Gempa Jepara dan Dampaknya

Saya termasuk salah satu warga Jepara yang masih kaget dengan gempa yang terjadi di Jepara hari Jum’at kemarin. Sebuah gempa berskala 5 SR mengguncang warga Jepara dari tidurnya pada jam 1:01 dini hari selama kurang dari 1 menit. Dampak gempa tidak menimbulkan kerusakan infrastruktur yang berarti seperti gambar-gambar hoaks yang beredar di broadcast BBM maupun jejaring sosial. Beberapa bangunan memang ada yang rusak, terutama di daerah dekat gempa namun tak ada korban jiwa. Begitu yang saya baca dari portal berita lokal Murianews. Meski tergolong kecil dan tidak memicu tsunami, namun dampaknya bisa menjadi sangat luas bagi negeri ini.

Gempa Jepara dan Dampaknya



Sejak tahun 90-an, ketika Jepara positif terpilih sebagai salah satu lokasi proyek Pembangkit Listrik, kami sedemikian yakin bahwa takkan ada gempa di Jepara. Bahkan beberapa dari kami begitu jumawa sehingga meyakini bahwa Jepara adalah wilayah yang bebas dari gempa dan memenuhi kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Maka setelah penelitian sejak 1970, desa Balong Lemah Abang kabupaten Jepara terpilih menjadi lokasi proyek PLTN Muria. Gempa Jepara yang terjadi pada dini hari 23 Oktober 2015 kemarin memaksa kami belajar dari sejarah gempa lama.

Siapa yang mengira bahwa di Semenanjung Muria (Jepara salah satunya) memiliki beberapa rekahan yang diduga aktif. Saya sendiri termasuk yang terpaksa manggut-manggut ketika mendapat informasi ini. bahwa di semenanjung Muria memiliki rekahan (sesar) Muria, Lasem, dan 7 lagi yang tak disebutkan oleh Teguh Rahayu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara . Rekahan ini sangat mungkin menimbulkan gempa dan tersebar di lautan dan daratan utara pulau Jawa. Meski gempa kemarin tidak menimbulkan tsunami, namun susulan gempa mungkin terjadi kembali suatu saat dan berpotensi merusak. Ketika saya mencari tahu karakteristik gempa di Jepara, saya menemukan informasi menarik dari okezone yang disarikan dari informasi beliau. Ternyata sejarah gempa di sekitar Jepara berasal dari rekahan Lasem yang lurus dari selatan Semarang ke arah timur melalui Lasem dan lurus sampai lepas pantai Jawa. Lebih jauh, di sekitar Jepara, Kudus dan Pati pernah terjadi gempa yaitu: gempa Lasem 1847, gempa Ambarawa 1865, Pati 1890, Kudus 1877, Semarang 1856, 1858, 1959 dan 1966. Ternyata Jepara tidak benar-benar aman dari gempa. Oleh karenanya, saya tidak setuju dengan proyek PLTN Muria di desa Balong Lemah Abang Jepara yang sedianya akan dimulai tahun depan. Ini mengerikan sekali. Kemana data-data tersebut disimpan selama proses perundingan, ya. Wajar jika saya sebagai warga Jepara yang sejak SD melihat demo pro kontra PLTN menanyakan hal ini. 

Lah, saya menulisnya serius sekali ya. Sudah mirip artikel di media massa, belum? Jawab yang jujur ya. (kedip-kedip mata). Saya terkadang mencampur aduk gaya menulis di blog ini yang mengalir dengan bahasa media karena sering mendapat pesanan artikel. Huhu.... mau saya edit dan ganti gaya santai, ada yang mengganjal di dada saya. Serius, saya masih shock dan tiba-tiba ingat tentang proyek PLTN Muria yang masih saja digagas pemerintah meski masyarakat dan LSM terus menolaknya. Bahkan kehadiran beberapa organisasi pro PLTN yang berusaha mengedukasi masyarakat di sekitar semenanjung Muria agar legowo menerima proyek prestisius ini tak mengurangi kekhawatiran saya dan warga lain yang kontra PLTN. Semoga saja, gempa Jepara ini menjadi pengingat tegas, bahwa kami lebih memilih energi tak tergantikan daripaga energi nuklir yang 1 kg uraniumnya setara dengan 1000-3000 ton batubara itu. Karena ternyata, Jepara tetap rawan gempa, dan Indonesia mampu mencukupi permintaan listrik meski tanpa nuklir.  




Ah ya, selain proyek PLTN Muria itu, saat ini beberapa warga Jepara mengaitkannya dengan peristiwa mistis. Waktu gempa kebetulan pada tanggal 10 Muharram atau di sini disebut 10 Suro (puncak acara Suronan)dan sepanjang hari sebelum gempa tersebut, matahari berwarna merah. Beberapa orang desa sekitar saya menyebutnya “Srengenge lesu”. Selain waktu dan kondisi matahari, peristiwa gempa sangat kebetulan berada di dekat Benteng Portugis yang dipercaya sebagai tempat kerajaan Kalingga. Teman-teman ingat pelajaran tentang ratu cantik nan tegas yang memotong tangan anaknya (atau adiknya?) sendiri karena menyingkirkan emas di jalan. Saya membaca cerita ini di waktu SD dan merasa amazing sekali ketika tahu ratu terkenal tersebut diduga kuat berasal dari Jepara. Setiap tahun avatar ratu Shima muncul 2x dalam karnaval Jepara, yaitu pada bulan April dan bulan Agustus. Nah, mengenai isu mistis tersebut, saya belum banyak mendengar, tetapi seru juga jika dijadikan cerita fiksi misteri ya. 

Terima kasih sudah membaca posting saya tentang Gempa Jepara dan dampaknya ini. Maaf jika data logis non logis diramu di satu postingan. Apapun itu, saya sajikan dengan hati. Saya ingin mengabadikan peristiwa gempa ini, karena inilah pertama kali ada gempa di Jepara, dan gempa ini tentu saja sangat mempengaruhi keputusan negeri ini nantinya. 

Kalau tertarik pad amitos khas Jepara yang entah ada di lain kota atau tidak, saya sarankan baca Duyuk: Tornado Laut di Jepara.

Atau ingin tahu seperti apa karnaval di Jepara? Ini Jepara Carnival 2015 yang sangat bagus.

Sumber:
http://news.okezone.com/read/2015/10/23/512/1236829/mengenal-karakter-gempa-di-jepara-potensi-keganasannya
http://www.mrcindonesia.com/2013/01/membaca-peta-konflik-pltn-muria_1125.html
http://www.alpensteel.com/article/124-111-energi-nuklir--pltn/3163--babak-baru-dari-proyek-pltn-muria

15 Komentar

  1. Ratu Shima itu apa utk acara sedekah laut apa bukan ya mbak?

    Kalo di sragi pabrik tebu selalu ada pesto yang mana ada patung orang dibuat dari beras ketan (katanya) dan gula dan dipercaya bersifat mistis dengan berlangsung atau tidaknya panen tebu di sini sekirarnya bergantung pada patung wanita berkebaya tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak untuk sedekah laut, tetapi untuk karnaval

      Hapus
  2. Ngeri ya Mak Susindra klo lokasi rentan gempa dijadikan proyek PLTN. Pemerintah kudu aware banget mempertimbangannya. Soalnya ini menyangkut kehidupan masyarakat luas. Khususnya masyarakat Jepara...

    BalasHapus
  3. Ya Allah. Indonesia memang banyak potensi gempanya.

    Aduh ada analisa mistisnya.

    Semoga ini hanya teguran ya, Mba.

    BalasHapus
  4. Padahal sudah dprediksi tidak akan ada gempa ya mbk, tapi kehendak-Nya berbeda. Beruntunglah jika tidak ada korban jiwa.
    Salam hangat dari Bondowoso.

    BalasHapus
  5. Padahal sudah dprediksi tidak akan ada gempa ya mbk, tapi kehendak-Nya berbeda. Beruntunglah jika tidak ada korban jiwa.
    Salam hangat dari Bondowoso.

    BalasHapus
  6. dih kalo di kampung tetangga, 10 suro malah orkesan trus akhirnya keprukan watu botol, edyan tenan

    aku klo malam jd deg-degan sendiri

    BalasHapus
  7. aku ketinggalan banget mbak, baru tahu kalau ada gempa

    BalasHapus
  8. Pertama baca juga kedip kedip mak.
    Mrip artikel. Tpi mndkati ending baru santae pmbawaaannya hee

    Smoga pemerintah mmbtalkan pmbngunan PLTN nya ya mak... Aminn

    BalasHapus
  9. Disini juga sering menghubungkan sebuah peristiwa dengan mistis mbak. Kadang ga percaya tapi kadang ada benarnya juga :)

    BalasHapus
  10. kadang dilema ya, di satu sisi manfaat PLTN besar di sisi lain efek yg bisa ditimbulkan cukup besar

    BalasHapus
  11. Saya kerja di kec dukuhseti, berbatasan dg jepara. Stlh gempa jg muncul berita2 yg katanya di daerah puncel (wilayah yg berbatasan lgsg dg jepara) ada infrastruktur rusak dan ada korban jiwa. Setelah cek lapangan, ternyata hoax.

    BalasHapus
  12. Menarik sekai mba untuk baca statistik dan rekaman informasi gempa di Jepara. Dan please, dengan resiko tinggi terjadinya gempa, PLTN memang harusnya tidak dipaksakan di sana..

    BalasHapus
  13. saya ke jepara tahun 2005, jatuh cinta dengan kotanya yang rapih dan bersih, itu dekat pantai kan mbak, bisa berpotensi tsunami ya

    BalasHapus
  14. Kalo melihat urutan tahun, suatu saat Semarang juga bakal ada gempa ya mbak, duuuh ngeri ya. Kita kan tahunya pesisir utara laut Jawa itu aman, semoga enggak sampai terjadi musibah yang parah.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)