Sudah bulan Dzulhijjah, nih, malahan sudah menuju tengah bulan. Ada yang keluarganya akan berangkat haji tahun ini? Semoga dimudahkan, dikuatkan, dan disehatkan sampai kembali ke rumah, ya. Oh iya, sudah melakukan Vaksin Meningitis? Ini wajib, lho.
Suatu kebetulan saja saya menemukan topik menarik tentang vaksin ini sehingga ingin menulis di Cakrawala Susindra.
Btw, ada yang tahu berapa jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini? 221.000 jemaah, terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. MasyaAllah, semoga yang baca artikel (dan yang menulis) segera dimampukan berangkat haji. Aamiin....
Ada perasaan melow gitu, ketika menulis ini. Karena, kadang tak bisa dihindari ya, perbincangan ringan tentang kejadian terkini, dan salah satu yang hangat saat ini adalah keberangkatan haji. Dari sinilah salah satu alasan tulisan topik populer ini bermula.
Bermula dari percakapan pemberangkatan haji
Sesederhana rapat kecil untuk kelulusan TK - putra bungsu saya akan masuk SD - merembet ke percakapan tentang haji. Ya karena jemaah haji di kota Jepara kami sudah mulai berangkat, hampir setiap malam Pendopo Kabupaten memberangkatkan.
Percakapan yang bisa jadi hangat jika ada hal-hal yang menyentuh hati pembicaranya. Mulai dari liku-liku sebelum keberangkatan - bahkan ada yang gagal berangkat tahun ini - sampai keengganan pada vaksin.
Saya dengarkan saja kisah-kisah itu, susul menyusul karena ciri khas obrolan ibu-ibu adalah siapa paling banyak memberi informasi merasa paling lega. Siapa yang merasa begitu?
Dari cerita-cerita ringan mencuat sebuah frasa, "vaksin meningitis". Saya pendengar yang baik tapi juga kritis. Tak bisa berhenti sampai situ saja, sehingga langsung googling tentang vaksin ini. Pasalnya.... vaksin ini diwajibkan oleh Pemerintah Arab Saudi tapi mengapa pernah jadi kontroversi?
Maka saya merasa sudah waktunya menulis.
Bahayanya meningitis
Vaksin meningitis di Indonesia adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi bakteri Neisseria meningitidis, penyebab penyakit meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis termasuk sangat berbahaya karena tingkat kematiannya tinggi. Tentu saja ini tergantung pada tiga hal:
1. Jenis penyebab meningitis
2. Kondisi imunitas korban
3. Kecepatan dan ketepatan penanganan.
Meningitis jadi ancaman yang amat serius bagi para jemaah haji mengingat dalam suatu kurun waktu jutaan orang dari seluruh dunia berkumpul. Kepadatan akomodasi takkan bisa dicegah. Penularannya apalagi.
Pada kondisi kesehatan tertentu, meningitis bisa menyebabkan komplikasi serius, misalnya:
1. Kehilangan Pendengaran: Infeksi dapat merusak saraf pendengaran.
2. Kerusakan Otak: Dapat menyebabkan gangguan kognitif atau kecacatan permanen.
3. Sepsis: Infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah, menyebabkan syok septik yang mematikan.
Vaksin meningitis
Bagi mereka yang akan pergi ke luar negeri, vaksin ini termasuk akrab karena memang bersifat wajib. Setidaknya ada 2 golongan yang wajib melakukan vaksin ini, yaitu:
1. Wisatawan internasional
2. Jemaah haji dan umroh (termasuk tenaga kesehatan dan semua yang terlibat di sini)
3. Petugas kesehatan
Dasarnya adalah peraturan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang mewajibkan vaksinasi meningitis bagi seluruh pengunjung yang datang menggunakan visa haji dan umrah. Jadi mau tak mau harus dilakukan.
Memang sempat ada kontroversi namun mengingat haji dan umroh bukan hanya tentang urusan dunia namun juga urusan akherat, maka sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk melakukan segala daya upaya.
Salah satu standar yang berlaku adalah vaksin meningitis yang sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI. Nah, di sinilah para jemaah haji dan keluarga harus kritis mencari dan memastikan yang sudah dihalalkan.
Upaya lainnya adalah terus memastikan kesediaan vaksin meningitis yang paling cocok bagi WNI. Karena memang ada beberapa jenis yang beredar di Indonesia.
Beribadah haji memang puncak ibadah pribadi, namun unsur sosial budayanya amat sangat kental. Bayangkan, ketika jemaah haji pulang, apakah mampu menutup pintu bagi para tamu yang datang silih berganti karena berniat isolasi mandiri? Sangat tidak mungkin. Maka melakukan vaksinasi adalah jawabannya.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)