Daftar ke DOES University, Yuuuk

Sungguh beruntung, pada masa pandemi ini ada banyak kelas belajar secara daring. Saya mengikuti cukup banyak dan tidak semua terkejar untuk ditulis di blog. Misalnya 280 Tahun Geger Pacina. Entah kapan akan terposting, padahal minimal jadi 3 artikel. Kali ini saya mendahulukan tulisan tentang DOES University dan Erix Soekamti dalam live Instagram berjudul Sejuta Kreasi untuk Maju Bersama. 



Tumben saya tidak persiapan mencari tahu siapa narasumber kelas yang akan saya ikuti dan sedikit informasinya. Agar tidak terlalu blank. Tapi Fun Talk dari Home Kredit Indonesia Official kemarin malam, 14 Oktober 2020 memang beda auranya. Saya langsung melek karena yang dibahas adalah Nglinggo dan pendidikan inklusi bernama DOES University. Apalagi salah satu jurusannya adalah animasi. Jurusan yang diambil putra mbarep saya saat ini. Pengen masukkan dia ke sana, nih.


Nglinggo, si desa di atas awan

Saya baru tahu Desa Nglinggo atau Linggo. Ternyata, ini adalah desa yang indah dengan perkebunan teh yang memesona. Pemandangannya sangat cantik, dan dengan sendirinya bisa jadi lokasi wisata alam. 


Nglinggo menjadi pertemuan 3 kota di Jawa yaitu Magelang, Kulon Progo dan Yogyakarta. Sebutannya Gelang Projo.  Keunggulan berupa akses pariwisata terbuka lebar, namun belum digarap serius. Menurut Mas Erix, ia jatuh hati saat melakukan wisata Glamping. Saking jatuhnya sampai segera membeli tanah dan memindahkan DOES University ke sana. 


Uenak men, ya, kalau punya duwit,” pikir saya, setengah iri. 

Ternyata nanti saya dapat jawabannya. Nanti ya. 


Nah, masih menurut Mas Erix, Nglinggo ini desa yang mandiri dan sejahtera. Jadi lingkungan yang sangat cocok bagi para muridnya di DOES University. 


Belajar di DOES University, yuk....
Sumber fotoL WP Soekamti


Daftar ke DOES University, yuuuk...

DOES University adalah sekolah gratis yang mensyaratkan bakat dan minat sebagai salah satu jalan masuk utama. Jadi, sekolah gratis ini cukup pelit dalam menerima murid. Hanya yang berbakat dan ber-passion. Semua pendaftar akan diseleksi dengan ketat termasuk uji bakat dan interview. Harapannya, tak ada siswa yang salah jurusan lalu minta pulang.


Biasanya pendaftaran dibuka pada bulan Januari. Jadi memang tidak seperti sekolah kebanyakan. Terlebih, waktu belajarnya adalah 18 bulan. Peserta didik yang diterima akan belajar dengan sistem asrama selama 1,5 tahun. Ia hanya akan belajar sesuai pilihannya dan memperdalamnya. Output yang diharapkan adalah si anak akan punya karya nyata.


Ada beragam jurusan di DOES University, dan semuanya tak jauh dari seni. Jurusan musik, animasi, modeling, aplikasi, sinematografi, dan lain sebagainya. Siswa yang diterima diharapkan sudah tahu apa yang ia mau dan didukung oleh bakat. Misalnya ia ingin jadi drummer, maka selama belajar itu ia akan diberi skill yang dibutuhkannya. Pun demikian dengan anak yang memilih animasi, modelling, atau sinematografi. 


"Apabila ada bakat dan kemauan, sudah pasti jadi. Makanya penting sekali proses untuk mengenal diri sendiri," 


Jadi, kalau mau daftar di DOES University, pastikan kamu sudah tahu apa bakat dan membulatkan tekat untuk belajar sesuai pilihanmu.


Salah satu bentuk tes. Smber foto: Tribun Jateng


Endank Soekamti

Erix Soekamti mengingatkan suami saya pada Endank Soekamti. Saya nggak ngeuh sama sekali karena jarang mengikuti musik. Psst... berkat suami yang ada di sebelah makanya saya bisa menjawab semua pertanyaan/kuis. Sayangnya tidak hoki. Padahal hadiahnya lumayan banget, lho. Ntar kalau ada Fun Talk saya mau ikut lagi, aaah...


Saya pengen kenalan dengan Endank Soekamti, grup band-nya Erix Soekamti yang menjadi donatur utama DOES University. Dari CSR grup band asal Yogyakarta inilah sekolah inklusi di Nglinggo ini lahir dan berjalan sampai sekarang.


Menurut yang saya baca, Endank Soekamti jadi nama grup band untuk mengenang guru SMA bernama Soekamti. Nama itu juga jika dibedah akan mempunyai nama yang bagus, yaitu Soe (baik), Kam (datang), Ti (perempuan). Jadi mungkin maksudnya Mbak Endang perempuan baik telah datang....


Yang jelas, nama yang unik. CSR-nya pun unik, yaitu DOES University.


Mau tahu yang lebih unik?

Saya pernah menonton drama Korea tentang band yang pakai stunt man. Band yang satu ini melakukannya selama 3 bulan dengan sedikit orang yang tahu. Ceritanya, tahun 2003, mereka mengalami kecelakaan di Purwokerto. Ari cukup cepat sembuh, namun Dori tidak. Masa pemulihannya 3 bulan. Sosok Dory digantikan Hody, saudara kembarnya sendiri yang juga gitaris. 



Kembali ke masyarakat

Erix Soekamti adalah core-nya Endank Soekamti; vokalis dan pendiri. Nah, bapak 3 anak ini, ingin berkontribusi di masyarakat dalam bentuk nyata. Kebetulan ia juga termasuk orang yang menganggap bahwa sekolah hanyalah tools atau alat untuk menguasai suatu keahlian. Konsep ini tidak dipahami benar dalam pendidikan di Indonesia. Pasti tahu dong kalau anak-anak Indonesia dijejali banyak informasi dan pelajaran. Mayoritas tak punya manfaat dalam kehidupan nyata. Hal ini tentu mengundang banyak keperihatinan dan protes. Dan DOES University ini adalah wujud protes terhadap sistem pendidikan di Indonesia.


Does University ini adalah bentuk sumbangsih yang nyata dalam dunia pendidikan di Indonesia, terkhusus pendidikan inklusi. Istilah ini agak mengagetkan saya karena kalau dengar kata pendidikan inklusi saya ingatnya SLB atau sekolah luar biasa. Mayoritasnya adalah anak berkebutuhan khusus.


Ternyata istilah ini sudah berkembang, atau malah saya baru tahu. Beruntung saya ikut acara Fun Talk dengan tema Sejuta Kreasi untuk Maju Bersama.


Pas banget sih, dan cocok jadi tagline pemaparan kemarin.  Meski kata sejuta menunjukkan hiperbola, tapi memang kreasi yang dilakukan oleh Erix Soekamti dan DOES University memang sangat banyak, dan intinya adalah mengajak warga untuk maju bersama. 


Modal nomor sekian

Di depan saya menyatakan enaknya jadi orang kaya, mau beli tanah ya beli, bikin sekolah ya bikin. Ternyata tidak demikian dengan Mas Erix. Dia memang membeli tanah di sana. Namun entah modalnya 100% CSR atau ada bantuan lain. Saya tidak bertanya tentang itu. Saya malah lebih condong bertanya cara daftar di sana, siapa tahu si sulung bisa sekolah di sana. 


Erix bisa disebut sebagai Social Entrepreneurial yang dapat membuktikan kemampuannya. Ia membuat komunitas untuk menunjang programnya. Dia juga mengajak lingkungan di sekitar semakin mandiri dan berdaya. Salah satunya dengan share cost atau patungan.


Cara share cost gini sangat bagus bagi yang ingin memulai usaha di masa  pandemi namun modal tidak cukup. Ajak orang yang dipercaya untuk kolaborasi. Jadi tidak semua kebutuhan ditanggung sendiri. Misalnya membuat usaha, tanahnya siapa, bangunan siapa, kebutuhan lainnya siapa. Salah satu cara mengatasi tantangan yang oke banget. 


Selain masalah modal, kita perlu memantapkan diri agar bisnis itu sustainable. Caranya ada 3, yaitu: 

  1. Sesuaikan dengan apa yang menjadi passion
  2. Harus terus mau belajar dan berkreasi. 
  3. Mencari ide-ide baru dan orisinil, misalnya Ngalrisi Konco Dewe.
  4. Harus terus bisa beradaptasi, misalnya menggunakan kanal digital karena saat ini kita harus physical distancing.


Tanpa sengaja sudah 1000 sekian kata. Wah, masih banyak hal yang ingin saya ceritakan. Tapi memang mungkin harus diakhiri dulu. Setelah baca ini, saya sarankan baca 6 hal yang harus disyukuri di masa pandemi. Jika Mas Erix bisa sustainable di masa pandemi, saya juga mencatat minimal ada 6 hal penting yang terjadi tahun 2020 ini.

38 Komentar

  1. Emang. Keren kok itu mas Erik bs bikin sekolah tak biasa jadi berasa muda n ingin sekolah lagi saya

    BalasHapus
  2. Keren nih ini sekolah yang mengembangkan minat dan diharapkan bisa mengabdi ke masyarakat . Hal ini berguna agar tidak jadi sampah masyarakat

    BalasHapus
  3. Seru juga nih, kampusnya. Kelas menulis atau robotik ada enggak, ya?

    BalasHapus
  4. Saya pikir DOES University ada di luar negeri atau cabang university luar, ternyata... 😀😀😀😀

    Tapi keren... Sangat keren, university yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan siswanya

    BalasHapus
  5. Pas kuiznya seru pisan ya. Cepet cepetan dan buat netizen dengan internet lemot macam di tempat saya udah deh kalah duluan, hehehe

    BalasHapus
  6. Tertarik banget sama kelas animasi dan sinematografinya, tapi ngalah dulu sama yang lebih muda hehe

    BalasHapus
  7. Pada funtalk bbrp mggu sebelumnya sy jg ikut dr pas bgt sama lho bintang tamunya si maas erix. Tampang rocker, namun memiliki hati yg dermawan

    BalasHapus
  8. Kontribusi bagus dari mas Erix dengan hadirnya DOES University, agar generasi muda bisa mengenyam keilmuan yang sesuai dgn passionnya

    BalasHapus
  9. Keren banget mas Erix Soekamti, bikin DOES University buat anak-anak muda memoles bakat dan potensi mereka yaaa

    BalasHapus
  10. Selalu respect dengan mereka yang peduli dengan dunia pendidikan. Saham dunia akhirat yang pahalanya tak akan pernah putus. Salut dengan Erix Sukamti yang sudah melahirkan sekolah keahlian yang bisa langsung digunakan setelah kelulusan

    BalasHapus
  11. keren ya, sekolah inklusif. Memang jogja itu istimewa, banyak orang kreatif, kota kreatif itu jogja dan bandung menurut survey.

    BalasHapus
  12. Ahahahah....Aku pun kerap berpikir "Enak jadi orang kaya. Mau beli tanah, tinggal beli. Mau nyumbang ini itu buat pendidikan tinggal kirim atau transfer." Soalnya ada temenku yang begitu, Mbak :D

    Lakukan aja yang kita bisa dan kita sukai selama itu positif :)

    BalasHapus
  13. Speechless aku sama Erix Soekamti. Ide Does Inuversity untuk menghasilkan outpit pendidikan yang siap berkarya yang tak biasa ada di Indonesia patut bikin salut dan bangga. Juga pemikiran tentang bisnis sutainable di masa pandemi...hm, beneran inspiring ini

    BalasHapus
  14. Mbak Susi, artikel ini sy bookmark ya Mbak,, buat sulung kami jg nih yg passionnya pingin jd animator/ilustrator. Semoga Does University tetap konsisten dg tujuan mulianya bagi anak² Indonesia yg punya bakat n kemampuan yg relatif jarang bs diakomodasi sekolah pd umumnya

    BalasHapus
  15. Terharu ada sekolah gratis sebagus ini. Dana CSR benar2 berguna dg baik jika dialokasikan utk pendidikan inklusi seperti ini. Semoga sekolahnya terus berkembang. Tempatnya juga masyaallah bagus sekali ya.

    BalasHapus
  16. sekolah sesuai minat..kalo gini memang harus kreatif dan punya ide2 baru..yang bisa dikembangkan

    BalasHapus
  17. Erix Soekamti emang mantuull, mantab betul!

    Selalu senaaanggg dan inspiride banget manakala Baca kiprah doi di DOES University dan aneka usaha sosial lainnya

    Bisa jadi contoh generasi muda nih ya

    BalasHapus
  18. Oh aku pikir tadinya Does university itu akademi yang semuanya dilakukan secara online ternyata ada bangunan fisiknya ya mbak?
    Iya mbak enak kalau jd org banyak duit bisa lebih banyak melakukan kegiatan sosial utk org lain jg ya hehe.
    Semoga kita semua jg bisa menjadi manusia yang bermanfaat pula utk manusia lainnya aamiin :D

    BalasHapus
  19. Memang yang terbaik adalah bekerjasama yaa..
    Untuk membangun mimpi, bukan saling menjatuhkan...tapi saling bersatu untuk mewujudkan mimpi yang semakin besar.
    Salut sama Does University.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seleksinya pasti ketat sekali yaa..
      Karena hanya yang bersungguh-sungguh yang diterima. Kudu kuat mental.
      Apakah ada perjanjian di awal untuk memberikan kontribusi nyata setelah sukses, kak Susi?

      Hapus
    2. Senang sekali ada anak muda seperti Mas Eric Soekamti yang memulai usahanya dari nol banget dan di dedikasikan untuk masyarakat.

      Hapus
  20. Indonesia harus memiliki banyak yang mirip Mas Eric Soekamti supaya banyak lagi yang diberdayakan. Pemikiran sederhana dengan eksekusi luar biasa

    BalasHapus
  21. Meski sekolah gratis DOES University mensyaratkan bakat dan minat sebagai salah satu jalan masuk utama. Ini penting, karena jika memang sudah sesuai, pasti belajar akan lancar dan lulusan yang dihasilkan sesuai harapan. Sukses buat Mas Erix dan tim untuk misi mulia ini!

    BalasHapus
  22. Aku kok jadi bercita cita juga ya ingin kasih kontribusi ke DOES university. Semoga mas Erik Soekamti ini sukses dan tambah sehat aaamiiin

    BalasHapus
  23. Bagus visi misinya, kembali ke masyarakat dan memberdayakan potensi daerah. Selama ini kita selalu terpesona dengan gemerlap daerah tetangga, padahal ya, di daerah kita sendiri pasti tersimpan sejuta pesona. Btw, dari postingan ini saya jadi lebih tahu ttg DOES University, selama ini hanya tahu dari youtubenya saja dan tak pikir masa belajarnya sama kayak sekolah formal.

    BalasHapus
  24. Lho Mbak? Tak tunggu jawabannya kok, cara daftarnya gimana? hahhaa
    Jadi setelah lulus, apakah mereka mendapat gelar?

    BalasHapus
  25. Pengin bangetttt lihat langsung kampus DOES university ini.
    Bagus ya konsepnya.
    Mantab jiwa!

    BalasHapus
  26. Aku masih penasaran nih kenapa namanya DOES...
    Ini singkatan atau ada makna tersendiri di balik pemilihan namanya

    BalasHapus
  27. Jadi terbuka untuk umum, ya? Seandainya saya masih muda, kayaknya pengen deh mendaftar ke DOES University

    BalasHapus
  28. Keren ya kiprah DOES University ini. Membantu banyak orang untuk bisa mengembangkan minat, bakat sampai menemukan passionnya. Gratis pula. Top banget..

    BalasHapus
  29. Aku pernah nonton liputan DOES University terus baca infonya juga. Menarik banget apalagi yang memang mau mendapatkan pendidikan di sana. Jadi minatnya betulan dapat jalan

    BalasHapus
  30. Jadi pengen masukin Air untuk sekolah di sini, nih. Bagus banget programnya. Semoga segera ada di Riau. Aamiin.

    BalasHapus
  31. Mantap banget ya Mas Erix, punya nama, punya dana, dan punya tekad besar untuk mencerdaskan anak bangsa lewat pendidikan kereen...

    BalasHapus
  32. Keren sekali ya visi nya. Anak bsnd juga peduli pada pendidikan..

    BalasHapus
  33. berhubung saya cuma prnikmat musik kelas receh, tau sih tau nama endank soekamti. tapi saya nggak tau sama sekali lagu2 ES. Ternyata ES tdk sekedar grup musik ya. Ada misi keren yang mereka lakukan. Ntar browsing makin banyak soal does ah..thanks sharinfnya mbak

    BalasHapus
  34. Pas banget buat teman teman yang mau mencari ilmu baru dan soft skill baru yang bisa digunakan untuk hidup dan berkarya

    BalasHapus
  35. salut dg mas erix. beliau sosok inspiratif di bidang pendidikan.padahal dunianya di musik, tp peduli soal pendidikan. jadi kepo apa arti does university, kan Soekamti ajah ada maknanya

    BalasHapus
  36. Modal penting tapi bisa dicari asal mau usaha ya mbak? Yg penting bisa memberikan ide2 segar untuk membuat sebuah bisnis baru. Syukur2 bisnisnya gak hanya menguntungkan diri sendiri namun jg masyarakat di sekitarnya.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)