Liburan singkat namun berkesan. Mayoritas dari kita menginginkan hal itu. Escape sejenak di sela kegiatan harian. Atau pas kebetulan sedang berada di kota Malang dan ingin memiliki pengalaman one night stand berkesan di Bromo. Pasti sangat menyenangkan.
Sudah lama sekali saya ingin ke Malang, ke rumah adik yang berdomisili di sana. Ingin menengok ibu sambung saya di sana. Tapi keinginan itu tak pernah sekuat hari ini. Rasanya ingin segera angkat tas backpack lagi. Pasalnya sederhana sekali, karena melihat ada paket tour Bromo yang satu hari saja.
Kalau menuruti hati, inginnya paket 2 atau 3 hari. Tapi apa daya, izin suami dan anak kecil pasti sulit didapatkan. Dan itu wajar, mengingat tugas harian saya tak bisa dialihkan ke satu atau dua orang lain.
Untuk anak ketiga ini saya sangat memperhatikan perkembangannya. Kami lebih disiplin daripada saat mengasuh dua kakaknya yang sudah memasuki masa remaja akhir. Kepalang tanggung diberi amanah putra lagi saat usia sudah termasuk tua - sering dikira cucu - sehingga kami membentuknya menjadi seorang ustad. Kebetulan fitrah di ranah itu terpantau kuat.
Bisa dibayangkan, dong, bagaimana quality time menjadi sangat penting. Dengan sendirinya waktu saya bacpackeran sudah lama ditiadakan, kecuali ada kegiatan penelitian sejarah. Itu pun nyaris tak pernah menginap.
Meski demikian, hasrat ke Bromo sangat kuat sehingga saya menetapkan target tahun ini harus ke sana, sambil menyambangi Mak Dah (nama ibu sambung saya).
Mengapa ke Bromo
Gunung Bromo sudah dikenal setiap orang Indonesia sejak kecil. Sudah pasti masuk ke buku pelajaran dan saya yakin banyak yang mengingatnya. Salah satu gunung paling viral di Jawa yang budayanya sangat kuat - dan lagi-lagi masuk ke dalam buku pelajaran.
Gunung ini pernah jadi impian saya saat remaja. Minimal seumur hidup pernah ke sana, kata saya dan suami waktu masih awal-awal menikah. Mungkin takdir yang membuat saya tiba-tiba hari ini membaca promosi pendakian gunung Bromo dan langsung terpikat.
Gunung Bromo sangat ramah pengunjung. Ibarat kata, usia berapapun bisa naik gunung ini. Semua bisa sampai puncak gunung dan menikmati beberapa destinasi wisata sekaligus dalam waktu tak seberapa lama. Ada jeep yang siap mengantar pengunjung.
Tinggi gunung hanya 2.392 mdpl dan bisa diakses dengan mobil jeep. Ingin mendaki sendiri? Bisa juga. Jalur pendakiannya tak sama dengan gunung lain, karena di Bromo, medan pendakian lebih banyak berupa medan berpasir vulkanik halus.
Pendaki Gunung Bromo harus bersiap dengan baju penangkal dingin karena suhunya termasuk sangat rendah. Titik terendahnya 0°C pada musim kemarau. Tapi jangan salah, Bulan April, Mei, Juli dan Agustus adalah bulan terbaik saat naik ke sana. Pas banget, kan bisa berangkat saat liburan sekolah.... Kota yang jadi jalur pendakian ada 3, yaitu Malang, Pasuruan, dan Probolinggo.
Jangan lupa bawa baju tebal dan kacamata lebar!
Destinasi wisata di Bromo
Eksplor Bromo yang paling banyak direkomendasikan adalah sunrise Bromo, Kawah Bromo, Pasir Berbisik, Padang Savana, Bukit Teletubbies, dan Pura Luhur Poten. Semua itu bisa dikunjungi dalam satu waktu yang relatif singkat. Tentu saja berapa lamanya tergantung pada jadwal pribadi atau jadwal tour.
Kawah dan Sunrise Bromo
Serasa berada di negara atas awan, setiap melihat swafoto di Gunung Bromo. Sejak lebih dari 30 tahun lalu saya membayangkan hal itu. Amazing sekali.
Saya pernah mendaki gunung beberapa kali saat menjadi mahasiswa (terakhir 24 tahun lalu) dan beberapa kali mendapati sunrise luar biasa. Tapi tak ada yang sebagus dan sejelas swafoto di gunung Bromo.
Yang lebih menyenangkan adalah tak perlu kepayahan olah tubuh dan mendaki berjam-jam. Cukup naik jeep saja sudah sampai.
Pasir Berbisik
Penggemar Dian Sastro pasti ingat film Pasir Berbisik. Sebuah film yang memperlihatkan realitas lain dari dunia perempuan yang ditindas oleh patriarki. Bagaimana Disas dan Christine Hakim harus berjuang di dunia yang didominasi oleh stigma perempuan adalah kanca wingking ala rakyat jelata. Lokasi syutingnya, kabarnya memang di padang pasir yang sekarang diberi nama Pasir Berbisik.
Pasir berbisik di Gunung Bromo membentang di kaldera Bromo, mengelilingi Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, dan Gunung Watangan. Luas sekitar 5.920 hektar. Yang unik dari padang pasir ini adalah suara seperti bisikan yang terus menerus terdengar, setiap kali angin berembus.
Jangan lupa bawa kacamata jika ke sini, karena pasir yang diterbangkan oleh angin kencang bisa mengganggu mata.
Padang Savana Bromo dan Bukit Teletubbies
Dari padang pasir menuju ke padang savana dan Bukit berumput nan hijau. Sungguh ajaib sekali. Luasnya juga amazing, yaitu 283 hektar. Jika padang dan bukit yang terbakar tahun lalu ikut dihitung, totalnya mencapai 989,49 hektar.
Tempat ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Jika datang pada musim hujan, padang hijaulah yang kita lihat, namun jika datang ke musim kemarau maka padang rumput kecoklatan yang terlihat.
Berita baiknya, tahun 2025 ini adalah musim kemarau basah, sehingga curah hujan menjaga kesuburan rumputnya.
Pura Luhur Poten
Masih di sekitar area situ, ada sebuah rumah beribadatan yang berdiri kokoh sendirian. Bagi penyuka drama Cina seperti saya, rasanya seperti melihat visualisasi beberapa xianxia yang memikat. Paling pas menyebut judul Jade Dinasty (Legend of Chusen), karena mirip kampungnya Xiao Bai.
Pergi ke pura berarti melihat sendiri orang dari suku Tengger, yang sedang beribadah di sana. Mereka percaya bahwa di sana bersemayam Isa Sang Hyang Widhi Wasa. Satu dari sekian perwujudan Dewa Brahma. Bentuk pura seperti campuran budaya Jawa dan Bali, dengan nuansa Hindu yang kental.
Sekali lagi, bulan Juli-Agustus adalah bulan terbaik ke sini karena ada upacara Yadya Kasada. Upacara ini dilakukan oleh orang-orang suku Tengger untuk memohon perlindungan, keselamatan dan keberkahan dari Sang Pencipta. Sebuah upacara yang mengingatkan saya pada upacara bersih desa setiap Bulan Dzulhijjah.
Setiap Bulan Dzulhijjah, desa-desa di seluruh Jepara akan mengadakan upacara bersih desa sesuai tradisi masing-masing. Waktunya menyesuaikan waktu yang ditetapkan oleh leluhur sejak lama dan masih lestari sampai sekarang.
Banyak tradisi yang bisa dirunut sejak Zaman Niaga. Di beberapa desa mengambil waktu yang nyaris bersamaan, misalnya Perang Obor, Memeden Gadu, Jembul Tulakan; 3 tradisi bersih desa yang sudah masuk ke kalender agenda wisata Jawa Tengah, bahkan sudah jadi cagar budaya tak benda.
Bagaimana dengan di Bromo? Setahu saya mirip dengan Barikan yang juga ada di Karimunjawa (dan sepojok kecil di wilayah Jepara). Kebetulan saya pernah mengkomparasi Barikan di Bromo dan di Karimunjawa. Perbedaan paling mencolok adalah di Bromo, barikan dilakukan setelah ada bencana.
Kalau saya mengkomparasi keduanya karena waktu upacara Yadya Kasada sama dengan waktu barikan di Karimunjawa. Saya cukup yakin menduga bahwa keduanya punya akar tradisi yang sama.
Masukkan Bromo ke dalam whislist wajibmu
Sekali saja, luangkan waktu ke Gunung Bromo. Sebuah cara yang luar biasa untuk melihat dunia lain yang tak ada di dunia keseharian kita. Sebuah cara mudah untuk bercerita:
"Aku sudah pernah berada di dunia atas awan. Aku telah melihat mahakarya Allah yang luar biasa."
Ada banyak perjalanan yang membuat kita semakin dalam memahami makna syukur kepada Allah, namun berada di ketinggian selalu menjadi puncak ambisi manusia.
Bisa menyecap sejenak berada di ketinggian dunia bersama ribuan pengunjung wisata Gunung Bromo setiap hari akan membuat kita memahami betapa kecilnya diri kita jika dibandingkan dengan kuasa Allah.
Jalan menuju ke puncak Bromo sudah sedemikian mudahnya sehingga usia tua tak menghalangi untuk menuju ke sana. Rekomendasi paling masuk akal adalah mengambil paket tour Bromo, karena setelah membayar kita hanya perlu bawa badan, kebutuhan pribadi, dan senyum mengembang. Semua sudah diatur dan disiapkan.
Ambil saja paket tour Bromo yang paling cocok dengan ketersediaan waktu dan budget wisata, lalu nikmati perjalanannya. Jangan lupa perbanyak ibadah agar baterai iman kita makin besar dan tebal.
Bagi yang hanya punya waktu semalam di Malang, ambil paket midnight tour saja. Yang punya waktu luang banyak, bikin rombongan paket 2 hari 1 malam atau 3 hari 2 malam agar semakin berkesan perjalanannya.
1 Komentar
Saya sebagai orang yang rutin mudik ke Jatim belum pernah sekalipun ke Bromo. Rasanya patut dicoba ya wisata kesana, inginnya sih bersama keluarga.
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)