Komunikasi Alam: Mitos Seputar Kupu-Kupu, Ayam, dan binatang Lainnya

Alam dan manusia pernah hidup berdampingan secara harmonis. Manusia juga masih peka dan memperhatikan tanda alam. Terjadi komunikasi Alam yang sekarang disebut sebagai mitos

Foto cantik dari canva.com


Pada zaman dahulu, manusia menyatu dengan alam dan memperhatikan tanda yang disampaikan ibu bumi. Binatang berkisah dengan caranya. Interaksi aktif juga tercipta antara manusia dan hewan. Tak ada buku, apalagi Google. Juga tak ada telpon atau pun TV. Dari situlah muncul titen dan tetenger. Saat ada kupu-kupu masuk rumah, misalnya, sang istri akan memasak lebih baik dari sebelumnya untuk disimpan sebagian, berjaga jika tamunya datang. Ketika manusia semakin jauh dari alam, hasil titen manusia tersebut menjadi mitos dan semakin sulit dilogika oleh generasi sekarang yang tak pernah dikenalkan pada ‘mitos’ tersebut. Dikatakan mitos karena dianggap punya unsur ajaib, gaib, tidak memiliki bukti, dan tidak dapat dipercaya.

Plato adalah orang yang pertama kali memperkenalkan kita kepada istilah mitos, yang awalnya mengacu pada cerita tentang dewa atau orang sakti pada zaman dahulu, yang memiliki penafsiran tentang asal usul sebuah tempat di alam semesta. Kita juga mengenalnya dengan nama legenda atau cerita rakyat. Entah bagaimana kemudian kata mitos (mythe) lebih sering digunakan untuk merujuk sesuatu kejadian, aktivitas, kegunaan atau perilaku yang tidak lagi dipercayai. Padahal, beberapa di antaranya mungkin benar hanya beda persepsi. 

Saya adalah generasi transisi antara old dan new. Saya pernah merasakan bagaimana aneka mitos sekarang menjadi alat titen dan tetenger (penanda) akan terjadinya sesuatu. Beberapa hanya menjadi peristiwa alam, misalnya ketika tiba-tiba ada banyak sekali semut yang masuk ke dalam rumah, termasuk para ratu semut, itu artinya rumah mereka di tanah mungkin telah mulai ‘rusak’ oleh air, atau malah akan terjadi hujan yang lebat dan lama sehingga mereka perlu mencari lokasi aman sampai air surut. Beberapa memang terjadi, misalnya ada kupu-kupu besar masuk, berkeliling memutari rumah, ternyata memang benar ada tamu istimewa yang datang. Saat pagi-pagi ada kupu-kupu mengelilingi lampu belakang, ternyata ada transferan besar.  Tapi, adakalanya hal itu hanya peristiwa biasa, yaitu kupu-kupu yang tersesat masuk ke rumah. Karena waktu hidup kupu-kupu sangat singkat, seringnya ia hilang tanpa jejak. Mungkin dimakan cicak atau tokek di rumah.

Kupu-kupu cantik dari freepik.com

Apakah saya percaya pada mitos tersebut? Saya berusaha menjawab, “tidak.”

Alasannya karena saya masih diliputi keraguan, apakah hal tersebut hanya kebetulan, atau karena saya masih hidup menyatu dengan alam, dan percaya bahwa Sang Khalik juga dapat berbicara melalui pertanda, sebagaimana kita diajarkan mencari pertanda setelah salat Istikharah. 

Akan tetapi yang pasti, saya tidak percaya penuh. Saya hanya memperhatikan dan menjalani sesuai aktivitas sehari-hari. Jikalau jodoh akan bertemu, jikalau tidak, akan telisiban atau tidak bertemu. 

Mitos lain yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari di desa adalah suara kokok ayam jantan di malam hari. Sampai sekarang saya masih sering keceplosan berkata, “Wah, anak siapa ini yang hamil di luar nikah?” saat mendengar koko ayam pada jam 9-10 malam. Otomatis saja, mengatakan itu. Hal ini terjadi karena mendengar Bapak mengatakan demikian. Beliau orang Jawa yang Njawa. Sedikit mengamalkan kebiasaan kejawen. Hal ini membuat saya mengenal sedikit sekali mitos dan primbon.

Foto ayam dari freepik.com

Orang Jawa pada zaman dahulu percaya bahwa suara ayam jago memiliki makna sendiri. Jika terdengar pada saat normalnya kita terjaga (jam 8 – 10), pertanda ada aib yang terjadi di masyarakat. Karena salah satu kekhawatiran orangtua zaman dahulu adalah menikahkan anak dalam keadaan masih perawan, maka aib selalu disandingkan dengan kondisi kehamilan tanpa menikah.

Lain halnya jika kokok ayam terdengar di malam hari. Artinya akan ada yang mendapat rezeki besar. Maka mereka cepat-cepat berdoa. Jika suara kokok ayam aneh, mereka akan datang ke kandang, karena biasanya pertanda ada yang mencuri ayam, baik manusia maupun hewan liar. 

Begitulah kearifan di desa. Jika mau menyebutnya demikian. Saya menyebutnya sebagai cara alam berbicara pada manusia. Lebih spesisfiknya, cara binatang berkomunikasi, dan kita pahami karena komunikasi kita dengannya masih harmonis. 

Semakin banyak membaca, saya menemukan hadist:
“Jika mendengar ayam jantan berkokok di malam hari, maka mintalah karunia kepada Allah, karena tengah melihat malaikat, sementara jika engkau mendengar ringkikan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah karena ia melihat setan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah kemudian, mitos yang terjaga di desa tersebut masih relevan? Iya, kita adalah apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan doakan. Jika mengikuti kebiasaan kolektif pada zaman dahulu, dengan meyakini bahwa akan ada yang mendapatkan rezeki besar saat mendengar kokok ayam tengah malam, lalu khusyuk berdoa, bisa jadi doa kita tadi dibantu diaminkan oleh malaikat, dan kitalah yang menangkan rezeki besar tersebut. 

Foto ayam dari dari freepik.com

Akhirnya selesai sudah, saya menulis tema tantangan Partai Kapal yang super unik ini. Akhirnya saya seperti dipaksa memeras ingatan tentang Komunikasi Alam: Mitos Seputar Kupu-Kupu, Ayam, dan binatang Lainnya. Mohon maaf jikalau ada yang tidak setuju. Saya hanya menulis tentang apa yang saya pahami dari ajaran orangtua dan apa yang telanjur mendaging. Ini juga cara saya berkomunikasi dengan alam. Menjaga harmoni antara kami, agar senantiasa peka menangkap pesan alam. 

Masih mau baca yang mitos-mitos? Mbah Hanila Pendar Bintang punya tulisan bagus tentang mitos 4 jenis makanan. Ada yang bikin para bapak takut makan, lho! Langsung baca saja, 4 fakta mitos ini perlu kita tahu.


26 Komentar

  1. Saya sih sepakat, selagi mitosnya tidak mengandung kemusyrikan nggak masalah sih menurut saya, jadi masalah kalau mitosnya kemudian menjurus kemusyrikan, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tetap ada batasan yang jelas, karena selain berusaha jadi manusia berbudaya, juga manusia yang beriman.

      Hapus
  2. Aku juga mendengar beberapa mitos ini seperti tokek yang berapa kali berbunyi, ayam juga, dan malah jadi parno kalau mislanya artinya buruk jadinya saya berusaha biasa aja takutnya hal buruk tersugesti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tokek itu guyon saja, menurut saya.
      Iya, jangan sampai jadi sugesti buruk

      Hapus
  3. Aku pikir, alam masih terus berpesan cuma kita gak ngeh karena banyak perubahan zaman. Soal kupu dan ayam, di rumah kadang masih dicletukin kaya gitu. Tapi sama ponakanku gak pernah bahas soalnya bisa panjang urusan kalau gak bisa buktiin kebenarannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ponakanmu belum waktunya diajak yang abstrak yo

      Hapus
  4. Tapi mitos di kalangan warga pendalaman para orang tua masih percaya sama hal-hal begituan.. Kalau bahas mitos tidak ada ujungnya kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makin masuk pedalaman biasanya masih lestari

      Hapus
  5. Mitos memang ga bisa lepas dari peradaban manusia, tapi ada baiknya kita menyikapinya dengan baik ya, kan jaman semakin modern

    BalasHapus
  6. Aku pun termasuk yang senang dengar ayam berkokok karema dia melihat malaikat. Sayangnya gak piara ayam. Jd ga ada yg berkoko

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mereka peka terhadap cahaya, dan akan brrkokok jika ada malaikat di dekatnya

      Hapus
  7. Berasa lagi kuliah semiotika ini bacanya hwahaha kalo soal kupu-kupu aku sering dengar, kalo yang kokok ayam ini aku baru tau ada mitos kayak gini juga. Hwaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha....
      Gapapa. Semiotika juga cabang ilmu yang perlu dipelajari

      Hapus
  8. Iya, dulu aku juga sering banget dengar mitos-mitos kek gini. Dulu aku juga pernah baca kalau ayam berkokok tengah malam itu ada "sesuatu yg ghaib", jadi pas ingat itu berasa takut. wkwkkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal sesuatu yang gaib itu malaikat salah satunya

      Hapus
  9. Saya di rumah juga masih sering dicekokin ama mitos, antara percaya dan ngga percaya tapi biasanya ada kejadian yang nyata karena hasil cocokologi kak hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha... Kita bilang mitos karena belum percaya. Makanya meski mungkin benar, bisa dikatakan mitos juga

      Hapus
  10. Aku percaya kok kalau ada kupu-kupu yang mampir ke rumah, bakal ada tamu juga yang akan datang hehe, abis itu pasti langsung beberes rumah, ya alhamdulilah kalau setelah itu emang beneran ada tamu, ya kalo ndak pun seengaknya kau udah bikin rumah jadi lebih rapi hihih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, lumayan dapat energi tambahan tuk beberes rumah

      Hapus
  11. Mitos atau fakta memang percaya nggak percaya sih. Cuma kalau aku ambil positifnya aja asal jangan percaya dengan hoax alias berita bohong yang kadang dibesar-besarkan 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... Kalau hoks itu ciptaan baru. Mitos otu ciptaan lama

      Hapus
  12. sering banget mendengar suara kokokan ayam setiap tengah malam tapi saya abaikan saja haha merasa kurang penting juga sih. ternyata ada maksudnya ya dari suara suara binatang gitu baru tau saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang berdoa saja, kalau ada kokok ayam tengah malam.

      Hapus
  13. Di tempatku, mitos tentang kokok ayam ini ga gitu ada Mbak.
    Kebanyakan ada pada larangan-larangan yang ga boleh ini an ga boleh itu...

    BalasHapus
  14. Saya mau tanya dong.perna ada ayam putih datang .dan diam aja di depan rumah.. tapi di usir sampai di tendang nga mau pergi .. bertepatan jam 21.30

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)