Definisi dan 7 Jenis Kerasukan, Sudah Tahu?

Sama-sama dirasuki makhluk halus, ternyata ada 7 jenisnya. Hah? Yang bener? Asli. Ini catatan buku lawas tentang adat istiadat dan tradisi masyarakat Jawa di zaman dahulu.



Sudah lama sahabat ngeblog saya colek-colek katanya blog Cakrawala Susindra sudah lama tidak punya cerita horor. Katanya bakalan rame banget seperti dulu. Ya gimana ya, dulu memang blog ini kunjungannya luar biasa dari cerita mistis atau review film genre yang satu ini. Sehari bisa puluhan sampai ratusan ribu PV, pada tahun 2011 -2016. 

Serius? Yuhui. Serius pakai banget. Beberapa artikel seperti bertemu pocong merajai mesin pencarian untuk waktu yang sangat lama. Masih banyak judul lainnya. Sampai dikira blog mistis, padahal cuma cerita tentang daily life saja.

Tapi saya sudah malas aja kalau ceritain makhluk dunia gaib. Apalagi saya sudah melepasnya. Sudah tidak bisa melihat lagi, setelah berhasil membuang kisah-kisah mistis. 

Lha kok sekarang malah mau cerita lagi? Anu.... sedang baca buku seru berjudul Adat Istiadat Daerah Jawa Timur lalu bernostalgia saja. Generasi Z seperti saya ini, punya banyak kisah dan persinggungan dengan dunia tak kasat mata karena saat itu masih banyak yang percaya. 

Dulu warga masih memegang beberapa tradisi berkaitan dengan dunia lelembut  alias makhluk halus, misalnya jangan menjemur baju bayi/anak di luar karena ada makhluk yang bisa membahayakan si bayi. Makhluk berbentuk anjing dengan lidah yang sangat panjang dan bisa menjilat baju si bayi sehingga membuatnya sakit keras bahkan bisa meninggal. Saya sih iya-iya aja sepanjang ga sampai dibuat tersinggung saat lupa masukin baju bayi ke dalam rumah.

Ada juga kisah anak-anak atau orang dewasa tiba-tiba lenyap selama beberapa hari, karena disembunyikan di tempat-tempat yang angker atau yang sepi. Tempat angker ini misalnya di tengah-tengah hutan, di tengah sawah atau semak-semak dengan ditaruh di atas pohon. Pohon yang sering jadi tempat menyembunyikan adalah pohon beringin  pohon bambu atau pohon besar lainnya. Kalau ini, beberapa kali kejadian saat SD. Hehehe. Maksudnya ada rame-rame demo di pohon wingit di desa kami.



Mereka yang hilang ini bisa ditemukan setelah warga berame-rame memukul tampah (nyiru), tumbu, rinjing atau benda rumah tangga lainnya yang dibuat dari dari anyaman bambu. Semuanya dibunyikan di malam hari, di tempat yang dianggap sebagai lokasi penyembunyiannya. Saat ditemukan, mereka yang hilang ini biasanya menjadi bodoh sementara, atau malah selamanya. Katanya karena memakan makanan dari makhluk halus jenis memedi.

Ada pula waktu-waktu tertentu seluruh keluarga harus tidur bersama di ruangan terbesar di rumah untuk saling jaga dari gangguan cekikan alias hantu cekik. Yah, macam-macam kisahnya. Tapi kali ini saya mau cerita tentang dirasuki setan yang ternyata dalam bahasa Jawa ada beberapa istilah dengan ciri khusus. Mau tahu?


Eh iya, sebelum lanjut, 3 contoh di atas adalah "pekerjaan" memedi, yaitu makhluk halus jahat yang mengganggu tapi tak dapat memasuki tubuh manusia. Jadi beda dengan makhluk halus penyebab kerasukan, ya. 



Lelembut dan jin

Dalam tradisi Jawa, ada dua versi makhluk halus yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu lelembut dan jin. Keduanya perlu sangat diwaspadai sehingga anak-anak diharap sudah berada di rumah maksimal pada pukul lima sore. Para bayi juga harus mulai digendong/dipangku pada pukul lima sampai setengah tujuh malam. Dikatakan pada saat inilah candiolo/candikolo bisa menyerang.

Lelembut adalah sejenis makhluk halus yang memasuki tubuh manusia dan bisa menyebabkan manusia itu sakit, gila, atau mati. Biasanya lelembut memasuki tubuh manusia melalui kaki. Maka dari itulah seusai takziah atau ke tempat orang meninggal, harus mencuci kaki. Kalau mau menemui wanita hamil atau bayi baru lahir juga wajib banget untuk mencuci kaki. Makanya di beberapa rumah tradisional, di depan rumah biasanya ada tempayan air untuk cuci kaki.

Cara lainnya adalah dengan "memanggang" kaki di atas tungku. Duh apa ya istilahnya. Mendekatkan kaki ke api seperti kalau sedang membuat api unggun saat berkemah di puncak gunung. Seperti itulah maksudnya. 

Menurut orang Jawa, lelembut ini makhluk halus abangan alias bukan Islam. Jangan salah paham, meski menyebut agama tapi ini bukan tradisi atau kepercayaan Islam. Meskipun memang cukup dekat, ya.




Jin adalah makhluk kedua yang dipercaya bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam tradisi lama, jin disebut sebagai makhluk halus Arab dan santri. Makanya ada juga beberapa anekdot - dan banyak yang percaya juga - bahwa beberapa jin lebih Islam daripada manusia.

Baik lelembut/makhluk halus maupun jin juga bisa bepergian. Mereka pergi dari satu daerah ke daerah lainnya. Misalnya dari gunung ke gunung, dari laut ke gunung, atau sebaliknya. Saat mereka sedang melakukan traveling, dan saat sampai di suatu daerah ia bisa saja memasuki tubuh seseorang, dengan beragam motif. Suka-sukanya dia.


Cara mengeluarkan makhluk halus

Makhluk halus yang mengganggu manusia bisa diusir. Bisa pemuka agama atau kalau zaman dahulu adalah dukun. Si perasuk minta sarat korban berupa sajian tertentu sebelum keluar dari tubuh si korban. Biasanya terdiri dari bunga, kemenyan atau berbagai jenis daun-daunan. Setan memakan sajian ini dan meninggalkan korban dengan tenang. 


Jenis makhluk harus yang bisa merasuki manusia

Lepas dari jenisnya - lelembut atau jin - ada setidaknya 7 sebutan untuk tubuh kerasukan, yaitu:


1. Kesurupan

Kesurupan adalah kondisi badan dirasuki makhluk gaib dan menyebabkan manusia itu sakit, gila, atau bahkan mati. Istilah ini yang paling lazim disebut, ya. Karena memang beberapa istilah kurang akrab atau kurang diketahui. Itu juga motif saya menulis di blog Cakrawala Susindra agar pengetahuan ini tak berhenti di orang-orang tua saja. 


2. Sawanen

Sawanen cukup akrab di kehidupan masyarakat Jawa bahkan sampai sekarang. Tidak hanya anak dan bayi yang bisa sawanen, orangtua juga bisa. Seusia saya juga bisa. Sejak bayi, sawan/sawanan sudah akrab menempel di tubuh anak-anak. Bentuknya dulu dioles ke beberapa bagian dari tubuh anak. Kadang diikat di selendang yang dipakai. Lama kelamaan banyak yang dibuat menjadi gelang, kalung, atau benda fungsional yang bisa dipakai anak. 


3. Ketempelan

Ketempelan ini kadang sesimpel disebut kesurupan. Padahal beda, yaitu si korban tidak begitu menderita sakit. Kadang hanya berupa mempunyai adat kebiasaan yang menyimpang dari biasanya. Misalnya selalu merasa lapar, padahal sudah makan terus. Bahkan bisa makan berpiring-piring nasi tanpa merasa kenyang. Intinya di kagiatan yang tidak sewajarnya dilakukan oleh manusia normal. 


4. Setanen

Setanen berarti kemasukan setan yang punya gejala marah berat. Biasanya si korban setanen berjalan hilir mudik dengan mata melotot atau bahkan sambil uring-uringan. Makanya, zaman dahulu kalau ada anggota keluarga yang marah tidak jelas akan ditanya, "Kowe setanen ko endi, tah?"


5. Kemomong

Kemomong adalah kerasukan setan yang secara sukarela memasuki tubuh manusia yang tidak percaya adanya Tuhan. Orang tersebut menjadi sahabat setan. Si korban mungkin kelihatan normal atau bisa juga setengah gila. Namun dia dapat saja memiliki kekuatan kekuatan tertentu, misalnya mampu mengobati orang sakit, atau berbuat sesuatu yang bersifat menolong orang yang mengharapnya.


6. Kampiran

Kampiran punya arti sedang kerasukan makhluk halus dari luar daerah yang sedang mampir istirahat. Orang Jawa percaya bahwa makhluk halus juga hidup sebagaimana manusia. Mereka juga melakukan perjalanan jauh. Biasanya dari Samudra Indonesia (Segoro Kidul) sedang menuju ke daerah lainnya. Nah, adakalanya mereka masuk ke tubuh manusia yang ditemui. Pengaruhnya pada manusia tergantung pada jenisnya. 



Oh iya, sekalian terangin, kemasukan setan 1-5 itu berasal dari makhluk halus dari daerahnya sendiri. Misalnya dari sekitar rumah, dari perkuburan, dari papringan (rumpun bambu), dari jembatan, dari pohon beringin, dan lain sebagainya.


7. Kejiman

Kejiman yaitu kemasukan jin, yang dipercaya sebagai makhluk halus yang dianggap beragama Islam, makhluk halus dari Arab atau makhluk halus santri. Menurut kepercayaan Jawa, kejiman bisa berlangsung lama sekali. Bisa jadi tidak disadari, karena tidak ada tanda sakit atau tanda lainnya seperti 6 jenis sebelumnya. Orang yang kejiman kadang bertingkah laku aneh. Perasaannya tajam sekali, mudah mengetahui, apa yang akan terjadi di sekelilingnya, kepandaiannya luar biasa. 

Mungkin anak-anak indigo ini yang disebut kejiman. Atau beberapa orang yang bisa melihat makhluk halus atau dunia tak kasat mata sedang kejiman. Makanya kemampuan ini bisa dihilangkan dengan metode tertentu. 


Bagaimana... bagaimana... apakah artikel ini menarik atau malah masuk ke kategori syirik? Saya cuma berbagi informasi jadoel yang nyaris terlupakan di antara gencarnya pengetahuan dunia. 

Lagian, kayaknya dibuang sayang, ya. Eman-eman kalau informasi di buku ini cuma menguap begitu saja tanpa berbekas di ingatan saya. Mending dibagi aja siapa tahu ada yang mau bernostalgia zaman dulu atau malah sama sekali belum pernah tahu.




13 Komentar

  1. Baru tahu kalau ada jenis-jenis kerasukan, pas tahu ketawa duluan sama istilahnya. Iya, walau memang beda-beda gejalanya tetap dibilang kerasukan kebanyakan, ya. Fenomena satu ini memang membagongkan saat terjadi di masyarakat. Apalagi Jawa, sering banget kalau udah berhubungan sama tempat mistis. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Di situlah telitinya orang Jawa. Tiap kondisi ada namanya dan penjelasannya

      Hapus
  2. Owalaaa ternyata gini ya mb konsepnya.
    Menambah wawasan nih mba
    Tks sharing nya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Begitulah Mbah. Pas baca juga merasa amazing sih,

      Hapus
  3. Wah, jadi serem. Ingat waktu siswaku banyak kesurupan, ngeri sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang serem Mbak, dulu saat sekolah juga pernah ada teman kesurupan. Teriak-teriak dan memberontak tak tentu.

      Hapus
  4. Ketika membaca 7 jenis ini, aku hanya familier dengan nomor 1-3, selebihnya baru tahu ada istilahnya. Yang terakhir tuh lgsg keinget indigo pas baca kalimat "perasaan tajam dst" eh lgsg ditulis jg sm Mbak Susi hehe. Denger2 kl indigo itu katanya entah ada yang menghuni atau mendampingi spt itu, wallahu alam ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setahu saya indigo itu kejiman, Mbak, Bisa dihilangkan.

      Hapus
  5. Saat di tempat sepi, saya selalu lantunkan doa tiada henti. Agar tak ada bangsa halus menghampiri.

    BalasHapus
  6. Kak Susi..
    Aga serem tapi memang ada banyak hal ghaib yang sulit dijelaskan dengan logika dan terjadi di sekitar kita. Jadi mau gak mau, kudu percaya dan menghindari hal-hal yang menjadi "larangan" atau pantangan dalam tradisi Jawa.

    Kalau batu ajaib milik Ponari yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dulu itu termasuk fenomena Kemomong?

    BalasHapus
  7. Aku percaya makhluk lain itu ada tapi gak terlalu percaya mereka suka ganggu krn katanya cuma yang berilmu tinggi yg bisa lihat manusia.
    Tp yaa buat jaga2 kalau ke tempat baru sebaiknya patuhi aja aturan yang ada. trus kalau muslim tetap ibadah wajib dijalankan sebaik2nya insyaAllah kontrolnya akan baik.

    BalasHapus
  8. Kalau dalam ilmu psikiatri itu semua termasuk dalam delusional mba susi. Tak jarang pasien yang gangguan psikotik akut dianggap kerasukan oleh keluarganya. Walhasil, sebelum dibawa ke rsj, dibawa kedukun dulu

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)