, yaitu krisis dan perlambatan ekonomi di negara-negara lain di dunia, terutama dari negara-negara adidaya. Kondisi Mereka tentunya membuat regulasi untuk mengurangi impor, sehingga dengan sendirinya negara pengekspor seperti Indonesia akan terimbas. Salah satunya ya mebel di Jepara itu. Dalam kondisi tidak menentu, strategi penetrasi disimpan dulu diganti dengan strategi wait and see. Ini juga dilakukan di negara kita.


Berkenalan dengan tipe pelaku usaha mebel

Menurut makalah berjudul Ancaman Krisis Ekonomi Global dan Potensi Dampaknya di Sektor Industri Agro, 54% ekspor produk furniture atau senilai USD 1,37 Milyar ditujukan ke pasar Amerika Serikat, sedangkan 23,8% lari ke pasar Eropa. Dari sini bisa dimaklumi jika banyak pengekspor mebel ke negara-negara tersebut menjadi terimbas parah sehingga kesulitan mencegah PHK massal. 

Untungnya sejak satu dekade ini laju pertumbuhan mebel di pasar domestik sudah kuat. Pada masa awal pemulihan pasca pandemi sempat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan di pasar lokal. Salah satunya karena munculnya usaha-usaha baru di sektor pariwisata. 

Dalam beberapa hal memang selalu ada yang patah atau bahkan layu, namun banyak yang tumbuh dan terus berkembang. Yang terakhir ini terjadi pada para pelaku usaha mebel untuk pasar domestik. Ada cukup banyak pengusaha mebel baru yang menikmati legitnya pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan meningkatnya kebiasaan belanja online di UMKM. Pertumbuhan kafe-kafe baru menjadi penyebab ramainya pasar mebel lokal di Jepara.

Masalahnya kemudian adalah, pengekspor mebel bukanlah pelaku usaha mebel domestik, dan tak bisa saling menyintas. Perbedaannya amat sangat signifikan, mulai dari bahan baku, teknik pengerjaan, harga jual,  kuantitas pembelian, dan kualitas. Lebih-lebih dalam hal kuantitas. Pembeli domestik takkan melirik mebel kualitas ekspor kecuali dari kalangan elit di atas yang jumlahnya tak seberapa. Jadi memang terasa membicarakan hal yang berbeda, meskipun sama-sama usaha di bidang permebelan. 

Mebel untuk pasar domestik. Foto dokpri

Mebel untuk pasar Eropa. Foto dokpri


Lebaran dan pesta ria pasar domestik

Apakah saya menulis ini dengan nada pesimis? Tentu saja tidak. Ini mungkin hanya akan terjadi pada 1-2 bulan pertama di tahun 2023. Optimisme pertumbuhan pasar mebel domestik sudah mulai mengudara meski dalam kenyataannya pertambahan jumlah orderan masih belum tampak pada bulan ketiga tahun ini. Optimisme ini berasal dari "berkah Ramadhan" karena bulan-bulan menjelang Lebaran biasanya rumah-rumah akan mulai bersolek. 

Hal ini bisa disebut siklus ekonomi domestik yang berakar kuat dari eratnya hubungan kekerabatan di Indonesia. Lebaran akan berarti banyak persiapan lahiriah (dan batiniah tentunya). 

Kalau pada masa lampau, hari-hari di bulan Rajab atau paling lambat pada bulan Sya'ban, tembok-tembok rumah akan mulai dikapur. Saya masih mengalaminya. 

Kapur berganti menjadi cat putih ketika saya mulai beranjak remaja. Setelah itu trend bertambah dengan adanya perlengkapan rumah tangga baru seperti meja kursi, lemari, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat pasar mebel domestik berbunga-bunga, para pegawai berlembur ria, dan ekonomi rumah tangga kembali meramaikan jagat pasar online di Indonesia sehingga pesta pora pasar mebel terjadi lagi. 

Geliatnya sudah mulai terasa. Suami saya minggu ini sudah mulai lembur. Beliau bekerja di sebuah pelaku usaha mebel pendatang baru yang langsung berjaya di sebuah marketplace berwarna hijau dan di Instagram. Dan tentu saja JNE menjadi andalannya.

Proses finishing mebel. Foto dokpri


Mudahnya kirim mebel dengan JNE

Kalau mau survey ekspedisi pilihan pertama untuk mebel, hasilnya pasti JNE dan ekspedisi lokal. JNE mungkin satu-satunya yang berhasil mengambil hati pelaku usaha mebel yang masih menggunakan sistem konvensional. Sistem yang sudah ada sejak zaman buyut-canggah warga Jepara bahkan mungkin sedari udek-udek siwur.

Penyebabnya adalah tarifnya yang hemat dan timbangannya yang lebih bersahabat lagi. Kebetulan base on true story. Kami punya usaha Potret Jati sejak tahun 2015, yang tentu saja berbahan kayu jati. Kami juga sesekali mengirim souvenir berbahan kayu. JNE tetap jadi andalan kami karena timbangannya yang membahagiakan hati. Jika angka timbangan menunjukkan angka 1,3 kg, kami hanya bayar 1 kg. 

Itu kan yoi banget untuk pelaku usaha nano seperti kami. Untuk potret jati ukuran menengah, kisaran 3-4 kg sering hanya dihitung 3 kg, di counter mana pun di sekitar kecamatan Jepara dan Tahunan. Itu sebabnya kami jadi pelanggan tetap JNE. 

Bagaimana dengan mebel beneran? Sedikit yang tahu kalau beli mebel di marketplace warna ijo, jingga, merah, biru dan lainnya, para penjual mebel akan mengatur pengiriman hanya JNE. Penyebabnya bukan hanya alasan di atas tapi juga karena kemudahan-kemudahan yang diberikan untuk pelapak dan pembeli. Mau tahu?


1. Tarif yang sangat hemat

Salah satu idola para pelapak barang yang besar dan berat adalah JNE JTR atau JNE Trucking. Solusi ongkir yang sangat bersahabat bagi semuanya. Syarat utamanya adalah berat paket di atas 10 kg. Untuk pelanggan loyal, syarat 10 kg tidak saklek diberlakukan. Coba amati betapa murahnya....

Resi pengiriman paket Potret Jati ke Jakarta. Foto dokpri


Kenapa bersahabat karena jika semisal pengiriman regular JNE sebesar Rp 9 ribu per kilogram, sehingga paket mebel seberat 10 kg akan dikenakan biaya Rp 90.000,-, maka dengan JNE JTR biayanya sekitar 25 - 35 ribu

Resi di atas menunjukkan taif JNE JTR dari Jepara ke Jakarta dengan berat paket 8 kg sebesar Rp 50.000,- padahal tarif regulernya Rp 17.000,- per kg. Murah banget kaaaan..... Apa pasal? Karena JNE reguler dikirim dengan pesawat sedangkan JNE Trucking dikirim melalui jalur darat. 

Tarif JNE Trucking ditentukan oleh jenis barang yang dikirimkan, yaitu dimensi dan berat barang. Keduanya mempengaruhi tarif JNE Trucking.  tapi senengnya sih, ada berbagai macam jenis barang yang bisa dikirim, misalnya mebel, perabot rumah/kantor, sepeda motor, brankas, dan berbagai macam dengan berat lebih dari 10kg dan ukuran besar lainnya. 


2. Barang yang bisa dikirim lebih bervariasi

Hampir semua barang bisa dikirim dengan JNE Trucking, kecuali narkotika, psikotropika, dan obat-obat terlarang lainnya (napza), barang yang mudah meledak, barang yang mudah terbakar, barang yang mudah rusak dan dapat mencemari lingkungan, dan barang yang melanggar kesusilaan dan/atau barang lainnya yang menurut peraturan perundang-undangan dinyatakan terlarang.

Jadi jelas ya, jangan mengirimkan oseng cumi menggunakan JNE trucking... karena, memang, waktu pengiriman menjadi lebih lama daripada JNE reguler, ya. Bukan hanya karena menggunakan jalur darat akan tetapi juga ada proses yang perlu dijalani oleh paket yang dikirim. Paket-paket itu akan digabung dalam satu tempat atau kontainer karena menggunakan sistem pengiriman LTL (Less Than Load Truck). Sekai jalan ada banyak barang. Inilah yang membuat tarifnya menjadi sangat-sangat bersahabat. 

Untuk yang ingin menggunakan JNE Trucking, perlu diingat satu lagi, nih, mengingat beratnya paket, maka pengirim/pelapak mengantar sendiri ke agen, demikian juga pembeli/penerima paket. 


3. Syarat dan Ketentuan Pengiriman Barang dengan JNE Trucking

Kalau memang harus mengirimkan paket seberat 10 kg dengan JNE Trucking, maka pertama kali yang perlu diperhatikan adalah hal-hal di bawah ini: 

1. Area pengiriman mencakup Sumatra, Jawa, dan Bali.

2. Minimum berat paket barang yang dikirim adalah 10 Kg.

3. Maksimum berat paket barang yang dikirim adalah 70 Kg.

4. Perhitungan berdasarkan berat produk dan volume (dimensi).

5. Belum ada layanan pick up (pengirim harus datang ke agen).

6. Tidak ada jaminan uang kembali.


Jadi pastikan benar enam syarat di atas, ya. Juga pastikan barang yang dikirim memang boleh dikirimkan. Oh iya, saya hampir lupa, pastikan dipacking palet agar aman, dan tidak ada barang yang bisa pecah di jalan seperti kaca. Biasanya memang akan ditanyakan apakah ada kacanya. 


Tumbuh bersama JNE si raksasa ekspedisi Indonesia

Bisa dimaklumi jika JNE menjadi raksasa ekspedisi Indonesia. Tak hanya efektivitas dan terjaminnya pengiriman barang, tetapi juga memberikan banyak kemudahan bagi pelanggannya. Termasuk inovasi-inovasi di bidang pengiriman barang. JNE berperan penting dan berkontribusi dalam kemajuan perekonomian sepanjang 32 tahun ini. 

Siap bangkit bersama. Foto dari jne.co.id


JNE dengan cepat berkembang bahkan saat ini sudah punya delapan ribu jaringan yang terus bertumbuh. Menurut data resmi, jumlah pegawainya sekitar 59 ribu karyawan. Jumlah pelangan dan mitranya tentu saja jauh lebih besar. Apalagi syarat menjadi mitra sangat mudah. Optimisme terus terjaga meski krisis ekonomi melanda.

Tahun 2023 ini memang disambut dengan krisis global yang mempengaruhi ekonomi lokal. Banyak pelaku usaha yang mengalami penurunan omzet karena turunnya penjualan. Tapi ini hanyalah sebuah tantangan yang perlu ditaklukkan. Terlebih para UMKM yang menjadi pilar ekonomi negara karena bergerak di pasar domestik. Bisa dikatakan dari warga untuk warga.

JNE punya terobosan yang perlu ditiru oleh perusahaan ekspedisi kompetitor, yaitu mempunyai mitra binaan JNE. Di sini JNE menjadi mitra strategis bagi para pelaku UMKM serta gencar memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna jasanya. 

Bahkan bagi para pelapak/penjual mebel di Jepara yang punya karakteristik khusus pada paket yang dikirimkannya. Sudah menjadi hal yang biasa jika menemukan paket mebel di agen-agen JNE di Jepara karena memang di situlah mereka mempercayakan barangnya sampai di tangan pembelinya.

Pertumbuhan pasar mebel domestik di Jepara juga membawa keuntungan bagi JNE terlihat dari jumlah agen terus bertambah, agar makin dekat dengan para pelaku usaha mebel di kota yang sedang menggarap identitas "The World Carving Center". Pak Jokowi juga punya sentilan keras untuk Jepara terkait industri ini, sehingga menjadi pemicu dan pemacu bagi para pelaku usahanya. Saat ini sedang ada event pameran mebel akbar yang digagas akan jadi embrio pameran-pameran mebel internasional di Jepara. 



Dengan 4 landasan pengembangan bisnis JNE, yaitu karakter professional, sertifikasi penjamin mutu, penerapan teknologi modern, dan diversifikasi layanan jasa, rasanya identitas yang sedang diupayakan ini akan segera diakui. 

Malam Nisfu Sya'ban 1444 Hijriah baru saja berlalu, mesin-mesin pengolah kayu mulai menderu di malam hari, optimisme harusnya makin diangkat. Krisis 2023 semoga hanya sesaat saja. Mari semangat bangkit bersama, karena transportasi selalu siap menjadi jembatan bagi para pembelinya....


Bacaan tambahan:

Makalah:

Ancaman Krisis Ekonomi Global dan Potensi Dampaknya di Sektor Industri Agro

https://www.antaranews.com/berita/3297791/himki-lancarkan-empat-strategi-pulihkan-industri-mebel-dan-kerajinan

https://katadata.co.id/tiakomalasari/berita/63a591789b1bb/industri-furnitur-phk-massal-ekspor-anjlok-pada-kuartal-iv-2022

https://kargo.tech/blog/jne-jtr-trucking/

25 Komentar

  1. Ternyata krisis 2023 beneran terjadi, ya. Dunia masih dalam proses pemulihan pasca pandemi. Semoga para UMKM dan segala sektor bisnis bisa bertahan dan terus berkembang bagaimana pun tantangannya

    BalasHapus
  2. Masya Allah ceritanya komplit sekali mbak Susi :) Krisis ekonomi yang menerjang banyak negara termasuk Indonesia, memang turut menurunkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan mebel misalnya. Tapi semoga saja kini mulai bangkit sedikit demi sedikit. Ngomongin JNE, aku pernah juga beli satu set meja kursi tamu bahan kayu jati dari Malang via JNE. Sudah terpercaya sekali dengan harga masuk akal dan tepat waktu.

    BalasHapus
  3. JNE terobosannya asik banget dengan punya mitra binaan. Semoga dengan JNE menjadi mitra strategis bagi para pelaku UMKM & juga gencar memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna jasanya dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pelaku UMKM dan masyarakat pada umumnya ya

    BalasHapus
  4. Cobaan rasanya belum usai, ya. Baru juga lepas pandemi COVID-19, sekarang terancam dengan resesi. Tapi, kemudian jangan sampai mematahkan semangat. Terutama untuk para pebisnis. InsyaAllah akan terus dilancarkan. JNE tentu bisa menjadi mitra terpercaya karena pengirimannya memuaskan

    BalasHapus
  5. Jujur bingung banget kalau nggak ada jasa pengiriman yang bisa diandalkan gini tuh kek gimana coba susahnya buat distribusiin barang-barang yang kita jual. InsyaAllah dengan JNE pengiriman mebel makin lancar ke seluruh Indonesia ya Mak.

    BalasHapus
  6. Smoga bisa bangkit perlahan dan meningkat ya mba usahanya. Dampak pandemik terasa banget. Ngomongin pakeet, JNE luas jangkauannya.. programnya bagus2, UMKM dan karyawannya.. Keren yaa..

    BalasHapus
  7. Usaha furnitur tuh sangat menjanjikan loh, apalagi kita bisa terus berkembang dengan mengikuti design dipasaran sesuai dengan keinginan para konsumennya. Soal-soal kirim mengirim dari luar kota sudah pas deh JNE ya mak.

    BalasHapus
  8. Di gudang tempat Kakakku kerja, seminggu tuh bisa libur beberapa hari. Mebelan kecil pun pada sambat karena krisis ini. Semoga kita bisa melewati dan semua bisa segera membaik

    BalasHapus
  9. Kebayang waktu pandemi, banyak yang gulung tikar pastinya ya mbak. Sekarnag mulai bangkit lagi, semoga semakin berkembang usahanya. Aplagi mebem Jepara ini kualitasnya bagus banget

    BalasHapus
  10. Kalau pengiriman ke luar kota untuk barang barang besar seperti mebel jepara ini pasti harus dengan dokumen yang lengkap ya mba, apa termasuk asuransinya juga ditanggung pembeli kah ?

    BalasHapus
  11. Mpo suka yang hemat sehingga beli sesuatu dari kayu tidak akan berat di ongkos. Apalagi dari Jepara ke Jakarta jauh Untung adanya JNE

    BalasHapus
  12. masya Allah bisnis mebel enggak akan mati tapi emang kena dampak ya selama pandemi, jadi ingat di rumah perabotan belum ada banyak nih hihi...

    BalasHapus
  13. Mebel untuk pasar domestik dan pasar ekspor beda banget ya, Mbak. Pasar ekspor terlihat lebih kokoh dan elegan desainnya. Hehe.
    Btw perang Rusia Ukraina memang berdampak banget ya. Kapan hari aku juga dicurhati pedagang pasar, katanya pasar sepi akibat perang itu.

    BalasHapus
  14. masya Allah usaha mebel ya mbak. Terlihat perbedaan gaya mebel domestik dan ekspor. Kebetulan dekat tempat kami berderet toko mebel, kursi yang untuk domestik pernah ku lihat di sana.

    btw, kalau saya pakai JNE yang JTR untuk mengirim buku. Hemat banget dari penerbit dikirim ke rumah kan berkilo-kilo ya tapi ongkosnya dibawah 50ribu.

    BalasHapus
  15. Ada juga yang bilang kalau Indonesia gak akan terlalu terpengaruh krisis. Tapi kan memang bukannya tidak terpengaruh ya... Apalagi bagi produsen/pelaku bisnis barang2 ekspor, dengan pasar negara-negara yang sangat terimbas krisis. Semoga, tetap ada celah yang bisa dilalui hingga badai resesi berlalu. Oh ya, usaha mebel yang mengusung nama Jepara juga saya temui di kota-kota lain. Tapi memang, kalau sudah soal selera dan trust, orang mau saja beli dari kota asalnya. Bersyukur sekarang didukung jasa ekspedisi yang mumpuni seperti JNE yaa...

    BalasHapus
  16. JNE sangat membantu ya
    Bahkan saya sekarang sangat terbantu dengan JNE yang makin baik pelayanannya khususnya pada alamat keliru. Jadi ga khawatir nih kalau kirim meubel Jepara ke konsumen yang alamatnya mungkin salah ketik.

    BalasHapus
  17. Dari dulu Jepara terekenal dengan kerajinan mebelnya ya mbak
    Semoga mebel Jepara bisa tetao bertahan
    Apalagi ada bantuan jasa pengiriman terbaik, JNE

    BalasHapus
  18. Andalan banget menggunakan JNE ini.
    Karena aku masih ingat juga kak Susi, satu-satunya ekspedisi yang mau anter sampai depan rumahku (pas dulu masih kontrak di gang gitu..) cuma JNE.

    Jadi kisah kak Susi mengenai perjalanan dunia bisnis memang relate banget sama kisah-kisah pengalaman positif mengenai pengguna jasa ekspedisi terbaik Indonesia, JNE.

    BalasHapus
  19. murah ya Mbak, 8 kg tapi ongkirnya cuma 50 ribu. persoalan ongkir ini memang berpengaruh, aku pernah gagal belanja online gegara mahal di ongkir.
    selalu suka sama JNE, apalagi pengiriman juga aman. selalu jadi ekspedisi favorit sih JNE ini.

    BalasHapus
  20. Memang yaa semua terdapat karena pandemi covid kemarin.. gak tanggung2 2tahun lagi. Semoga semua bisa bangkit ya termasuk dari krisis ekonomi ini..

    Kalau antar paket sih memang JNE sudah terpercaya dari dulu.

    BalasHapus
  21. Oooow jadi tercerahkan loh mbak, ini krisis ekonomi memang alami krisis dan perlambatan ekonomi, sehingga negara pengekspor seperti Indonesia akan terimbas. Aku sih yakin yaa mebel di Jepara kan memang buaguusss banget, pasti nanti naik lagi!

    BalasHapus
  22. Mbak aku malah baru tau lho kalau mebel mebel Jepara di Marketplace itu dikirim pakai JNE . Kirain pakai sopir truk konvensional. Ternyata pakai JNE trucking ya.

    BalasHapus
  23. Semangat mba Susindra semoga keadaan membaik ya, aku pun merasakan dampak nih kerjaan berkurang banget so awal tahun semoga situasi segera membaik dan banyak rezeki aamiin JNE mang terpercaya ekspedisinya

    BalasHapus
  24. semoga di tahun 2023 ini peluang semakin besar dan nyata. Keadaan makin membaik dan semamkin cuan yaa, aku juga lagi merintis usaha semoga dilancarkan tahun ini

    BalasHapus
  25. Semoga krisis hanya omongan saja, semoga semakin baik. Ikhtiar dengan banyak cara bisa dilakukan

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)