Cara Mengatasi Bingung Bahasa

Alkisah, ada seorang anak berusia 3 tahun yang tiba-tiba mogok bicara sehingga harus diterapi wicara. Dari sesi terapi yang dilakukan, anak mogok bicara karena mengalami bingung bicara setelah disekolahkan ke sekolah internasional. Penyebab kebingungan bahasa anak ini dikarenakan anak belum menguasai bahasa utama dengan baik ketika mempelajari bahasa kedua. Atau di kisah lain, ada seorang anak yang juga mengalami bingung bahasa karena diperkenalkan pada 3 bahasa sekaligus di sini.



Sebenarnya seorang anak mampu menerima enam bahasa sekaligus karena mereka mampu memilah-milah mana mana kata yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Namun pengembangan ini tetap memiliki patokan yaitu menguasai bahasa utama/bahasa dominan terlebih dahulu sebelum memperkenalkan pada bahasa kedua dan selanjutnya. Setelah bahasa pertama dikuasai dengan baik, baru mengajarkan bahasa kedua secara konsisten kemudian ke bahasa ketiga dan selanjutnya. Kuncinya adalah:
1. Konsisten dengan cara membagi dan menyepakati dengan anak kapan bahasa kedua digunakan.
2. Tidak dicampur aduk dengan bahasa utama yang dikuasai anak
3. Sesuai tata bahasa agar anak terbiasa mengucapkan dengan benar dan koreksi segera kesalahan anak.
4. Pelafalan yang tepat

Bagaimana jika anak terlanjur mengalami bingung bahasa seperti Binbin? Sebenarnya seiring dengan waktu, kebingungan anak akan berkurang sesuai pemahaman yang dia dapatkan. Namun orang tua tetap harus waspada dan mengurai kebingungan yang dihadapi anak dengan cara:
1. Segera pilih satu bahasa dominan yang akan digunakan sehari-hari sampai bahasa anak telah mapan.
2. Ajarkan kosakata bahasa yang dipilih secara intensif.
3. Segera koreksi jika anak salah/mencampurkata dengan bahasa kedua.
4. Batasi kegiatan anak menonton film dengan bahasa kedua/ketiga. Bila perlu jelaskan bahwa kosakata di film tersebut belum waktunya dipakai.

Bagaimana cara memilih bahasa yang benar? Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang berbeda di antara para psikolog. Namun saya lebih cenderung pada pendapat dosen psikolinguistik saya bahwa bahasa ibu akan lebih mudah dipelajari anak meski tak pernah mendapatkannya. Dan saya mengajarkan bahasa Indonesia terlebih dahulu agar anak tidak kesulitan dalam belajar ketika di preschool. Destin, putra sulung saya hanya mengenal bahasa Indonesia sampai usia 4 tahun. Di usia balita dia telah paham bahasa Jawa meski memilih tidak menggunakannya. Saya sendiri juga akan jengah jika Destin menggunakan bahasa Jawa pada orang tua karena Jawa Destin masih Jawa Ngoko.Jadi saya berpesan, "hanya gunakan bahasa Jawa pada teman bermainmu."

Setidaknya, di sekolah SD Destin mampu mengikuti pelajarannya bahasa Jawa. Saya berharap setelah penguasaan bahasa Jawa campur (ngoko-alus) telah cukup saya dapat mulai mengajarkannya bahasa Jawa Alus karena pemilihan bahasa sangat penting di Jawa.

Sayang, kesalahan cukup fatal saya lakukan pada Binbin, putra kedua saya hingga dia bingung memakai kosakata yang mana dan memutuskan mengganti banyak kata dengan kata "itu", "ambil", "gini" dan beberapa kosakata wajib. Menjadi orang tua memang tak pernah mudah, dan kita harus mau terus belajar.

Beberapa disarikan dari Herlina Mohammad, S.Pd., M.A., Ph.D Cand., (Direktur Rapid Reader Indonesia, pemimpin lembaga pengajaran bahasa asing bagi anak) Artikel ini terbit pada tabloid Nakita 315 th VII.

14 Komentar

  1. Benar banget mbak kita sebagai orang tua harus mengajarkan berbahasa dengan baik dan benar,love,peace and gaul.

    BalasHapus
  2. bisa buat referensi nanti kalo udah pny anak. Trima kasih mbak :)

    BalasHapus
  3. uhuy dapat Ilmu baru nih,,terima kasih Mbak Infonya,,ntar kalau saya sudah nikah & punya anak,,teori ini akan saya aplikasikan...

    BalasHapus
  4. makasi banyak mba infonya mba susi :)

    BalasHapus
  5. kelas satu sudah dapat pelajaran bahasa jawa ya mbak

    BalasHapus
  6. Nice arcticle mbak..bener banget, saya juga baru baca dari sebuah majalah parenting.."bahasa ibu dahulu" baru bahasa yang lainnya...maksudnya bahasa asing..biar anak nggak bingung bahasa..kinan karena dah terbiasa pake bahasa indonesia, tapi kami dirumah sering pake bahasa jawa jadi dia kadang jadi nyampur bahasanya..malah kemarin bikin kita ketawa ngakak karena bilang " Ma itu lampunya kok "gondal gandul"..halah bahasanya...terus sering bilang gini.."Sik to ma, adik mau ambil mainan dulu ya!" haduh campur baur..saya juga pingin mulai meluruskan tapi agak susah karena Uti-nya juga kadang sering mengajaknya berbicara pake bahasa Jawa...thanks for sharing mbak..:)

    BalasHapus
  7. makasih sharingnya mbak...kalo anak2ku aku ajarin 1 bahasa aja dulu...nanti kalo dah ngerti baru belajar bahasa yg lain....

    BalasHapus
  8. Rabu: Aneka tips ala Mbak Susi.

    Kali ini tentang tips tentang mengatasi bingung bahasa. Siip Mbak :)

    BalasHapus
  9. hhhm.... postingan ini bermanfaat banget Mbak, secara aku lagi siap siap menghadapi Dija nih.
    sementara ini kan dia masih belajar ngomong, kosakatanya juga sedikit.

    Terima kasih Mbak Susi

    BalasHapus
  10. How Are You Tante Susi?

    hihihiihi

    BalasHapus
  11. referensi bu buat nanti kalau sudah berumah tangga.. :D

    trimakasiih

    BalasHapus
  12. saya kira malah bagus anak dilatih banyak bahasa, biar dari kecil udah bisa was wes wos bahasa indo, english, nipon, french, dll. Ada dampak nggak bingungnya juga toh~

    BalasHapus
  13. Dulu waktu Raja mulai belajar ngomong, kami konsisten hanya pake bahasa indonesia aja supaya dia lebih cepat belajar. Setelah udah lancar ngomong, baru deh intens ngenalin bahasa inggris dan bahasa daerah. Puji Tuhan, Raja gak bingung, dan bener kata artikel itu, sebenarnya otak anak mampu memilah2 setiap jenis bahasa yang didengarnya.

    Tulisannya bagus banget, mbak :)

    BalasHapus
  14. saya juga masih kesulitan kalao mengajarkan bahasa jawa ke ikhsan. Antara ngoko dan krama.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)