Tips membuat anggaran belanja rumah tangga


Pakde Abdul Cholik mengajak para sabahat untuk membuat anggaran belanja bulanan agar kita mau belajar mengatur keuangan kita. Sebuah ajakan yang halus dan elegan, dan tentu saja membuat para sahabat beliau berusaha menyajikan yang terbaik. Termasuk saya yang karena kondisi fisik sebenarnya menetapkan hiatus satu minggu terpaksa mengakhiri hiatus hari ini. Semoga mulai dari minggu ini kita semakin pandai membuat anggaran belanja mengingat banyaknya kesempatan kita berbelanja secara boros.


Mengatur anggaran belanja rumah tangga adalah strategi utama agar kita tidak besar pasak daripada tiang. Mencatat secara detail belanja kita akan membantu mengetahui di pos mana uang kita terlalu banyak mengalir. Dan kita akan tahu bagaimana cara menghentikan belanja tidak penting kita. Pertama kali melakukaannya, saya benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa kebutuhan tertier saya ternyata jauh melampaui kebutuhan premier dan sekunder. Dan sejak itu saya berhasil menghemat. Oke, langsung saya mulai saja skenario saya.

Jika  saya dan suami telah berusia senja, memiliki sebuah rumah milik sendiri di Surabaya, semua anak telah “mentas” dan memiliki rumah serta keluarga sendiri, otomatis saya akan bebas di rumah bersama suami tercinta dan seorang pembantu rumah tangga (InsyaAllah saya bisa sampai di level ini. Amin).  Saya memudahkan hidup saya dengan memiliki dua buah AC, Kulkas, Rice cooker, Dispenser, tiga buah TV, pesawat telpon, 3 handphone, mobil, computer desktop, 2 laptop, serta 2 kompor gas (AMIN).  Saya berlangganan internet, paket pulsa blackberry, serta air PDAM. Hidup saya semakin mudah. Namun dengan facilitas sebanyak itu, berapa anggaran uang yang saya butuhkan? Berapa dana bulanan yang harus saya keluarkan untuk makan, minum, keperluan lain?

Normalnya sebuah anggaran belanja terdiri dari:
1. Pendapatan
    a. Pendapatan suami
    b. Pendapatan istri
    c. Pendapatan lain-lain (bonus, dll)
2. Pengeluaran
    a. Tabungandan investasi
         i. Setoran tabungan pendidikan
         ii. Tabungan bulanan
         iii. Setoran dana pensiun
    b. Cicilan hutang
         i. Cicilan kartu kredit
        ii. Cician rumah
        iii. Cicilan kendaraan
    c. Premi assuransi
        i. Assuransi pendidikan
        ii. Assuransi kesehatan
        iii. Assuransi jiwa
    d. Biaya hidup
        i. Belanja bulanan
        ii. Belanja (dapur) harian
        iii. Uang saku anak
        iv. Gaji pembantu
        v. Biaya telpon, listrik, dll
        vi. Mobil dan transportasi lain
        vii. Sumbangan
        viii. Busana dan aksesories
        ix. Biaya tak terduga

Mengingat usia saya sudah memasuki masa pensiun, tentu saja banyak pos yang hilang dan menyisakan lebih sedikit pengeluaran. Pos besar seperti cicilan/hutang telah hilang, tabungan dan investasi juga telah jauh berkurang. Wajar, karena meski menuliskan pos cicilan/hutang, saya tidak akan kredit rumah/mobil.  Saya  dan suami tidak termasuk orang yang suka merepotkan diri dengan memikirkan biaya bulanannya. Premi assuransi pun hanya tinggal assuransi jiwa karena tetap penting. Berikut adalah pengeluaran saya jika telah menginjak usia matang dan hanya tinggal bertiga bersama suami dan seorang pembantu:

1. Tabungan dan investasi
    a. Tabungan bulanan = Rp 300.000,-
    b. Tabungan untuk kebutuhan tak terduga Rp 500.000,-
2. Premi assuransi
    a. Assuransi jiwa = Rp 300.000,-
3. Biaya hidup
    a. Belanja bulanan (Samphoo, sabun, odol, beras, gas, kopi, gula, teh, dll) = Rp 500.000,-            
    b. Belanja (dapur) harian (asumsi sehari 30 ribu untuk lauk, sayur, dan buah) = Rp 900.000,-
    c. Gaji pembantu = Rp 500.000,-
   d. Mobil dan biaya service mobil = Rp 500.000,-
f. Biaya telpon, listrik, dll
   * Listrik = Rp 350.000,- (pembulatan.
   * Pulsa 3 hape = Rp 150.000,-
   * Paket Blackberry telkomsel = Rp 100.000,-
   * Telpon rumah = Rp 80.000,-
   * PDAM = Rp 50.000,-
   * Speedy = Rp 220.000,- (plus pajak)
g. Sumbangan dan pajak (tidak tentu) = Rp 500.000,-
h. Busana dan aksesories = Rp 300.000,-
i. Biaya tak terduga = Rp 750.000,-
Total pengeluaran saya sebesar Rp 6.000.000,-

Termasuk besar pasak dari pada tiang? Tentu saja tidak. Setiap biaya yang saya keluarkan sesuai dengan kebutuhan yang melekat pada saya mengingat banyaknya fasilitas yang saya butuhkan demi kenyamanan saya. Dengan asumsi pendapatan 7,5 juta perbulan, saya masih mempunyai tabungan umum sebesar 1,5 juta untuk mengcover budget yang di luar perhitungan. Sisa budget juga termasuk biaya mengunjungi cucu. Karena hidup tak selalu monoton, kan?

Selain itu, ada beberapa investasi penting yang harus saya jadikan biaya bulanan. Usia senja tidak akan membuat saya berleha-leha menghabiskan uang. Uang saya harus tetap bekerja. Investasi harus tetap berlanjut. Karena ada Destin dan Binbin beserta keluarga kecil mereka yang kelak akan diuntungkan dengan investasi yang saya lakukan sekarang. Jika semua tabungan dihilangkan, sumbangan dikurangi, busana ditiadakan, serta biaya tak terduga dibuang, total pengeluaran pribadi saya dan suami hanya Rp. 2.500.000,- per bulan. 

Itulah yang akan saya lakukan, pakde, jika saya sudah semapan pakde dan bunda Ipung. Saya harap kelak saya akan menikmati kebahagiaan dan kemapanan hidup yang panjenengan berdua dapatkan. Amin Ya robbal alamin. Dan semoga tips dan artikel ini bermanfaat bagi para sahabat yang membacanya. Amin YRA.

*******

 Artikel ini diikutsertakan ada Kuis Anggaran Belanja Bulanan di BlogCamp.

13 Komentar

  1. aku tuh gak tau biaya PDAM mbak,jadi kira-kira saja :).
    detail juga nih anggran yg mbak susi buat

    BalasHapus
  2. Saya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
    Saya catat sebagai peserta
    Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  3. @Lidya - Mama Pascal Mbak Lidya: Anggaran PDAM tidak besar, sih. Sampai saat ini saya masih bertahan di 36 ribu padahal untuk 4 orang.

    BalasHapus
  4. @Mbak Nchieh: Saya hanya menulis saja, mbak. Keputusan akhir ada di dewan juri. Terima kasih ya do'a dan harapannya. Semoga terkabul.
    @Syifa Azz: Anak tetap harus belajar menabung dan berinvestasi karena dunia sangat sulit ditebak kecenderungannya.

    BalasHapus
  5. Mantap Mbak, suka aku ;)

    Iya ya Mbak walau belanja bulanan 6 juta kalau penghasilan 7,5 jt tak masalah juga kan, yang salah itu kalau tekor ya Mbak, gede belanja dari pada penghasilan. Sepakat aku Mbak ...

    Gudlak Mbak Susi ;)

    BalasHapus
  6. Bagus2 banget bikin anggarannya, dan semuanya bervariasi.
    Ada yang segini dibilang cukup, ada yang merasa terlalu besar, dan ada pula yang minimalis. Namun semuanya itu tak jadi masalah, asalkan pendapatan tetap harus lebih besar daripada pengeluaran.. :D

    Smoga menang bu.. :D

    BalasHapus
  7. 6 jeti?!
    WAW! 2 kali lipat dari postingan lain yang gua baca. Rata-rata blogger lain cuma 3 jetian. Hebat.

    BalasHapus
  8. imaginery living 4 emajinatif women...godbless u

    BalasHapus
  9. Rinciii banget... iya lah.. mompreneur gt loch..
    gutlak..

    BalasHapus
  10. Duh...duh...kok hebat bgt deh mba Sus bisa sedetail itu...

    BalasHapus
  11. detail, dan sangat membantu buat yang punya kondisi agak sama dengan ini...

    hebat loh, bisa nyisihin sekira 20% dari pendapatan buat ditabung tiap bulan..

    belajaar aaah

    BalasHapus
  12. Mantap2 anggaran yang dibuat mbak susi..wah detail dengan pernak perniknya..wah kandidat juara neh..
    semoga sukses yah mbak kontesnya :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)