Nonton Film Kejarlah Janji

Pagi-pagi buka aplikasi nonton drama/film, ada satu gambar film baru yang unik. Warnanya pink, judulnya Kejarlah Janji. Tak ada prasangka apapun, tak ada referensi sedikit pun saya menontonnya sambil menunggu botok ikan peda matang. 

Nonton Kejarlah Janji - susindra


Jangan salfok dengan botok ikan peda, ya. Hahahaha. Menu desa yang termasuk jadoel dan jarang ditemukan sekarang ini. Sama seperti pendo atau botok daging bayi kepiting yang hanya dikenal kalangan tua atau yang punya circle orang yang suka makanan zaman susah. Zaman makan nasi dengan kelapa parut sudah sangat-sangat lezat meskipun jadi menu harian. 

Saya bikin botok peda juga karena kebetulan kangen rasanya, dan memang botok masuk ke dalam menu 2 mingguan. Botok apa saja, karena niat saya memang untuk menghargai kenangan dan ingin anak mempunyai kenangan pada hal-hal lama karena kelak ia akan menjalani kehidupan modern yang jauh berbeda. .

Balik ke film Kejarlah Mimpi. Meski asal comot tapi saya langsung suka Trio Timus dan podcast-nya. Lirik-lirik lagu berirama yang dinyanyikannya sangat bagus. Unik dan menggelitik. 


Sinopsis Kejarlah Janji

Desa Bangun Mapan dipimpin oleh seorang duda ganteng berkumis manis. Sosok kades yang tidak mau menerima investor perusak alam. Sudah dua kali memenangkan pildes. Pildes terakhir, 6 tahun lalu, sangat seru sampai ada pengkotakan "ular dan kadal" juga ada pembedaan "ungu dan pink". Lebih menggelitik tanya karena lawan pilkada sebelumnya, Pak Citro, meninggal tak lama kemudian dengan sebuah keyakinan ia dicurangi. Jandanya, Bu Pertiwi masih setia menanti. 



Drama mengalir dengan pemeran yang terus bertambah dengan munculnya 3 anak Pertiwi yang merantau. Mereka datang untuk mencoblos pemilu presiden. Kedatangan mereka juga membawa misi masing-masing.

Adam si sulung ingin melanjutkan cita-cita bapaknya untuk menjadi kades. Ia maju bersama calon yang menjadi antagonis dengan cara-cara yang tidak baik. Adam ikut menjadi timses caleg yang menghalalkan segala cara, demi mendekati calon yang akan menjadi lawan pak kades. 

Sekar anak kedua kuliah S3 di kota sambil bekerja di cafe. Ia galau karena semua yang dipelajari di kampus tidak relate dengan kenyataan politik di lapangan. 

Isham anak yang kritis. Ia ingin politik bersih dan memperjuangkannya melalui demo dan aksi ala aktivis. Ia berkomitmen golput karena merasa tak ada calon yang bersih.

Pertiwi sang ibu adalah tipe ibu yang sejati. Ia setia sebagai ibu dan istri bagi suami yang sudah meninggal, padahal seperti cerita masa lalu, pernikahannya merupakan pernikahan yang diatur keluarga. Ia masih menjanda selama 6 tahun padahal orang yang ia sukai saat remaja juga sudah menduda selama 4 tahun. Mereka berdua menjalani peran di keluarga dengan baik. 

Review Kejarlah Janji - susindra


Konflik terjadi ketika tiga bersaudara tahu ibunya mungkin akan menikah lagi jika semua anaknya mengizinkan. Siapa calonnya? Akan dibuka setelah Isham ikut mencoblos. Siapa calonnya? Sungguh sangat mengejutkan.   

Settelah konflik mengerucut, pelukan dan nasihat ibu menjadi penyembuh semuanya. Akhirnya rekonsiliasi dipilih. Bahkan Pak Kades yang sudah bersiap ikut periode ketiga pun mundur untuk memberikan kesempatan pada para pemuda.


Kesan menonton Kejarlah Janji

Saya Janji Upaya akan melaksanakan janji-janji saya.... Eits.... ini sungguh bisa bikin penonton punya pikiran bercabang karena diletakkan di awal. Yang suka berpikir kritis dan menebak cerita akan langsung mengembangkan imajinasi. 

Sebuah desa bernama Bangun Mapan - seperti desa di Indonesia pada umumnya - sedang bersiap untuk Pemilu Legislatif. Mereka juga bersiap untuk pemilu desa yang akan tiba setelah pemilu utama yang akan kita lakukan tanggal 14 Februari ini. 

Relate dengan masa sekarang. Kasak-kusuk pildes dan pilkada sudah sering dilakukan. Di level bawah, orang-orang desa yang sederhana, pemilu terasa jauh dan gaungnya tak begitu terasa sehingga gimmick dan hoax masih jarang sampai. Ini terjadi di sini. Tak ada keluarga terpecah karena pilihan. Bagaimana dengan kecurangan dan saweran? Tentu saja ada.

Tapi berbeda sekali dengan Pilkades dan Pilkada. Terutama Pilkades, yang sangat menyentuh hati dan kehidupan masyarakat desa. Pesta rakyatnya lebih terasa nyata dan ditunggu. Perbincangan hangat warga akan menjadi hal yang biasa terjadi. Tak seperti pemilu tanggal 14 Februari nanti yang di desa-desa jarang dibicarakan, seperti tahu sama tahu atau malah tak mau tahu. Yah... meskipun memang sesekali ada percakapan kondisi politik terbaru antar ibu atau pemuda tapi biasanya setelah yakin masih satu pilihan atau minimal nantinya tak ada perdebatan.


Poster Kejarlah Janji - susindra


Balik ke film Kejarlah Mimp....

Selain hangatnya kampanye pemilu dengan demo dan perusakan yang kadang terjadi, di desa itu juga ada geliat untuk pilkades. Pak kades bernama Janji Upaya berada di masa akhir tugasnya dan ada persiapan ikut pilkades ketiga. Spanduk-spanduk di siapkan, kegiatan pesta rakyat dilakukan. 

Ada pula lawan yang melakukan persiapan maju menjadi rival dengan teknik kekinian, yaitu di media soslal. Mencari-cari bahkan menciptakan kesalahan lawan.

Melihat tokoh-tokoh pemerannya saya langsung bisa menebak perkiraan ceritanya minimal karakter pemainnya. Memang cukup standar karena tak ada pemeran bunglon. Memang bukan film kelas wahid dengan pemain kelas satu. Tapi Garin Nugroho sebagai salah satu film maker terbaik dengan apik memasangkan sosok pemeran dengan perannya. Pas banget, menurut saya.

Dan menarik lho, cerita dan quote-quote-nya. Comotable untuk jadi slogan atau malah best quote. Bagusnya lagi pada penggarapan filmnya.

Kehidupan desa masa lalu dan masa sekarang dihadirkan. Orang zaman sekarang mungkin tak pernah tahu kalau sapi jadi pedati di masa lalu. Bagian yang ini bagi saya sangat memorable karena mengalami di masa lalu. Tapi jangan salah, di beberapa desa di Indonesia pedati yang ditarik sapi masih jadi angkutan barang yang masih dipakai.

Sampai 10 tahun lalu saya masih melihat sapi membawa bambu ke pasar kota di kota kami. Rutenya melewati jalan-jalan elit, karena tujuannya adalah area dermaga tua sebelah pasar kota. Setelah itu saya tak pernah melihat lagi, mungkin sudah sepenuhnya digantikan elsapek (mobil angkut kecil) atau saya yang jarang di sana. 

Rumah-rumah yang jadi setting juga bagus, lho, termasuk pekerjaan di desa yang masih dipertahankan. Jempol banget. Yang sedang cari cerita cinta masa kecil yang sweet dan ringan bisa menemukannya di sini. Belum lagi Trio Timus yang selalu muncul seperti iklan dengan syair lagu yang unik menggelitik dan jargonis milik para aktivis.

Kalau dari tadi positif semua, ada satu yang mengganggu saya, yaitu saat makan bersama di depan rumah. Ada yang salah di situ jika menggunakan kacamata Jawa. Sangat tidak pas dengan pandangan hidup orang Jawa. 

Memang ada kesan dramatis dan bagus secara visual. Hanya saja sangat tidak mungkin dilakukan oleh orang yang memegang etika dan cara berpikir orang zaman lama, terkhusus etika Jawa. Makan di depan pintu adalah pamali besar di zaman lama di mana saja. Kalau saya pakai etika Jawa ya bukan karena jawasentris melainkan karena memang latar ceritanya. Bagian ini bagi saya amat mengganggu, meskipun tak sampai membuat berhenti menonton. 

Konsepnya OK, dialognya menyentuh karena ada bahasa cinta ibu anak. Hanya saja, sebaiknya geser sedikit sajalah jangan duduk satu arah dengan pintu. Bu Pertiwi seharusnya datang sebagai orang yang mengingatkan anaknya agar jangan melakukannya, bukan malah menjadi pelaku utama lalu mempengaruhi 3 anaknya dan tamu penting yang datang kemudian. Si calon suami yang akhirnya diizinkan semua anaknya. Wah, spoiler.



Yang kedua adalah rencana Pertiwi menikah lagi. Meski alasannya baik dan akan dilakukan dengan cara baik, tapi rasanya romansa kecil semacam ini bisa ditiadakan. Cukuplah cerita si otong gundul yang hanya mau makan beras Bu Pertiwi, yang ternyata merupakan kisah cinta masa kecil. Itu saja sudah bikin hangat, lho. 

Ya... meskipun cara berkirim surat pacar Bu Pertiwi versi remaja melalui pedati, masih satu desa tapi butuh waktu 2 minggu untuk sampai, memang sweet, sih.

Tapi.... janda menikah lagi sudah menjadi asumsi yang pertama dipikirkan oleh orang Indonesia pada umumnya. Sudah menjanda 6 tahun dan menduda 4 tahun, kenapa tidak lanjut setia sampai garis akhir ups ajal menjemput? Ya karena itulah pandangan umum masyarakat kita, yang merasa bahwa keluarga adalah segalanya. Orang yang tidak memahami hanya akan sampai pada pikiran; "janda memang harus dikejar dan didapatkan karena mereka mudah lupa pada yang lama."

Ah sudahlah, itu cuma pendapat sederhana saya saja sambil membayangkan para patriarkis garis keras akan tertawa melihat janda setanggug Pertiwi bisa jatuh juga meki pada mantan masa remajanya. Eits kok saya berasa jadi feminis, ya. Hahahah. Kadang saya keki saja kalau ketemu patriarkis garis keras yang memandang perempuan dengan mata sebelah.

Tontonlah Kejarlah Janji. Bisa tonton gratis di beberapa aplikasi nonton drama/film. Cus buka Vidio, WeTv dan Genflix, ketiganya menanyangkannya. Kalau mau nonton trailer-nya dulu, bisa langsung cus ke Youtube @kejarlahjanji. 

Ikan peda saya sudah matang, sudah langsung makan sambil menonton film. Malahan saya posting ini setelah selesai makan yang kedua di siang hari. Enaknya..... Seenak menonton podcast Trio Timus yang serasa iklan pemilu LUBER JurDil. Pesan pada semua masyarakat Indonesia agar memilih dengan cerdas. Pilihlah pemimpin yang kerja nyata dan punya rekam jejak yang baik. Jangan sampai golput. 


14 Komentar

  1. Wow, film Kejarlah Janji ini mengingatkan kita akan janji-janji paslon maupun anggota dewan saat berkampanye sebelum terpilih ya hehehe. Saat janji tinggal janji seperti lagu, kemudia menjadi angin lalu, itu rasanya sudah biasa heuheu :( Kisah ibu dengan ketiga anaknya dalam pergulatan kehidupan ini menarik sekali. Begitu juga soal makan di depan pintu, itu ada mitosnya kata orang dahulu mah ya mbak. TFS.

    BalasHapus
  2. Setelah aku cari tahu, ternyata film ini dibuat oleh KPU dengan tujuan sosialisasi.. keren sih kalo baca sinopsisnya, film romansa tapi ada bumbu-bumbu politiknya hehe

    BalasHapus
  3. Filmnya bagus banget banyak hal dan pelajaran yang dapat kita ambil.

    BalasHapus
  4. Ahaaai. Filmnya terasa beraroma pilpres pileg, sih. Jangan-jangan memang sengaja dibuat untuk propaganda menyukseskan pemilu, agar khalayak bisa menentukam pilihan secara rasional.

    BalasHapus
  5. Awal baca wih filmnya berbau pemilu nih, eh pas aku seaching ternyata film ini memang dibuat oleh KPU namun ceritanya bisa seseru dan semenarik ini yess....

    BalasHapus
  6. Belum pernah nonton satu ini tapi saat pesta demokrasi tengah berlangsung seperti sekarang sepertinya cukup menarik ceritanya.

    BalasHapus
  7. perlu juga nonton nih, soal janda nikah lagi kenapa gak setia, aku punya cerita tersendiri sih, ibuku termasuk pernah bahas katanya sih ayahku yang terbaik, memuliakan dia dan sayang gak pernah kasar dll, jadi ibuku memilih setia setelah ayah meninggal.

    BalasHapus
  8. Wah Filmnya bagus banget ya
    kak jadi banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Btw Saya dulu suka makan di depan pintu dapur wkwkw

    BalasHapus
  9. Pas bgt lagi suasana pemilu kalo nonton film Kejarlah Janji. Sbg rakyat, kita berhak utk nagih janji2 manis para paslon yg terpilih nanti nih.

    BalasHapus
  10. Sik sik sebentar, ini nontonnya di mana teh...udah lama ga buka aplikasi streaming Vidio dan weTV. Sebenernya cerita gini tuh seru karena relate ya, apakah bakalan rame film-nya, keren sih karena tujuannya sosialisasi but dari segi yang masyarakat bisa lebih mudah terima

    BalasHapus
  11. Ahahaha itu karakter yang belajar Ilmu Politik pasti bingung ya karena kenyataannya kondisi lapangan bisa beda banget dengan teori. AKu pun belajar politik ngrasa makin lama politik berkembang, banyak kasus baru. Kyknya perlu nonton film ini sebagai hiburan sekaligus menambah wawasan baru mengenai perpolitikan :D

    BalasHapus
  12. Keren banget ada pilem yang mengedukasi gini buat ditonton, apalagi pas tahun politik. Katanya buatan KPU ya? Tapi kok aku baru tahu ya.. kudet bgt aku haha

    BalasHapus
  13. Sepertinya bagus ini, lucu, mengemaskan gitu ya, Jadi pengin nonton ini. cus ke aplikasi nonton drama.

    BalasHapus
  14. Film yang amat sangat cocok ditonton apalagi saat suasana pesta demokrasi sekarang ini yang masih hangat. Ingin tahu bentuk kecurangannya seperti apa

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)