Tips Jaga Kesehatan Pascalebaran

Siapa yang sedang sakit diare dan flu? Saya! Saya tahu sejak lama kalau akan diare jika terlalu banyak makan kacang tapi saat menyicip hidangan lebaran selalu mengambil jenis perkacangan. Makanya saya buat artikel tips jaga kesehatan setelah lebaran saja sambil bagi-bagi cerita lebaran.

Tips jaga kesehatan pascalebaran


Kebetulan sekali putra kami juga tiba-tiba batuk lagi. Pasca perjuangan menyembuhkan batuknya pada bulan puasa lalu yang berlangsung agak lama dan baru sembuh h-3 lebaran.... rasanya nyesek juga di dada. Apalagi Giandra ini susah makannya, susah minum obatnya pula. Dia cuma mau minum Bodrexyn yang disebut permen obat, tak mau obat lainnya. Padahal kan obat tersebut hanya untuk obat demam, ya. Pusing, kan? Beberapa anak usia 5 tahun kadang memang bikin orangtuanya harus mengelus dada dan bilang, "Sabaaar...."

Kalau melihat kebiasaan lebaran umumnya yaitu bepergian dan makan banyak makanan yang tidak biasa dikonsumsi harian, maka ancaman pascalebaran seperti flu, batuk, kadar kolesterol naik, gula darah meningkat, asam urat meninggi, radang di tenggorokan, diare dan maag kerap kali muncul. Kira-kira Sobat Susindra mengalami yang mana, nih?


Bukan balas dendam puasa

Saya yakin kalau peningkatan konsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi bukanlah bentuk dari balas dendam puasa. Tradisi keluarga memang seperti itu. Saya lho kalau lebaran tak ada minimal opor ayam akan merasa sangat sedih. Pengennya sih ada opor ayam, rendang daging, gudeg, sambel goreng koyor dkk. Apa daya mampunya baru opor ayam dan sambel goreng tahu. Tapi itu pun sudah bukan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. 



Pernah ga sih bayangin makan sayur bayam dan pecel ikan di hari lebaran? Saya tidak pernah. Lontong opor adalah batasan minimal. Padahal nanti di rumah saudara saat unjung atau silaturahmi juga ketemu makanan ini. Tapi tetap saja merasa wajib ada.

Atau tahun depan harus menusnahkan mindset ini dan memasak sop ayam saja dengan ekstra sayur, ya??? Kan tetap cocok dimakan dengan lontong. Hmm.....

Sebenarnya gaya hidup pascalebaran di mana pun nyaris sama; makanan yang tidak seimbang nilai gizinya, makanan berkolesterol, camilan nastar dan rempeyek yang berlebihan, dan masih banyak lagi. Masih ditambah minuman bersoda yang tampaknya sudah ditradisikan wajib ada di beberapa rumah padahal manisnya kebangetan. Di saat seperti ini, olah fisik jadi sesuatu yang jauh dari aktivitas. 

Bahkan kalau seperti saya nih, pada tanggal 1 Syawal harus bertamu di 8-9 rumah keluarga di 2 kota: Jepara dan Demak. Capek beud dan selalu menerima tawaran makan di rumah yang saya kunjungi. Jadwalnya ajek jadi ya sudah tahu makan di rumah siapa saja.

Pascalebaran puasa? Ya Allah, sementara ini saya belum masuk ke golongan yang tercerahkan itu. Lupaaaa terus. Sudah planning sorenya, pagi sarapan. Bubar jalan. Nyesel banget sih sebenarnya. Kenapa ya saya selalu lupa. Ada ide atau tulisan untuk menjawabnya?


Cara jaga kesehatan pascalebaran

1. Puasa tanggal 2-7 Syawal

Berpuasalah untuk menjaga dari kekhilafan dan kesenangan nyemil yang tiba-tiba naik. Wajar saja sebenarnya tapi yang wajar belum tentu baik. Lagian banyak sekali faedahnya bagi tubuh dan amalan ibadah kita. 

Semoga kita bisa melakukannya. Ini PR banget bagi saya. Lebaran kali ini ga dapat ibadah sunnah yang baik ini. Meski sekarang sudah tanggal 9 Syawal, tapi kebetulan hari Kamis dan saya bisa mulai puasa. InsyaAllah.




2. Konsumsi makanan seimbang

Rasanya mager ke pasar, ya, kalau lebaran gini. Apa-apa serba mahal. Apalagi kami yang di Jepara ini ada lebaran kecil tanggal 8 Syawal. Jadi start tanggal 5-7 Syawal harga melonjak kembali setelah turun dikit pada tanggal 3. 

Makanan seimbang itu apa? Coba cek Piringku, deh ya. Mudahnya sih porsi nasi, sayur dan lauknya sesuai dengan anjuran yang ada di Piringku. Makan buah-buahan juga pastinya. Btw, kapan ya buah di Indonesia harganya murah??


3. Kualitas makanan harus bagus

Mentang-mentang pasar tutup tanggal 1-2 Syawal lalu makan-makanan yang berkualitas buruk? Oh, no! Saya lihat nih, banyak orang di sekitar saya yang memilih catering makanan lebaran yang dikirim pada h-1 lebaran. Jika telat menghangatkan pada pukul 9 malam, makanan menuju basi, deh. Duh lah saya pernah makan hidangan lebaran setengah basi di rumah saudara. Padahal menghangatkan makanan kan juga tidak sehat, ya? Makanya kalau lebaran saya sengaja tidur sebelum jam 10 malam dan bangun jam 3 untuk memasak, Jadi selalu fresh. 

Tak hanya isu menghangatkan makanan saja tapi juga kualitas bahan makanan yang akan menurun jika tak bisa cara menyimpannya. Jika hanya menumpuk makanan di dalam kulkas saja. Penting untuk tahu cara menyimpan bahan makanan agar selalu segar dan kualitas tetap baik meski beberapa hari di kulkas. 


4. Jangan makan manakan berkolestrol

Jika saat lebaran makanan berkolesterol jadi tradisi menu keluarga, pada hari kedua harus mulai stop. Ganti dengan menu sehat dan makan banyak sayur-mayur. Kalau cerita tetangga atau orang yang saya temui selama masa saling kunjung di hari lebaran, menu favorit keluarga pascalebaran biasanya sangat simpel berupa sup atau sayur berkuah bening dan lauk goreng sederhana atau pecelan. 



Secara spesifik beberapa orang bercerita, "Aku masak blenyik, Mbak. Sedeppe pwol." 

Blenyik itu tempong atau teri yang dikeringkan dengan cara dibuat menyatu dengan teri lainnya. 

Ada yang mengatakan, "Jangan kunci tempe pecel, enak banget."

Jangan kunci itu sup bayam dengan bumbu temu kunci dan bawang merah. Bisa jadi solusi banget apalagi kalau tempenya dikeluarkan dari kulkas pada tanggal 1 Syawal dan dimasak tanggal 2 atau 3. Sedep banget tuh pecel tempe semangit....

Kalau roaming dengan semua menu di atas, sup ayam saja dah dengan banyak sayur....


5. Makan buah-buahan

Serius tanya, kenapa ya negara tropis yang subur makmur seperti Indonesia ini kok harga buahnya mahal sekali?? Yah, meski mahal juga harus dibeli dan jadi konsumsi yang baik pascalebaran. Sayangnya, buah lokal seperti mangga, rambutan, durian, nangka dan sejenisnya bisa dipanen pada saat kemarau, ya....

7 makanan yang menurunkan gula darah

 

Asli, PR banget ini, menurut saya. Harus ada kebijakan dan paksaan dari pemerintah agar harga buah-buahan bisa murah meriah karena menjadi konsumsi sehat bagi rakyatnya. Setuju, enggak, sih?


6. Olahraga, dong

Ingat untuk tetap berolahraga pascalebaran. Kaum mager seperti saya bisa melakukan rutinitas jalan sehat selama 30-60 menit agar tubuh tetap sehat. Saya suka naik turun tangga teras karena ingat saat SMP dulu dilatih guru olahraga agar naik turun kursi tribun Stadion Kamal Junaidi Jepara. Sehat juga sih kalau mau melakukannya 50-200 kali. Penting untuk tetap ramping

berolahraga pascalebaran


Kalau terbiasa senam atau aktivitas olahraga lainnya akan sangat bagus. Gym buka nggak ya pada saat ini? 


7. Catat nomor kegawatdaruratan

Tak ada salahnya jika punya nomor telpon klinik keluarga untuk jaga-jaga. Lebih baik lagi jika mempelajari informasi layanan Public Saftey Centre (PSC) dan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di kotamu. Boleh juga cek artikel Pafi A dan Pafi B agar tahu.

Bagaimanapun suasana lebaran memang kadang melenakan, melelahkan tapi karena bahagia tidak dirasa. Seperti kami yang unjung/silaturahmi 2 kota 8 rumah keluarga pada tanggal 1 Syawal. Kalau tetangga dihitung totalnya minimal 15 rumah dalam sehari itu. Esoknya baru silaturahmi ke para tetangga dan lanjut ke rumah keluarga nakdulur (beda kakek) yang jumlahnya juga banyak.

Sudah tua masih unjung? Ya karena masih banyak yang lebih tua lagi, dong... dan itu tradisi. Seperti tradisi makan makanan berkolesterol tinggi yang sulit dihindari karena rasanya aneh kalau tak ada. Iya, kan??

Sehat pascalebaran itu sangat penting, lho....


1 Komentar

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)