Review dan Sinopsis Film Room 2015

Film Room berjaya di tahun ini. film drama yang menyentuh hati ini mengantarkan Brie Larson sebagai Aktris Utama Terbaik Oscar 2016. Di tahun ini pula, Brie mengantongi piala Golden Globe 2016 untuk film yang sama. Penasaran seperti apa filmnya? Saya sudah siapkan review dan sinopsis lengkapnya.



****
Jack adalah anak berusia 5 tahun yang cerdas. Rambutnya panjang melebihi bahu. Dia tinggal di sebuah ruangan sempit bersama ibunya, Ma. Mereka tidak pernah keluar. Dia tidak pernah keluar ruangan. Dunia yang diketahuinya hanya sebatas ukuran kamar yang juga dijadikan sebagai tempat tidur, memasak, makan, belajar, mandi, dan bermain. Manusia yang dia kenal hanya Ma dan Old Nick – lelaki misterius yang beberapa hari sekali datang membawakan makanan untuk mereka. 

Ketika Jack berusia 5 tahun, ia ingin meniup lilin seperti yang pernah dilihat di TV. Permintaan sederhana itu tidak bisa dipenuhi Ma sehingga dia merasa sedih. Rupanya Ma jauh lebih sedih daripada Jack. Apalagi ketika Jack berkata, “Nanti ketika aku 6 minggu depan, jangan lupa lilinnya.”

Usia 5 tahun sangat membingungkan bagi Jack. Tiba-tiba Ma mengubah semua ceritanya. Dongeng Ma menjadi tidak asyik lagi. Banyak cerita yang dibalik. Ma menjadi pembohong (baginya). Dulu Ma bilang bahwa orang-orang yang berada di dalam TV hanyalah gambar yang tidak nyata. Laba-laba nyata karena ada di dalam, tetapi anjing hanya sebuah foto. Yang membingungkan adalah Old Nick, laki-laki yang sering datang pada malam-malam tertentu. Old Nick terlihat nyata, tetapi tidak nyata.

Review dan Sinopsis Film Room 2015
Jack dan ular pelindung dari cangkang telur


Setiap kali Old Nick datang, Jack harus bersembunyi di dalam lemari. Anak kecil berambut panjang itu harus berdiam sampai pagi di sana. Jack tidak mengerti mengapa harus seperti itu. Suatu malam dia terbangun dan mendekati Ma dan Old Nick yang tertidur. Dia sungguh penasaran seperti apa Old Nick. Sial sekali Old Nick dan Ma terbangun. Ma panik dan Old Nick mencekik leher. Jack sangat takut. Setelah kejadian itu, Ma terlihat lebih banyak merenung dan menangis diam-diam. 

Suatu hari Ma mengeluarkan sebuah gigi dari mulut dan memberikan pada Jack. Ma juga mengajak Jack berlatih menggulungkan badan ke karpet dan harus bisa keluar dari tikar sendiri. Jack patuh meski tidak mengerti. “Truk, berguling keluar, melompat, berlari.” 5 kata yang harus dihafal Jack berkali-kali. Ketika hari yang ditentukan tiba, Jack harus berpura-pura kaku di dalam gulungan tikar agar dianggap mati. Jack yang tidak pernah keluar ruangan sejak lahir menjadi silau ketika melakukan apa yang dilatih di atas truk. Ketika dia turun dari truk, Old Nick menangkapnya. Namun karena ada pejalan kaki, Old Nick meninggalkan Jack di jalan.

Jack anak yang cerdas. Meski bingung, tetapi dia mengenal berapa kali berguling ketika truk berbelok. Dari keterangan tersebut, polisi berhasil mencari rumah Old Nick dan membebaskan Ma dari sanderaan Old Nick selama 6 tahun.

Keluar dari Room, Jack menghadapi bahaya lebih besar. Karena 5 tahun tidak pernah menghirup udara di luar, Jack rentan terkena virus. Ma juga aneh. Dia terlihat bahagia sebentar, setelah itu malah menjadi sedih, bahkan melukai dirinya sendiri. Jack harus tinggal bersama Nenek karena Ma di rumah sakit setelah gagal bunuh diri. 



Suatu hari Jack meminta Nenek memotong rambutnya agar bisa diberikan kepada Ma. Ma butuh “kekuatan super” dari rambut Jack. Jack tidak butuh kekuatan ekstra lagi karena sekarang sudah bahagia dan sehat. Ada Nenek, Kakek, dan teman yang menjaganya. Juga orang-orang baik yang menjaganya. Apalagi dia sudah memiliki anjing yang sangat dia idamkan.

****

Film Room berpusat pada kehidupan Jack dan Ma. Mereka berdua tinggal di sebuah kamar kecil tanpa jendela seumur hidup Jack. Ada 1 akses pintu terkunci dan tidak bisa dibuka tanpa kombinasi angka yang tepat. Ma adalah mahasiswa cantik yang diculik Old Nick ketika pulang sekolah. Dia dipenjara ke dalam Room sampai melahirkan Jack. Kelahiran Jack adalah hiburan Ma selama di penjara. Agar Jack tidak banyak bertanya tentang dunia luar, Ma banyak menjelaskan sesuai kebutuhan. Makanya Jack dan Ma sempat berselisih. Karena tidak ingin Jack terus bertanya tentang dunia luar, Ma menjelaskan bahwa dunia luar sudah dikuasai Alien, sehingga di luar berbahaya. Meski begitu, di saat-saat tertentu Ma mengajak Jack menantang para Alien datang (maksud Ma adalah agar ada tetangga sekitar “penjaranya” sehingga mereka bebas. Ketika Jack berusia 5 tahun dan mulai penasaran dengan Old Nick (pemerkosa Ma dan ayah biologis Jack), Ma bertekad Jack harus keluar sebelum disentuh tangan kotor Old Nick. 



Ketika mereka berhasil keluar, masalah yang harus dihadapi malah lebih kompleks. Dunia di luar ROOM malah lebih menakutkan. Terlebih bagi Ma. 6 tahun dia hilang dari rumah. Ayah ibunya sudah bercerai. Bahkan ayahnya tidak mau melihat Jack karena teringat pada penculik Ma. Ketika seorang pembawa acara TV bertanya “Sebagai ibu, apakah Ma tidak pernah terpikir untuk meminta Old Nick mengeluarkan Jack agar dia bisa melihat dunia?”, pertahanan Ma hancur. Dia mencoba bunuh diri karena merasa menjadi ibu yang sangat buruk. Seperti itulah inti cerita ROOM. 

Di Amerika, kasus anak perempuan hilang dan ditemukan setelah bertahun-tahun beberapa kali terkuak. Ada jaycee Lee Dugards yang hilang sejak berusia 11 tahun dan baru ditemukan 18 tahun kemudian. Ada Amanda Berry yang disekap tetangganya, Ariel Castro selama 10 tahun dan memiliki anak, namun tak ada yang menyadari betapa dekatnya mereka. 

Tahun 2015, ada beberapa film bertema penyanderaan semacam ini. Saya sudah menonton film Keept Woman yang dibintangi Courtney Ford & Shaun Benson yang bertema penyanderaan. Keunggulan film ROOM ini ada pada sudut pandang penceritanya, yaitu Jack. Seorang anak berusia 5 tahun yang tiba-tiba menghadapi dunia luas yang pada awalnya hanya dia lihat di TV kecil di ruang sanderanya. 



Aku baru berada di dunia (luar kamar) selama 37 jam. Aku sudah bertemu pancake (sarapan lazim di Amerika), dan tangga, dan jendela, dan ratusan mobil. Dan awan, dan polisi, dan dokter, dan nenek, dan kakek. Tapi Ma bilang kami tidak bisa tinggal di rumah ber-hammock (rumah lama sebelum Ma diculik) lagi. Nenek tinggal di sana bersama temannya Leo sekarang. Kakek tinggal di rumah yang jauh. Aku sudah melihat orang-orang yang wajahnya berbeda-beda, dan sangat tinggi, dan sangat bau, semua bicara bersamaan. Dunia seperti semua planet TV (Channel TV) bersamaan, jadi aku tidak tahu harus melihat dan mendengar yang mana. Ada pintu-pintu... dan lebih banyak pintu. Dan di balik semua pintu selalu ada ruangan masuk dan masuk lagi. Peristiwa datang silih berganti. TERJADI. Tak pernah berhenti. Dan, dunia selalu berubah tingkat kecerahan dan kepanasannya. Dan ada kuman tak terlihat di mana-mana (akibat silau). Ketika aku kecil, aku hanya mengenal sedikit sekali. Sekarang aku 5 tahun, aku tahu SEGALANYA.

Di film ROOM, banyak percakapan cerdas yang sangat menyentuh. Salah satunya yang saya tulis di atas. Jack sebagai pencerita adakalanya memberikan narasi di film. Para penonton diajak melihat semua dari sudut pandang Jack. Film yang berasal dari novel Emma Donoghue berjudul serupa ini digarap Lenny Abrahamson (sutradara) dengan baik. Pembuka filmnya adalah narasi Jack yang menceritakan ihwal kelahirannya. Dia mengatakan sebelum dia lahir, ibunya adalah zombi. Ibunya berubah menjadi manusia kembali setelah kaki kecilnya menendang dan matanya terbuka. Dari situ, penonton akan dibuat berpikir apa maksudnya. Dan salah satu kalimat yang perlu digarisbawahi adalah ketika sarapan, gigi Ma sakit. Jack menasihatinya “Jika tidak dipikirkan, tidak akan jadi masalah.” 

Dari Jack yang mengintip dari lubang lemari dan suara yang dia curi dengar, penonton bisa menebak bahwa Ma mereka berdua adalah korban penculikan. Apalagi ketika mereka bersiasat cara mencuri lihat nomor kunci kombinasi pintu dan atau ketika Jack berlatih keluar. Sampai setengah film, scene dimonopoli Jack dan Ma. Namun meski sudah tahu inti ceritanya, penonton akan dipaksa tetap bertahan menonton sampai akhir. Bukan hanya karena cara berceritanya yang bagus, isi filmnya yang tidak biasa, percakapannya yang cerdas dan menyentuh, tetapi juga acting Jacob  Tremblay (Jack) dan Brie Larson (Ma) yang sangat bagus. Ma yang menjadi pusat dunia Jack tahu cara menjadi ibu yang baik. Memasak, membacakan cerita, senam pagi, membersihkan badan, menonton TV, berlatih senam mulut dengan berteriak-teriak sekencang mereka bisa, dan sangat melindungi Jack. Ma sangat cantik dan menyenangkan bagi Jack, tetapi di saat lain Ma terlihat sangat sedih. Ketika Ma melamun, dia seperti berada di dunia lain yang tidak dikenal Jack. 

Sepulang Ma dari rumah sakit, dia berkata, “Aku bukan ibu yang baik.” 
Jack menjawab dengan lugu, “Tapi kamu tetap seorang ibu.” 
“Ya, aku tetap seorang ibu,” jawab Ma sambil menangis.

Semua berhubungan dengan bonding kuat antara ibu dan anak. Film ini mengajarkan hal itu dengan cara yang tidak biasa.



Pasti penasaran dengan film ini, ya. Ayo ditonton di bioskop terdekatmu. 
Keterangan lebih detail bisa dilihat di IMDB Room 2015

PS: Nama lain Ma adalah Joy. Saya sengaja mengungkap di paling bawah.

36 Komentar

  1. duh..,kayaknya menyentuh banget ya. pengan donlot dan nonton filmnya ah

    BalasHapus
  2. Entah bagaimana kalau nonton filmnya, tapi diliat dari tulisan ini filmnya sangat menyentuh. Harus siapin nih pastinya buat tampung air hujan yang keluar dari mata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu kelemahanku jika mereview film itu, sangat personal. hehehe....

      Hapus
  3. Oh jadi ini toh film room yang katanya bagus banget ituu. Aku belom sempet googling. Hehe. Harus nonton niiih. Makasi infonya ya Maaaak

    BalasHapus
  4. Aku malah baru raubtth film ini dr review Mba Susi. Jadi pengen nonton ah!

    BalasHapus
  5. Pernah baca berita ttg anak perempuan yg diculik dan disekap bertahun tahun. Serem jg ya di sana. Sampe ga ketauan gitu. Kayaknya film bagus nih. Cari DVD nya ah.

    BalasHapus
  6. kui ... yg ... apa?

    tp nntn iki sbenere kudu nangis, tp isin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lupa gak isi... tadi malam asal masukin draft. Pas kamu baca, aku pas ngedit kok. sudah terisi

      Hapus
  7. waah sepertinya wajib tonton nih filmnya.. makasih reviewnya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mbak. Menurut saya sih bagus sekali Mbak. Rating juga tinggi

      Hapus
  8. wuaahhhh baca sinobsisnya aja udh bikin aku penasaran mbak... :) mw cari ah filmnya... ^o^..

    BalasHapus
  9. saya jadi ingat kisah nyata seorang ayah yang memerkosa anak kandungnya sendiri dan membekapnya di ruang bawah tanah sampai anaknya punya anak. Persis begini, si ayah masuk untuk mengantarkan makanan. Kedengarannya memang aneh, bertahun-tahun kemudian kasusnya baru terungkap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada beberapa kasus serupa itu Mbak. Mengerikan sekali

      Hapus
  10. saya jadi ingat kisah nyata seorang ayah yang memerkosa anak kandungnya sendiri dan membekapnya di ruang bawah tanah sampai anaknya punya anak. Persis begini, si ayah masuk untuk mengantarkan makanan. Kedengarannya memang aneh, bertahun-tahun kemudian kasusnya baru terungkap

    BalasHapus
  11. jadi penasaran pengen nonton Mbak, minta tolong suami buat download ah..

    BalasHapus
  12. Kayaknya saya bakal nangis nonton film ini :)

    BalasHapus
  13. melihat resensi ini jadi gak pingin nonton mbak.. karena takut baper :S lagi baca tulisannya saja sudah kudu nangis hiks hiks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. HIhihi... Mbak Rani ini... baper sih baper saja Mbak

      Hapus
  14. Film yang keren. Tp entah kenapa, Mbak Susi, sekarang saya tidak mau nonton film2 berat. Padahal dulu saya suka nonton film2 yang ada konflik psikologisnya. Sy malah membaca novel2 psikologis dulu. Sekarang tidak lagi.

    Iya, pernah baca kalau kasus spt itu terjadi di Amerika. Disandera, diperkosa baru ditemukan setelah bertahun2 kemudian. Na'udzu billah. Semoga di Indonesia tidak ada yang demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang memang perlu berhenti sejenak sampai ingin bermain kembali

      Hapus
  15. Kapan hari sempet liat iklan filmnya di tipi. Penasaran jg sama film ini. Iya yah di Amerika banyak kasus penculikan, kdng malah yg nyulik tu tetangga sendiri T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. BAnyak kasus semacam ini terungkap. Tahun 2015 ada film garapan serius yang bertema woman captivity

      Hapus
  16. Sayangnya di kota saya tidak ada bioskop, hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke kota tetangga sebentar Mbak. Saya kadang pergi dengan suami sebentar demi nonton film.

      Hapus
  17. Baru mau nonton. Terima kasih atas resensinya

    BalasHapus
  18. Baru nonton film drama ini, endingnya tu ngena banget. kayaknya gk rugi 2 jm abis bwt nonton ni film..masuk daftar salah satu "memorable movies in my mind" lah pokoknya

    BalasHapus
  19. , boleh nanyak ga? Alesannya jack dibuat seolah2 cewe? ,

    Nasib saya hampir sama sperti jack?

    BalasHapus
  20. Kalo boleh tanya, knp ya jack harus disembunyiin dilemari dan sampe Nick matah ketika melihat Jack? Sedangkan Nick tau bahwa dia juga punya anak yg berumur 5 tahun. Tolong kalo ada yg bisa jelasin ya, gak ngerti soalnya hehehe

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)