Syahdu…. Rinduku Pada Karimunjawa Selalu

Liburan Karimunjawa adalah salah satu kenangan terindah. Saya sulit lupa dan selalu ingin kembali ke sana. Alam indah bisa membuai siapapun yang datang. Bayangkan damainya bisa menyepi di Bukit Cinta. Atau, jika beruntung, melihat seorang pemuda melamar kekasihnya di sana. Atau… bersepeda ke Tanjung Gelam demi menenggelamkan seluruh emosi negatif bersama pasir putih, debur ombak halus, dan batu-batu besar yang kokoh menyangga tanah. Atau… seperti hilangnya luka hati saya terbawa ribuan ikan kecil yang mengular di sekitar dermaga kedatangan KM Siginjai, bahkan sebelum kaki menjejak di tanah Karimunjawa. Karimunjawa, surga tersembunyi di tanah Jawa. Caribbean van Java yang mudah dijangkau daripada ke Karibia, karena begitu dekat dengan kita.

Melihat sendiri ungkapan cinta mereka di bukit cinta - dokpri
Syahdu. Penuh rindu. Itulah perasaan saya saat menuliskan ini. 

Saya seperti diajak kembali ke sana. Dibetot ke tahun 1997 ketika pertama kali datang dan berpetualang. Dari laut sampai gunung. Jadwal saya dan teman-teman rombongan hanya 3 hari. Namun, ketika ombak besar membuat kapal enggan melaut, kami tertahan di sana selama delapan hari. Kami masih muda, maka kami memutuskan, SAATNYA BERPETULANG! Maka kami pun pergi ke Kampung Bugis di Kemojan dan berpindah dari satu pantai ke pantia lain dengan cara bertanya pada penduduk. Kami juga ke makam Kyai Nyamplungan dan secara tiba-tiba memutuskan mendaki gunung di atasnya. Ketika KMP melabuh dari dermaga Pantai Kartini, kami ucapkan salam perpisahan dengan meminjam kapal nelayan untuk bermain di laut sepuas hati kami sebelum pulang. Melihat karang berwarna-warni dan ikan-ikan yang melangi (berenang). Pengalaman yang sangat indah, apalagi saya masih remaja dan sedang senang berpetualang. Ketika cuaca tidak mendukung, kami mencari penghiburan dan menikmatinya. Saat itu belum ada bukit cinta, belum ada kolam hiu atau destinasi wisata seperti sepuluh tahun ini. 

Bertualang ke Karimunjawa lagi akhirnya
Oktober 2013, akhirnya, saya kembali ke sana. Kali ini lebih ringkas. Hanya dua hari. Hanya sedikit waktu yang dibagi. Tetapi, tetap saja menjadi kenangan yang sangat indah. Alam menyambut saya dengan sukacita. Sekeluarga warga desa karimunjawa membukakan pintunya dengan bahagia. Karena waktu kami tak banyak, maka wisata darat menjadi pilihan. Lebih ringkas dan leluasa berpindah dari satu tempat wisata ke tempat yang lain. Saya hanya ke pantai Tanjung Gelam, Bukit Cinta, dan melihat kerangka ikan besar yang ada di sana. Selebihnya saya menyusur sekitar kota, ke pasar pada pagi hari, menghabiskan malam di alun-alun Karimunjawa yang syahdu dengan debur ombak dan asap seafood bakar yang sangat lezat. 

9 Komentar

  1. ih mupeng dari dulu, tapi takut naik kapalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yang via kapal Pelni kok Mbak.
      Dulu ada pesawat Fokker berawak 8 tapi tak tahu sekarang

      Hapus
  2. Aaaaaah baca ini jadi pengin pergi ke Karimun Jawa Mbaàak.Saya malah belum pernah sama sekali ke Karimun Jawa meski suami orang Jepara.Ke Karimun Jawa seringnya jadi wacana aja tapi belum pernah terlaksana.Soalnya sering kebentur waktu mudik yang cuma sebentar dan harus dibagi ke dua keluarga.Aaah..indah bangeet yaa ternyataa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Belum menjejak ke tanah Karimunjawa sudah indah sekali

      Hapus
  3. Waaah karimun jawa, salah satu destinasi yang mantab,
    di fotonya :),
    maklum belum pernah kesana

    BalasHapus
  4. aku pernah mau diajak adik kelasku yang rumahnya karimunjawa, tapi malah g ikut....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah... sayang. Karimunjawa indah sekali lho Mas

      Hapus
  5. Udah lama banget pengen ke Karimun Jawa tapi belum kesampaian, mudah2an next trip direncanain kesini. Thanks for sharing ya mbak :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)