Cara membuat Mikroorganisme Lokal (Mol)


Berkebun adalah kegiatan yang sangat mengasyikkan. Berkebun mengajarkan kita untuk memperhatikan tanaman seperti memperhatikan diri sendiri. Jadi bukan tentang tangan panas atau tangan dingin, tapi seberapa telaten kita mengurus tanaman. Salah satu yang perlu diketahui oleh pehobi tanaman adalah, tahu cara membuat mol atau mikroorganisme lokal. 


Sampah rumah tangga

Rumah adalah penghasil sampah terbesar. Hal ini terjadi karena aktivitas kita sehari-hari. Yang paling terlihat jelas adalah aktivitas makan. Setiap hari ada sampah dapur yang dihasilkan, dan sebagian besar adalah sampah organik. Mulai dari potongan kulit sayur, sisa makanan, sisa buah, dan masih banyak lagi. Saya belum menghitung jumlah sampah plastik yang kita hasilkan, dan sebagian tak bisa dihindari. Misalnya, bungkus makanan olahan, yang tak bisa dihindari oleh seorang go green enthusiast sekalipun.  Saya bukanlah ibu rumah tangga yang terlalu pusing memikirkan sampah plastik, sampai membawa wadah sendiri saat ke pasar, jujur saja. Meski saya sudah mengurangi pemakaian plastik, saya tidak menampik bahan makanan yang sudah dibungkusi plastik. 




Menyadari banyaknya sampah organik yang saya hasilkan di rumah, saya selalu memasukkan mereka ke dalam sebuah kandi yang telah saya beri dasar tanah. Setelah sisa dapur masuk ke dalam kandi, saya menutup lagi dengan tanah. Tanah membuat sampah tidak bau dan bisa membuat sampah tersebut terurai menjadi pupuk. Sampai saat ini saya sudah punya 5 kandi/sak calon kompos dan akan terus bertambah. 

Saya baru menyadari bahwa pupuk yang saya buat secara manual tersebut membutuhkan bantuan mol agar prosesnya lebih cepat. Hmm... harus bikin mol dulu nih.

Apa itu mol

Mol yang saya maksud ini bukanlah satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah zat. Maksud saya adalah Mikroorganisme Lokal. Mol ini bisa dikatakan sudah in atau viral sejak beberapa tahun ini. Setidaknya saya sudah mengikuti tips membuat mol sejak tahun 2015 lalu. Tapi praktiknya masih zero. Hihihi. Masalahnya... pada masa itu, resep mol tak jauh dari EM4 dan saya sudah 3 kali ke toko bunga, katanya habis. 



Bagi yang belum tahu, mol atau Mikroorganisme Lokal adalah salah satu cara untuk memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk dimanfaatkan menjadi pupuk sehingga tidak merusak lingkungan. Mol merupakan larutan hasil fermentasi. Bahan dasarnya berasal dari berbagai sumber yang mengandung unsur hara mikro, makro, bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama/penyakit tanaman. 

Jadi, mol juga berfungsi sebagai:

(a) Pupuk organik cair, 
(b) Dekomposer atau biang pembuatan kompos, 
(c) Pestisida nabati.

Dengan kata lain, mol adalah larutan sakti bagi tanaman kita. 

Kelebihan mol:

  1. Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
  2. Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang dimanfaatkan dan tersedia di sekitar.
  3. Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
  4. Tidak mengandung zat kimia berbahaya dan ramah lingkungan.
  5. Solusi mengurangi pencemaran limbah rumah tangga dan limbah pertanian.
  6. Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan kualitas tanah.
  7. Memperkaya keanekaragaman biota tanah.
  8. Mengandung bermacam-macam unsur organik dan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman.
  9. Penggunaan MOL terbukti mampu memperbaiki kualitas tanah, sehingga meningkatkan kuantitas produk hasil tanaman.



Mol mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami di sekeliling kita (lokal). Bahan-bahan tersebut merupakan media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berperan sebagai decomposer yang berguna dalam mempercepat menghancurkan bahan-bahan organik atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.

Bahan utama mol ada 3, yaitu: 

1. Sumber glukosa. Sumber ini didapatkan dari gula pasir, gula merah atau gula batu yang diencerkan dengan air atau dihancurkan halus, bisa juga dari air nira atau air kelapa 
2. Sumber karbohidrat yang berasal dari cucian beras, nasi basi, limbah singkong, kentang atau gandum
3. Sumber bakteri, berasal dari keong mas, bekicot, isi usus hewan, bonggol pisang, buah–buahan, kotoran hewan.



Fase vegetatif

Mol mempunyai manfaat sendiri. Jadi harus disesuaikan dengan fungsinya. Saat tanaman masih berada di fase vegetatif, mol yang tepat adalah mol rebung dan mol daun kelor.  Fase Vegetatif adalah ketika tanaman mengalami pertumbuhan akar, daun dan batang, sementara fase generatif adalah fase dimana tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, buah, biji dan masa dimana terjadi penebalan serabut-serabut akar. Pada masa ini, tanaman membutuhkan lebih banyak unsur nitrogen. Bahan lain yang mengandung nitrogen tinggi adalah kotoran kelelawar, kepala udang (kering/basah), ikan air tawar, dan perut ikan segar.

Bahan mol untuk masa vegetasi:

1. Mol udang. Bahan: 
  • 100 gram udang dihaluskan (udang utuh atau hanya kulit udang yang biasanya dibuang)
  • 50 gram gula merah ditumbuk/diiris halus
  • 300 ml air kelapa
  • EM4/Mol/POC
  • Botol wadah 


2. Mol daun kelor. Bahan:
  • 1 kg daun kelor segar, blender halus
  • 10 lt air beras
  • 1/2 kg gula pasir
  • Botol wadah


3. Mol bonggol pisang. Bahan: 
  • 5 kg bonggol pisang
  • 1 Kg gula pasir
  • 10 lt air cucian beras.
  • Botol wadah

Mol bonggol pisang, berfungsi sebagai dekomposer dalam pembuatan kompos

Dari bahan tersebut, cara pembuatannya relatif sama, yaitu:

  1. Haluskan semua bahan.
  2. Campur semua bahan dan aduk rata
  3. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen sesuai takaran
  4. Beri selang antara wadah mol dengan botol air biasa.
  5. Biarkan adonan tersebut berfermentasi selama 2 minggu.
  6. Buka tutup setiap pagi selama 5 menit untuk membuang gas hasil fermentasi, agar tidak meledak.


Fase generatif

Setelah fase vegetatif, saatnya fase generatif yaitu pembungaan dan pembuahan. Fase generatif adalah fase ketika tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yaitu munculnya kuncup-kuncup bunga, buah, dan biji. Pada masa ini juga terjadi penebalan serabut-serabut akar.Kali ini, mol yang dibutuhkan adalah mol buah. Buah yang digunakan yang tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga, nangka, nanas, pisang & tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma yang harum seperti aroma buah aslinya.

Mol buah.

Bahan:
2 Kg limbah buah, blender halus
2 ons gula merah, cincang/sisir halus
2 liter air kelapa
8 liter air leri/air cucian beras
air bersih

Cara pembuatannya sama seperti di atas.

Larutan mol ini, bisa dijadikan pupuk cair.

Mol buah punya 3 manfaat dan kandungan, yaitu:

  1. Sebagai perangsang bunga dan buah
  2.  Meningkatkan kualitas buah seperti daya tahan dan menambah rasa manis buah
  3. Sebagai pengurai bahan organik atau pembuat kompos



Begitulah cara membuat mikroorganise lokal atau mol. Untuk gula, dapat diganti molase atau tetes tebu. 1/4 kg gula dapat diganti dengan molase sebanyak 2 tutup botol. Jadi lebih irit.


Sumber: 
https://lombokorganik.id/buah-mengkudu-sebagai-pupuk-organik-cair/
http://www.dishutbun.jogjaprov.go.id/arsip/pilihberita/492
https://8villages.com/full/petani/article/id/5a27cc23b62e5cf65e90b359

26 Komentar

  1. Aih, senangnya lihat hijau-hijau dan berbuah begitu, Mbak. Terima kasih informasinya berguna sekali karena saya senang berkebun hanya saja saya kurang tahu caranya yang baik seperti apa. Malah seirng banget kena hama :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkebun itu juga memang cara belajar. Akan ada beberapa pelajaran berharga dari proses kita berkebun.

      Hapus
  2. makasih sharingnya, sip mbak ilmunya

    BalasHapus
  3. Benar sekali Mbak,berkebun itu memang sangat seru pokoknya.

    BalasHapus
  4. Mba Susi dulu kuliah dimana? IPB bukan? Hehehe. Waaah, kayaknya rumahnya Mba Susi ijo royo-royo nih, banyak tanaman hasil pengembangbiakan sendiri. Aku bintangin mba, buat nanti kalo butuh referensi. Makasih mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis Mbak. Hehehe.
      Hanya suka bertanam saja, ini

      Hapus
  5. Oala....sebenarnya mudah ya, Mbak....
    aku jadi ingin bikin bersama dengan Zafa....sambil edukasi dia gitu.
    Cuman, Mbak ga sebutin di situ nanti ada bau2 ga sedap juga gak, mbak?

    Aku juga lagi ingin banget bikin pupuk kompos gitu...tapi kata teman2 kalau ga tahan sama binatang uget2 mending jangan daripada jejeritan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fermentasi berhasil jika baunya manis buah yg jadi bahan

      Hapus
  6. Wuih, seger lihat hijau2. Terima kasih infonya mba, kebetulan suka bingung dg sampah sisa masak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mengumpulkan sampah dapur di dalam sak/karung, lalu diberi tanah di atasnya. Lumayan, sudah punya 4 karung calon kompos dari sampah dapur.

      Hapus
  7. Wiwin | Pratiwanggini.net26 November 2019 pukul 13.27

    Suami saya paling seneng kalo ngomongin dan mraktekin beginian. Dia suka bikin mikroorganisme lokal sendiri. Beruntung saya karena jadi punya pupuk sendiri.

    BalasHapus
  8. Wah keren tipsnya. Aku share ah ke suami. Soalnya dia yg berkebun di rumah, wkwkwk...Aku menikmati hasilnya saja...

    BalasHapus
  9. Itu baunya kayak apa ya Mbak? Aku ngebayanginnya kok serem kayaknya.

    Setahun lalu sempet sih kepikiran mau bercocok tanam bareng suami, dah pelajarin bikim mol segala. Tapi qodarullah, jalannya kudu pi dah ke Surabaya.

    BalasHapus
  10. Yuni familiar sama Mol. Ada seseteman kuliah yang dulu suka buat Mol. Hehehe

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah dapet ilmu baru nih dari artikelnya mbak soal Mikroorganisme lokal. Ternyata selain menjadi pupuk bisa sebagai pestisida nabati juga ya mbak. Dan bahan-bahannya juga sederhana ternyata. Ini mau aku catet ah, mau nyobain bikin pupuk yang tidak merusak lingkungan :) makasih mba sharingnya

    BalasHapus
  12. Baru tau aku mbak cara2 beginj.. Walah buat kompis toh. Keren yaa. Bisa dibuat dgn cara sgt simple begini

    BalasHapus
  13. Di sekolah Saladin ada EM4 Yang dijual. Mungkin Cara bikinnya semacam ini ya. Makasih banyak sharenya

    BalasHapus
  14. ooo didiamkan selama 2 minggu toh. saya kira langsung disiram. pantesan kok gak ngefek apa2 ke tanaman saya. dulu baca referensi bikin MOL gak sampai ngeh sih

    BalasHapus
  15. Saya kl bikin jus wortel limbahnya suka dibuang. Setelah dioles²in ke muka juga sih, buat scrub hihi..jd dpt ide bikin mikroorganisme lokal. Tfs ya mbak Susi

    BalasHapus
  16. Nice post! sangat menarik sekali untuk dibahas..

    BalasHapus
  17. Belum pernah praktekkan ini, dan baru tau info ini di sini. Mol ini sangat bagus untuk diterapkan. Makasih atas sharingnya mbak.

    BalasHapus
  18. Berarti ini gak pake ada menumbuhkan larva segala ya? Hiks suka nanem nanem jugal, tapi kalau Uda bahas namanya larva atau cacing, mending ngumpet :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)