Aliran Rasa My Family My Team

Haloo.... Assalamualaikuum.... Tak terasa sudah minggu pertama bulan September. Duh... ternyata waktu berjalan kelewat cepat. 2 hari lalu saya membuat draft posting tentang Komunikasi Produktif. Niatnya untuk posting kemarin. Ternyata saya lupa. Malah belum ter-posting sama sekali. Parah, ya? Ternyata hari ini wajib posting aliran rasa untuk kuliah Bunda Sayang materi Kecerdasan Anak. Ya sudah, ini dulu. Untuk materi ini, tugas kami adalah membuat Family Project dengan nama My Family My Team



Melatih kecerdasan anak tidak melulu menyerang aspek kognitfnya. Malahan, di kuliah ini, kami diajarkan melatih kecerdasan emosi anak dan orangtuanya. Emosional quotient memang sangat mempengaruhi keseharian anak dan kesuksesannya. 

Saat ini atau kelak, pengendalian dirinyalah yang membedakan kualitasnya dengan orang lain. Anak yang cerdas emosional tidak akan menjadi quitters. Ternyata, di saat mengerjakan 12 tantangan #MyFamilyMyTeam saya menyadari bahwa selain melatih kecerdasan anak, kecerdasan emosional saya dan suami juga terasah. Kami tertantang untuk terus menerus memantaskan diri agar bisa menjadi pendidik anak-anak hebat. 

Saya berusaha memantaskan diri sebagai ibu yang tepat untuk anak.

Secara umum, ada 4 kecerdasan yang terasah, yaitu:

1. Kecerdasan intelektual.

Sebelum memutuskan family project, kami harus berdiskusi terlebih dahulu. Di sini kami berlatih mengemukakan ide dan pendapat, serta menjelaskan planning yang dibutuhkan. Saya katakan kami karena tak hanya anak yang belajar, saya dan suami juga belajar mendengarkan, bertanya, menjawab, menyimpulkan dan menguraikan menjadi fampro yang logis bagi anak. Meski begitu, ada juga Fampro dadakan, yaitu membuat perpustakaan keluarga. Semua buku kami buka dari kardus (karena baru pindahan rumah) dan kardusnya dijadikan rak buku. Seperti di bawah ini hasilnya.




2. Kecerdasan emotional. 

Namanya tim, tak selalu kompak. Kadang ada yang berhenti mengerjakan atau menyerahkan saja tanggung jawab pada yang lebih tua. Belum termasuk perasaan bekerja lebih keras dari saudaranya. Tantangan sekali yang ini.

3. Kecerdasan spiritual. 

Anak belajar memahami makna yang lebih dalam. Apalagi fampro pilihan Destin dan Binbin sangat naturalis, yaitu ternak ayam (Destin) dan menanam sayur (Binbin). Ah.. anak-anak saya ini memberi kami banyak pertanyaan dan jawaban. Ternyata, menyenangkan sekali saat membantu mereka. Kami merasa lebih hidup.

4. Kecerdasan menghadapi tantangan hidup. 

Membuat planning itu mudah, bagaimana eksekusinya? Nah, di sini Destin dan Binbin diajarkan untuk konsisten dan komitmen dengan family project mereka. Kadang ada penolakan, tetapi sering dilakukan dengan senang hati. Apalagi, saya dan suami sebagai support system utama malah sangat membantu dan sangat menikmati prosesnya. Malahan.... kami mengembangkannya jadi lebih besar, melebihi harapan mereka. 
Begitulah, tantangan di game level 3 : Kecerdasan Anak versi keluarga Susindra dari Jepara mengajarkan bagi keempat anggotanya. Terutama sekali bagi kedua orangtuanya. Kami jadi belajar kreatif membersamai anak. Terlebih, kami jadi semangat membuat kegiatan keluarga yang mengasyikkan dan mendokumentasikannya. Jika dulu asal saja, sekarang lebih ter-planning dan terdokumentasikan dengan baik. Berikut ini Family Project (FamPro) DnB Susindra:

1. Destin Farm.

Destin, sulung kami berusia 13 tahun bulan 11 nanti. Dia suka banget dengan binatang. Sejak kecil suka dengan kucing, tapi saya tidak suka. Rupanya dia sangat suka binatang unggas. Kalau melihat histori keluarga, dari pihak keluarga saya juga punya garis (ternak unggas). 

Jadi, ketika Destin menyatakan ingin ternak ayam, kami mengetes keseriusannya. Ternyata dia serius. Semua uangnya dipakai tuk beli bahan membuat kandang. Untuk ayam, dia sudah diberi oleh Pakde Husen. Maka, kandang 3 pintu dibuatkan papanya kala senggang. FYI, suami saya ini pandai membuat sesuatu meski tanpa belajar secara serius. Melihat wujudnya, dia bisa menebak tekniknya. Semoga ada yang mewarisi gen satu ini.



Selama menyiapkan Destin Farm, Destin dan papanya sering melakukan me time. Mereka mengerjakan berdua. Saya mengawasi dari jarak agak dekat karena keduanya seperti sumbu dan api. Hahahaha.... 

Destin memasuki pra remaja dengan hormon yang siap meletup. Suami saya pandai membuat benda tapi mudah jengkel jika asistennya tidak benar memegang. Jika sulit bayangkan, ingat-ingat perasaan saat membantu koki memasak. ;) Jadi, saya selalu siap menjadi air es agar keduanya adem kembali. Jarang terjadi, sih, tapi lebih baik mencegah, kaaan...? (Alasan banget ini sih).

2. Bintang Farm

Binbin adalah nama panggilan untuk anak kedua kami, Bintang. Ia anak berusia 9 tahun yang sedang menikmati masa lepas seperti burung. Tiap hari dia bersepeda keliling kampung. Bisa jauh sekali daya jangkaunya. Alhamdulillah, dengan modal kecerdasan interpersonal yang cukup tinggi, dia memiliki teman hampir sekampung, padahal kami baru pindah rumah ini kurang dari 3 bulan lalu.



Fampro Binbin sebenarnya saya yang menawari. Dia belum tampak interest dengan sesuatu yang serius. Dia paling rajin membawakan makanan untuk teman, membagi sesuatu untuk mereka, atau asyik me time di depan laptop. Kalau kakaknya punya hasil berupa ternak ayam, saya kasihan jika fampro-nya terlalu sederhana. Ternyata dia menyambut dengan sukacita. Jadi... kami sepakati itulah tugasnya. Ternyata... yang membantu sangat banyak. Anak-anak tetangga ramai berdatangan saat persiapan pembibitan. Ulalala.... 


Sampai saat ini Family Project #MyFamilyMyTeam masih dilakukan. Anak bisa belajar di mana saja. Semoga bisa melatih mereka lebih memahami kemandirian dan lebih dekat dengan Alam dan Penciptanya. Aamiin. 

Khusus Family Project Binbin, saat ini sudah saya kembangkan menjadi proyek yang lebih besar. Saya ingin mengajak para tetangga mulai menghijaukan rumah dengan tanaman dari dapur. Saya membuat pembibitan dan penanaman sayur "Dari dapur ke dapur". Seperti apa itu? Kepoin saja facebook Susi Ernawati Susindra saya, Kakaaaaakkkk......  ;) Kali ini saya membagi aliran rasa My Family My Team saja dulu.


6 Komentar

  1. Wah seru bunda jadi menginspirasi saya juga nanti buat bikin planning seperti keluarga bunda

    BalasHapus
  2. wah kompak abnget ya, dan aku mah salut klg mbak bikin bibit2 tanaman yg banyak, aku kok kalau nanam gak pernah tumbuh ya, jd malas buat berkebun

    BalasHapus
  3. hangat sekali mba, beruntung kita di desa ya. mau berkebun beternak ada lahan.

    BalasHapus
  4. mantap bu projeknya, semoga kampungya tambah hijau royo2

    BalasHapus
  5. Mau dong diajarin bikin rumah jadi hijau ala..ala mba Susi, anakku juga suka sama tanaman nih

    BalasHapus
  6. Keren projectnya mba. Aku jd pengen bikin project begini jg utk anak2ku, tp mungkin tunggu agak gedean dikit. :). Skr blm ketahuan apa hobinya yg bener2 dia suka

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)