Kelorisasi adalah salah satu program TNI yang berupa penanaman bibit kelor secara massal. Program ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, karena daun kecil ini memiliki khasiat besar untuk kesehatan, dan mulai dicari masyarakat di pasar. Seikat daun kelor, di kota-kota besar, dihargai antara 2000-5000 rupiah. Sudah banyak masyarakat yang mengetahui bahwa kelor adalah superfood yang memiliki nilai nutrisi sangat tinggi.
Apa itu kelor
Kelor atau Moringa oliefera biasa ditanam warga di pekarangan atau sebelah kandang, untuk makanan ternak atau dimakan sendiri. Ini adalah tradisi desa yang kental dan dilakukan secara turun temurun, tanpa tahu bahwa sayur ini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan variatif. Contoh nyata adalah para tetangga saya yang menganggap kelor hanya menjadi tanaman lokal yang tidak dijual di pasar dan dimakan saat kangen dengan rasanya. Tanaman ini lebih sering berfungsi sebagai pagar hidup dan makanan sampingan.
Pohon kelor dapat tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun,dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan. Pohon kelor dapat mencapai ketinggian 7 meter. bentuknya seperti pohon berbatang kayu (lignosus) yang tegak berwarna putih kotor. Kulit pohon kelor tipis dengan permukaan kasar.
Daun kelor memliki ciri berupa: majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm; buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Pohon kelor dapat diperbanyak secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang), dan dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl.
Kandungan Kelor
Perlu diketahui bahwa dalam 20 gram daun kelor, terdapat sejumlah nutrisi penting, yaitu:
Protein: 2 gram
Vitamin B6: 19% dari rekomendasi konsumsi harian
Vitamin C: 12% dari rekomendasi konsumsi harian
Zat besi: 11% dari rekomendasi konsumsi harian
Riboflavin (vitamin B2): 11% dari rekomendasi konsumsi harian
Vitamin A: 9% dari rekomendasi konsumsi harian
Magnesium: 8% dari rekomendasi konsumsi harian.
Kelorisasi
Kelorisasi adalah salah satu program TNI yang berupa penanaman bibit kelor secara massal. Tujuannya adalah sebagai solusi mengatasi gizi di daerah tertinggal atau yang memiliki banyak anak stunting. kelorisasi juga berarti upaya mengolah daun kelor sebagai bahan makanan utama, bahan makanan tambahan atau bahan makanan pelengkap yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dari sinilah, pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pangan dari daun kelor terjadi. Hasil baiknya adalah lebih mudahnya mencari daun kelor segar maupun olahan di pasar, bahkan di beberapa daerah sudah mengekspor daun kelor. NTB mengekspor kelor ke Jepang dan Pasuruan mengekspor kelor ke Korea.
Olahan atai produk kelor sekarang cukup banyak ragamnya, dengan klaim manfaat yang berbeda. Bubuk kelor digunakan sebagai penyembuh luka, atau campuran olahan makanan, ektrak minuman kelor sebagai tambahan nutrisi, masker daun kelor untuk kecantikan, teh daun kelor kering untuk kesehatan, juga makanan olahan dengan tambahan daun kelor seperti roti, keripik, nuget, susu, dan lain sebagainya.
Bunga kelor. Sumber foto: Pixabay |
Kelor sebagai Miracle Tree
Kelor mengandung asam amino, potasium, kalium, vitamin C, vitamin A, dan polyphenol yang berfungsi sebagai antioksidan. WHO juga menganjurkan agar anak-anak dan balita yang masih dalam masa pertumbuhan untuk mengonsumsi daun kelor karena berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gizi buruk. Kelor juga bisa mengatasi masalah stunting atau gizi buruk yang tubuh anak lebih kecil dari usianya. Salah satunya di Somalia, yang merupakan negara miskin di dunia. Di Somalia, pohon kelor disebut sebagai Miracle Tree. Bisa dipahami, karena perbaikan gizi dapat dilakukan hanya dari kebun dan pekarangan sendiri.
Kelor sebagai superfood
Kelor telah diakui dunia sebagai superfood karena kandungan nutrisi dan manfaatnya bagi kesehatan. Daun tanaman ini, di Eropa, telah diolah sebagai salah satu bahan obat. Menurut jurnal Oncology Letters, kelor dapat digunakan sebagai obat kanker, yaitu kanker payudara, kanker paru, dan kanker kulit. Penelitian itu menyebutkan dalam kelor mengandung antioksidan, protein, karotenoid, potasium, dan senyawa lain yang mampu menangkal radikal bebas dan menekan pertumbuhan sel kanker. Dikatakan, kelor memiliki kandungan vitamin A 4 kali lebih tinggi daripada tomat dan wortel.
Pelancar ASI
Kelor dapat meningkatkan jumlah air susu ibu (ASI) pada ibu menyusui. Ia mendapatkan julukan mother’s best friend karena mengandung unsur zat gizi mikro yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, seperti beta (B3), kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, zink, dan vitamin C. Baiknya dikonsumsi dalam bentuk olahan makanan yang dimasak saat masih segar. Meski begitu, bisa juga dalam bentuk bubuk. Enam sendok memenuhi hampir semua kebutuhan besi dan kalsium wanita selama kehamilan dan menyusui. Daun kelor memiliki kandungan protein nabati yang tinggi sehingga dapat mencegah ibu hamil yang melahirkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Namun perlu diketahui, bahwa konsumsi ekstrak pohon kelor saat sedang hamil dan menyusui dapat mempengaruhi kesehatan janin dan bayi. Jika Anda mengonsumsi suplemen yang mengandung daun kelor, pastikan suplemen tersebut telah tercatat di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk memastikan keamanannya.
Penambah darah dan Sumber kalsium bagi Batita
Kebutuhan kalsium harian anak usia 1-3, dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sekitar 100 gr daun kelor segar. Pada porsi yang sama, batita juga dapat memenuhi 75% kebutuhan zat besi, 50 % kebutuhan protein, sejumlah besar kalium, vitamin B, tembaga dan asam amino esensial. Kebutuhan vitamin A dan C anak dapat dipenuhi dengan memberi 20 gram daun kelor. Benar-benar superfood.
Lebih jauh, untuk anak yang sulit makan sayur daun kelor, dapat diberikan makanan yang menggunakan bubuk daun kelor. Bubuk ini dapat dijadikan kue, nuget, es krim, puding, dan lain sebagainya. Dalam bentuk kering, jumlah yang diperlukan anak lebih sedikit. Hanya 1 sendok ukuran 8 gram, dapat memenuhi sekitar 14% protein, 40% dari Kalsium, dan 23% zat besi dan hampir semua kebutuhan vitamin A untuk anak berusia 1-3 tahun. Nyatanya, kelor juga dapat menjadi salah satu bahan makanan yang disukai anak seperti nuget, sempol, bubur, puding, bahkan yogurt.
Solusi mencegah malnutrisi pada anak.
Kelor dapat meningkatkan berat badan anak-anak dengan kasus malnutrisi. Manfaat ini bisa didapat dengan mengonsumsi bubuk kelor selama dua bulan secara teratur. Namun perlu diamati benar reaksi anak karena pemakaian jangka panjang semacam ini dapat memberi efek samping negatif pada beberapa anak berupa mual, diare, dan heartburn.
Selain itu, waspadai juga kemungkinan munculnya reaksi alergi daun kelor. Meski alami, bukan berarti kita dapat menggunakannya secara sembarangan. Segera hubungi dokter apabila muncul gejala alergi seperti sesak napas, gatal, dan ruam setelah mengonsumsi tanaman ini.
Kelor kering atau bubuk?
Daun kelor memiliki nutrisi lebih tinggi apabila dikonsumsi dalam bentuk kering dan atau bubuk. Sekarang sudah ada produk kelor instan berupa daun kering, bubuk kelor, pil kapsul, dan olahan kering lainnya.
Kelor sebagai bahan kecantikan
Vitamin C dan E pada kelor dipercaya sebagai bahan perawatan kulit, terutama untuk memperbaiki jaringan kulit wajah. Masker kelor diproduksi skala rumahan, tak seperti di Korea yang telah menggunakannya di perusahaan kosmetik yang lebih besar.
Meminum teh kelor juga bisa menghilangkan noda hitam di wajah, bintik merah, juga jerawat. Hal ini terjadi karena sifat alami kelor dapat membersihkan darah kotor yang menyebabkan masalah kulit di atas.
Pohon kelor dan cerita mistis |
Kelor dan Cerita Mistisnya
Kelor memiliki reputasi baik di dunia mistis sebagai penangkal ilmu hitam atau penangkal setan. Banyak yang percaya jika makan kelor dapat membersihkan unsur jahat yang menempel di tubuh manusia seperti susuk dan qodam. Kabarnya, pemilik benda mistis yang menempel di tubuh akan merasa badannya sakit semua usai mengkonsumsi kelor pertama kali.
Manfaat Kelor
- Anti Oksidan yang tinggi. Antioksidan berfungsi sebagai pelindungi tubuh dari radikal bebas. Kadar radikal bebas yang terlalu tinggi, dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti diabetes melitus tipe 2, hingga penyakit jantung. Menurunkan kadar gula darah. Daun kelor dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
- Membantu meredakan peradangan. Isotiosianat dalam kelor berfungsi sebagai zat antiperadangan.
- Menurunkan kolesterol. Efek penurun kolesterol pada daun kelor disebut mirip dengan almond dan oats.
- Melindungi tubuh dari keracunan arsenik. Racun arsenik terkadang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi. Daun kelor dapat menetralisir dan melindungi tubuh dari racun arsenik.
- Membantu mengatasi kanker. Daun kelor dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker dan membuat membantu kemoterapi lebih efektif.
- Baik untuk daya ingat. Kandungan antioksidan serta zat-zat kimia yang ada dalam daun kelor, dipercaya dapat meredakan stres dan peradangan di otak, sehingga memperbaiki daya ingat.
- Baik untuk jantung. Ekstrak daun kelor dapat mengatasi dislipidemia, salah satu jenis penyakit jantung akibat naiknya kadar kolesterol serta trigliserida di tubuh.
- Mencegah anemia. Kandungan zat besi yang cukup tinggi dapat membantu mencegah anemia.
- Mengatasi infeksi bakteri. Infeksi bakteri dapat diredakan dengan daun kelor karena zat antimikrobial dalam daun kelor mampu memusnahkan bakteri, terutama bakteri berjenis gram positif.
Banyak sekali manfaat daun kelor. Tak heran jika dijadikan kelorisasi. Ada yang mau menyambut ajakan saya? Mari kita lakukan program kelorisasi, agar punya cara mudah makan superfood setiap hari.
Beberapa sumber:
2. Kelor (Wikipedia)
29 Komentar
Sudah sering mendengar manfaat kelor bagi kesehatan. dengan beragam manfaat tentu bisa jadi superfood apalagi banyak dijumpai di Indonesia. Dengan teknologi yang menjadikannya bubuk, kelor bisa dinikmati dengan berbagai cara dan pastinya lebih mudah. Jadi kepengen coba juga sih
BalasHapusEh aku kok belum pernah lihat pohonnya secara langsung ya. Apalagi, ternyata banyak kandungan gizi yang tinggi dan variatif yang bisa kita dapat, jika konsumsi daun kelor.
BalasHapusMbak, kelor ini slhsatu makanan favorite saya. Masa kecil sy dihabiskan di Palu, sulawesi tengah dn kelor ini menjadi makanan dr daerah palu. Enak dibikim santen.
BalasHapusManfaatnya banyak ya mbak. Di rumah pernah coba tanam, tapi belum berhasil. Mungkin karena menanamnya hanya menggunakan pot kali ya. Masuh penasaran sampai sekarang mau nanam lagi��
BalasHapusIstriku sering ngolah sayur kelor buat anak bungsu saya (1,5 tahun), dan beneran LAHAP. Sayur kelor ini murmer bagi kami, karena ada 2 tetangga yang menanam dan tinggal minta ke mereka :)
BalasHapusJadi inget dulu pas musim tawuran antar kampung. Banyak yang memangkas batang kelor buat dijadiin penangkal musuh yang punya ilmu kebal. Sama juga kalo ada orang meninggal yang semasa hidupnya punya kanuragan , pasti dimandiin pake daun kelor.
BalasHapusNah, karena banyak kebawa mistis, pohon kelor jadi pohon yang terkesan angker. Padahal banyak manfaatnya ya buat gizi manusia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSumpah ya saya baru tau manfaat kelor ini. Kirain buat ngusir hantu makanya hampir tiap rumah di kampung nanem pohon ini. Ternyata manfaatnya banyak banget. Indonesia emang bener2 kaya
BalasHapussuamiku menanam pohon kelor ini di pot dan ditaruh di depan rumah. Tetapi karena kurangnya sinar matahari dan hanya berada di pot, ya jadi tingginya segitu-gitu saja. Paling kalau lagi kepingin nyayur bening kelor ya terpaksa dipetik dan digunduli sampai habis, hehehe...
BalasHapusBaru tahu kalau daun kelor itu banyak sekali manfaat dan kandungan gizinya, hanya tahu kalau dunia tidak selebar daun kelor, jadi pengen nanam pohon kelor di halaman, soalnya di sini daun kelor tidak ada di pasar
BalasHapusAku baru paham kalo daun kelor mengandung banyak komponen yang bermanfaat buat kesehatan. Perlu sih dibudidayakan untuk investasi ke depan di bidang kesehatan. Tapi, untuk bisa tumbuhan itu dijadikan obat-obatan, masih perlu dilakukan uji klinis yang skala besar.
BalasHapusKalau sudah dianjurkan oleh WHO, berarti sudah ada uji klinis skala besar. Jadi bukan asal klaim apalagi overclaim
HapusBanyak ya manfaat daun kelor. Selama ini taunya yg serem2 katanya buat nggebyah (apa bahasa Indonesianya) jenazah ehehehe :P
BalasHapusTernyata bisa jd pelancar asi jug a :D
dari sekian banyaknya manfaat dari tanaman kelor ini, yang sering dimanfaatkan dirumah yaitu untuk memperlancar ASI. ya karena saat ini masih mempunyai baby dan tanaman katuk sangat langka. sedangkan tanaman kelor sangat melimpah.
BalasHapusDulu pada masa pengabdian kuliah di desa, salah satu program saya adalah sosialisai dan penanaman bibit kelor di rumah warga, karena khasiatnya yang melimpah
BalasHapusjadi inget pepatah "dunia tak selebar daun kelor.." ternyata segini ya lebarnya daun kelor dan manfaatnya banyak juga yaaa...
BalasHapusWah saya baru tahu kalau pohon kelor ternyata punya banyak sekali manfaat. Padahal di halaman belakang tempat kerja saya ada pohon kelor gede.
BalasHapusMungkin besok saya harus nanam juga di rumah.
Membaca artikel ini bagai membaca jurnal ilmiah namun dengan bahasa yang sederhana. Sekarang saya jadi tahu kalau khasiat daun kelor tidak sekecil ukurannya.
BalasHapusSaya ingat sekali ibu sering memasak sayur kelor ketika bapak sedang sakit. Sekarang saya berpikir, kenapa ketika sehat kita gak masak masakan yang menyehatkan tersebut ya. Sayangnya susah mencari pohonnya lagi
BalasHapusujuannya adalah sebagai solusi mengatasi gizi di daerah tertinggal atau yang memiliki banyak anak stunting.
BalasHapussaya setuju bagian ini yang mengatakan harus memperbaiki kekurangan gizi dan anak stunting...
iya bener banget, NTB banyak banget pohon kelor. Biasanya kalau pohonnya tidak terlalu tinggi daunnya yang dimanfaatkan jadi sayuran. Kalau sudah tinggi dan berbuah, biasanya buahnya yang dibikin sayur asem atau lodeh.
BalasHapusAstagfirullah, jadi pengen masakan ummi
Waktu kami ke Blora, dikasih tahu sama driver yg ngante kami, kelorisasi di wilayah Blora. Aneh aja aku dengernya. Kenapa kelor. AADK, "ada apa dengan kelor". Ternyata manfaatnya baaanyyyak
BalasHapusBaru tau ada program kelorisasi... dan belum pernah nyobain... yang perlu dicatat jika dikonsumsi bumil dan menyusui dapat mengganggu janin
BalasHapuswah daun kelor ini banyak bgt ternayat kandungannya dari b6 sampe magnesium, nggak tau masalah ini sih klo nggak baca artikelnya mbak,,
BalasHapusasik ya bisa diolah jadi macem2 jenis makanan,, penasaran aku blum pernah cobain, masih asing dengernyaa
Saya baru tahu klo daun kelor bisa mengatasi malnutrisi pada anak. Nice shering kak
BalasHapusSejak kecil aku cukup akrab dengan sayuran ini. Di samping rumah ibuku ada pohon kelor yang gede, diolah macam-macam deh sama Ibu
BalasHapusGak nyangka ternyata manfaatnya bagus banget ya
Jadi ingat cerita teman di Sumbawa pada menanam daun kelor karena permintaan ekspor ke Jepang sangat tinggi dan harganya mahal.
BalasHapusSaya juga penggemar kelor. Digoreng bareng telur dadar atau dimasak bobor sangat lezat. Baru tahu kalau kelor ini manfaatnya memang luar biasa.
BalasHapussaya baru tahu manfaat penting nya daun kelor, biasanya daun kelor ini lebih sering saya berikan ke hewan saya, ngga tau kalo khasiat nya ternyata sebaik ini.
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)