Perlukah Memberi Susu Formula pada Bayi yang Baru Lahir?

Berbagai pertanyaan kerap menghantui ibu yang memiliki bayi baru lahir. Salah satunya adalah kecukupan susu yang diminum bayinya. Pertanyaan ini akan bermuara pada pertanyaan perlukah memberi susu formula pada bayi saya yang baru lahir?

Sumber foto: Freepik (@freepik)

Tak semua ibu melahirkan yang langsung dapat memberikan ASI pada bayinya. Hari pertama adalah hari puasa bayi, karena ASI keluar yang tercepat, biasanya pada hari kedua. Tak jarang, ASI baru keluar di hari ketiga, itu pun hanya 10 ml dan sekitarnya. Lelah, gelisah, kurang tidur, badan sakit semua, bayi menangis terus, dan orang-orang terkasih di sekitar terus saja membujuk agar memberi susu formula pada bayi kita yang baru lahir. Dilematis sekali, ya. Tapi ini memang lazim terjadi. Bunda tidak sendiri. Setidaknya saya mengalami sebanyak 3 kali. 

Saya selalu dihadapkan pada pertanyaan, perlukah memberi susu formula pada bayi saya yang baru lahir?

Saya tidak bisa membantu menjawab pertanyaan di atas, karena sangat tergantung seberapa ngeyel bunda dalam mengusahakan ASI ekslusif. Hanya sedikit saran saja, bahwa hal semacam ini perlu dipertimbangkan dengan sangat baik dan diskusikan dengan matang bersama suami. Boleh juga mempertimbangkan saran kedua orangtua. Pertimbangkan baik dan tidaknya secara matang.


ASI tetaplah cairan hidup yang paling penting dan paling utama bagi bayi. Seberapa pun canggihnya kandungan susu formula dan seberapa pun mahalnya, ASI tetap unggul. Kandungan ASI sangat tergantung pada makanan kita, itu benar, tapi ASI punya kandungan antibodi terbaik, apapun makanan bunda. Antibodi terbaik keluar pada awal-awal, bentuknya susu berwarna keruh kecoklatan yang disebut kolostrum. Dr Tiwi TV di channel Youtube-nya mengatakan pada awal-awal, antibodi untuk imunitas ASI berkolostrum setara 3 juta tentara. Hari kedua akan berkurang secara signifikan. Seterusnya, akan berkurang namun tetap terbaik. Imunitas alami ini akan hilang jika ASI disimpan di dalam kulkas. Meski begitu, tetap layak diperjuangkan karena gratis dan steril, kan, daripada botol?

Sebagaimana saya sebutkan di atas, bahwa ketika bayi sudah berusia 3 hari dan ASI yang diproduksi masih dalam bentuk tetesan kecil. Tentu bunda sudah panik saja. Sufor melayang-layang di depan mata. Kadang masih ditambah omelan ibu atau suami, karena dianggap ngeyel.  Ingat, memberi ASI ekslusif harus ngeyel, tapi perhatikan tanda berikut ini sehingga sufor harus diberikan:
1.    ASI belum keluar dalam waktu 3x24 jam.
2.    Bayi belum pipis
3.    Bayi belum pup
4.    Bayi dehidrasi
5.    Berat badan bayi turun terlalu banyak.


Tahukah Bunda bahwa pemerintah membuat undang-undang tentang ASI ekslusif? Sila baca Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. 

Di hari ketiga, sangat lazim bahkan normal jika bayi tampak lebih kurus. Wajah cubby dan mata sipit berlemak mulai menyusut. Tapi perhatikan juga penyusutannya. Bayi masih bisa bertahan tidak minum selama 3 hari, setelah itu harus segera diberi susu formula karena dehidrasi pada bayi sangat berbahaya dan berujung pada kematian jika terlambat ditangani.

Silakan tentukan, ya, perlu tidaknya memberi ASI pada bayi. Seberapa perlu, seberapa penting. Kebutuhan bayi, orangtuanya yang tahu. Kesanggupan membeli susu formula juga perlu dipertimbangkan. Yang paling penting adalah bagaimana membuat bayi sehat, cerdas, dan cukup gizi sehingga tercipta generasi maju.

Jika ternyata diputuskan perlu memberi susu formula, jangan berikan dalam bentuk botol/dot karena itu akan memicu masalah lain yaitu bingung puting. Berikan sufor sebagai pertolongan pertama saja, setelah itu lanjutkan dengan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, dan lanjutkan sampai 2 tahun. 

Foto Freepik: Rawpixel

Jika ternyata memilih memberikan susu formula dalam botol, perhatikan langkah berikut ini:
  1. Perhatikan jumlah cairan. Bayi baru lahir belum membutuhkan banyak cairan. Satu takaran per minum sudah cukup. Ingat, lambung bayi masih sangat kecil. Jumlah bisa ditingkatkan secara bertahap.
  2. Frekuensi pemberian: dua jam sekali atau setiap bayi meminta? Dua cara ini bisa dipilih salah satunya.
  3. Pakai botol khusus bayi yang berlabel BPA-free
  4. Jaga kebersihan botol dengan segera mencucinya
  5. Jangan rebus botol karena bahan kimia dalam botol bisa keluar
  6. Gunakan air hangat dan sikat botol khusus tuk membersihkannya.
  7. Cuci tangan sebelum membuat susu
  8. Simpan susu dalam wadah kering dan jumlah kecil agar tidak menggumpal.

Lumayan repot, ya. Tetap lebih enak ASI, kan? Hehehe. ASI tak hanya terbaik, tetapi juga gratis, mudah dan sangat steril.

Selamat mengASIhi, Bunda!


4 Komentar

  1. Aku semenjak gabung sama Ibu2 jadi ngerti kalau bayi lahir juga bisa tahan gak nyusu 2-3 harian. Syukur2 nanti tetap ASI deh. Kalau terpaksa sufor ya jangan terus2

    BalasHapus
  2. Terima kasih untuk sharingnya. Sangat membantu saya yang baru 15 hari jadi ayah.

    BalasHapus
  3. Kalau tahu ilmunya, memang ga akan panik ya mbak

    BalasHapus
  4. Wah, baru tahu kalau ada bayi yang harus nunggu selama itu. TaPi orang sekitar deh yang bakalan ribet jika belum tahu sebelumnya.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)