Review Lengkap City of Streamer atau Kota Cahaya (2022)

Apa yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1900an? Sudah ada beberapa film berlatar awal abad ke-20 yang bisa jadi rekomendasi. Atau bisa juga menonton drama di Negeri Bambu yang bertema semangat perubahan, yaitu City of Streamer. Setelah menontonnya sampai tamat saya ingin membuat review lengkap City of Streamer atau Kota Cahaya (2022).



Saya lebih suka menyebutnya City of Streamer, meskipun aplikasi VoD favorit saya selalu membahasaindonesiakan judul dramanya. City  of Streamer menjadi Kota Cahaya. Semoga tidak membingungkan jika saya memakai kedua judul di atas.

Apa sih yang terjadi pada masa lalu? Ketika adat feodal dipaksa hilang oleh semangat reformasi dan revolusi yang sangat kuat, bagaimana pendapat orang-orang yang hidup pada masa itu? 
Inilah salah satu yang membuat saya senang menonton drama dengan latar awal 1900an. Keinginan untuk bebas mendapat tentangan dari adat istiadat yang masih dipegang erat. Ada lagi yang sangat menarik yaitu baju cheongsam yang dipakai.

Kali ini saya menonton drama City Streamer dengan keinginan yang sama. Ada beberapa catatan di drama ini yang dapat saya sampaikan untuk semua sobat Cakrawala Susindra. Warning, seperti biasa, artikel ini akan ada banyak spoiler karena itu disebut review lengkap City of Streamer.


Sinopsis lengkap City of Streamer 2022 atau Kota Cahaya

Feng Shi Zhen ingin balas dendam pada keluarga Rong, dengan menyamar sebagai guru pribadi. Ia yakin sekali bahwa Rong Ding Kun yang telah membakar seluruh wilayah yang pernah menjadi rumah tinggal mereka. 



Kebakaran itu menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi mereka, bahkan nyaris merenggut nyawa ayahnya. Ayahnya kini menjadi pecandu opium. Opium dikonsumsinya sebagai pereda sakit yang pada saat itu memang banyak dikonsumsi. 

Abad ke-20 memang lekat dengan sejarah opium. Di drama ini, tokoh villain Rong Ding Kun merupakan bandar opium terbesar di Shanghai.

Rencana balas dendam takkan berhasil tanpa campur tangan Meng Xu An, atau sering disebut dengan nama Tuan ke-7. Ia memang putra ke-7 keluarga Meng dan telah mewarisi seluruh kekayaan keluarganya. Lelaki ganteng ini membuka bank baru di Shanghai dan memiliki motif yang sangat kuat untuk balas dendam dengan orang yang sama. 

Keluarga Meng merupakan keluarga feodal tua yang terpuruk ketika patung qilin emas mereka diambil oleh Rong Ding Kun. Mereka percaya pada tulah patung tersebut. 

Kekayaan keluarga mereka sangat merosot, dan banyak anggota keluarga yang meninggal. Mereka pindah ke luar negeri. Itulah salah satu sebab kenapa Meng Xu An jadi pewaris tunggal dan bertekat untuk balas dendam. Ia sangat ingin menghancurkan keluarga Rong. Dia sendiri yang mengasuh bidaknya - Feng Shi Zhen - sebagai mata-mata. 

Singkat cerita, Feng Shi Zhen berhasil menjadi guru privat kesayangan bagi tiga muridnya: Rong Jia Shang, Rong Feng Hua dan Rong Fang Lin. Ia juga mendapatkan kepercayaan penuh dari keluarga ini, kecuali Rong Ding Kun yang memang sangat pencuriga. 

Rong Jia Shang, pemuda yang dinyatakan sulit diatur dan sulit diajari ternyata paling cepat meningkat pendidikannya. 

Feng Shi Zhen menjalankan peran ganda sebagai guru privat sekaligus mata-mata dengan sangat baik. Satu per satu musibah terjadi di keluarga ini. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar. Jalur laut milik keluarga Rong dan toko opiumnya terus berkurang. Meskipun keluarga ini menggunakan mesin tes kebohongan, namun tak dapat mendeteksi kesalahan Feng Shi Zhen karena dukungan Rong Jia Shang.

Salah satu tugas Feng Shi Zhen adalah membuat Rong Jia Shang jatuh cinta padanya, agar bisa menjadi orang yang melindungi aksinya. Tugas ini mendapat tantangan serius karena dua wanita yang dijodohkan untuk Rong Jia Shang. Pernikahan horang kaya pada masa lalu memang tak lepas dari jual beli. Du Lan Xing dan Hashimoto Shiori adalah kandidat yang tepat untuk jual beli dalam bentuk pernikahan.



Bisa ditebak kalau akhirnya Feng Shi Zhen dan Rong Jia Shang terjebak dalam cinta yang mendalam. Cinta itu sulit diempaskan meskipun mereka mengetahui rahasia besar keluarga Rong. Tenyata Feng Shi Zhen juga bermarga Rong!

Dendam keluarga kedua tokoh ini sampai sundul langit. Membumbung tinggi karena menyangkut keluarga dan nenek moyang - dua hal yang sangat disakralkan oleh masyarakat Thionghoa.

Cinta dan dendam terjalin dengan sangat erat. Berhasilkah balas dendamnya? Bahagiakah akhir kisah cinta mereka? 


Review City of Streamer (Kota Cahaya)

Drama ini mendapat kritik CGI-nya jelek untuk scene naik pesawat terbang dan kapal pesiar, namun itu hanya minus yang sangat minor.  Berikut ini alasan saya kenapa harus menonton drama City of Streamer atau Kota Cahaya.

  1. Kemistri yang sangat bagus. Akting Jing Tian sangat bagus, dalam semua kondisi emosional, sangat mendalami peran. Nyaris tiada cela. Timmy Xu meski lebih muda, namun bisa mengimbangi lawannya. Karakternya konsisten dari awal, sesuai dengan peristiwa demi peristiwa yang mengubahnya menjadi lebih dewasa daripada usianya. 
  2. Temanya standar pada Era Republik, yaitu mafia dan candu, namun berkembang dengan sangat baik, bahkan ada tema bisnis, pergerakan di era reformasi, perubahan pola pikir, dan ada beberapa lagi, misalnya tema feminis. 
  3. Semakin lama semakin kaya akan konflik. Padat dan kompleks, itulah yang saya rasakan. Meskipun bisa dikatakan alurnya beberapa kali melambat sehingga ada godaan untuk mempercepat tapi takut kehilangan informasi penting yang membangun cerita.
  4. Impian tentang kebebasan perempuan. Ada tema sejarah perempuan dan Zaman Bergerak. Masa ini memang disebut demikian karena segala perubahan terjadi dengan sangat cepat. Barat dan timur melebur menciptakan bentuk peradaban baru. Ada juga upaya revolusi yang (mungkin) gagal.
  5. Kisah cinta guru dan murid, dan pentingnya keluarga akademis. Ini masih berbau sejarah juga sebenarnya, namun belum bisa banyak diulas.
  6. Eksplorasi gaya hidup awal abad ke-20 yang sangat kaya. Ini jadi poin yang sang penting. Kehidupan kalangan atas tergarap dengan baik bahkan menyesuaikan dengan timeline di dunia nyata.
  7. Mengingatkan kita kembali tentang kehangatan keluarga dan pentingnya menghargai orangtua, kakek-nenek, buyut, canggah dan terus ke atasnya, karena merekalah kita ada. Lupakan dendam kesumat, tapi tetap tagih yang terutang.



Masih banyak lagi alasannya, sih. Tapi akan capek menulisnya. Wkwkwk. Saya prediksi tulisan ini akan lebih dari 3000an kata, karena saya akan menjelaskannya satu per satu kecuali nomor 7. Yang satu ini biarlah ditemukan ketika menontonnya saja. Saya tak mau menjadikannya sebagai spoiler karena akan menghilangkan ketegangan yang paling tegang.



1. Kemistri yang sangat bagus

Drama seri Tionghoa berjudul City of Streamer (Kota Cahaya) diperankan oleh Jing Tian (Sally Jing) dan Timmy Xu ( Xu Wei Zhou). Kemistri mereka sangat bagus. Kisah cinta beda usia namun bisa membuat panas-dingin penontonnya. Ini memang kisah cinta guru-murid, sehingga female lead pastinya lebih tua, meski selisih mereka tidak banyak. Jing Tian memerankan tokoh lulusan kampus yang menjadi guru privat calon mahasiswa kampus ternama.

Gabungan keduanya di satu scene pasti membuat banyak penonton termehek-mehek. Namun, drama ini terlalu kompleks untuk dipahami oleh orang yang masih muda. Plotnya bisa diibaratkan seperti sepak takraw dengan bola api yang berpijar. Menggelinding ke sana ke mari dalam suasana panas. 

Jing Tian adalah aktris internasional. Mungkin ingat beberapa deret judul film Holiwood yang diperankan oleh Jing Tian melalui Legendary Pictures films, yaitu The Great Wall (2016), Kong: Skull Island (2017), dan Pacific Rim: Uprising (2018). 

Selain City of Streamer, saya sudah menonton drama kolosalnya yang sangat membekas, yaitu Ban Shu Legend (2015), The King of Blaze I (2018) dan The King of Blaze II (2018) sebagai Qian Mei [Goddess of Wind], dan dua seri lainnya sebagai Shen Zhen Zhu di drama The Glory of Tang Dynasty I dan The Glory of Tang Dynasty II. 

Sejak awal drama ini memang sangat ditunggu karena kedua pemainnya bertaraf internasional, selain punya wajah yang jauh di atas rata-rata. Timmy Xu termasuk seniman internasional juga. Aktor dan penyanyi terkenal, juga penulis script. Kalau tahu film tahun 2021 yang ia bintangi sendiri, yaitu Let's Write Story, penulis naskahnya adalah Timmy Xu.



2. Perseteruan keluarga ala mafia

Seteru antara Meng Xu An dengan Rong Ding Kun sangat kompleks. Keduanya punya gaya tempur ala mafia, yaitu keroyokan dan baku tembak. Mereka punya pengawal yang selalu siap untuk tawuran. Apalagi bisnis Rong Ding Kun selain candu juga senpi atau senjata api. Apa bisnis keluarga Meng? Bank kredit jawabannya. Benar-benar seteru kalangan jetset yang jauh di awang-awang. 

Karakter Meng Xuan diperankan oleh Jing Cao. Saya menyukai perannya di drama bertema sejarah kolosal berjudul Legend of Xu Chuo. Drama ini mau ditonton 10 kali juga enggak akan bosan karena sangat bagus. Karakter Jing Cao sebagai pengawal Ling Yunche di drama Ruyi's Royal Love in the Palace juga sangat membekas. Kali ini ia berseteru dengan Xing Jia Dong sebagai Rong Ding Kun.

Saya baru sekali ini menonton drama yang diperankan oleh Xing Jia Dong. Tak banyak yang bisa saya katakan selain ia sangat cocok sebagai karakter villain. Ia tak harus mendelik atau pasang wajah garang, untuk menampilkan aura membunuh. 

Sebenarnya itulah yang menjadi kelemahan dari drama/film Indonesia. Mengapa sulit menampilkan persona seseorang dari tampilan fisiknya? 


3. Konflik yang sangat padat dan kompleks

Konflik yang terjadi pada drama City of Streamer (Kota Cahaya) menjadi sangat kompleks dan padat. Jenis konflk yang sulit dipahami sepenuhnya oleh penonton yang masih muda. Tapi karena pemainnya sungguh elok, tentu saja tak perlu banyak pusing untuk menikmatinya.

Sedari awal kita akan melihat bahwa perseteruan Keluarga Meng dan keluarga Rong adalah kuncinya. Drama ini berkembang dengan sangat cepat menjadi perseteruan keluarga Rong (dari pihak Feng Shi Zhen) dengan keluarga Qin. Misi Meng Xuan hanya sampai pada "mengantarkan" keturunan rivalnya yang cacat fisik dan mental akibat opium yang dikonsumsi ibunya saat sedang mengandung. Misi menghancurkan keluarga rival tersebut dilanjutkan oleh Feng Shi Zhen yang mengambil alih komando utama. 

Misi Feng Shi Zhen takkan benar-benar bersih jika Rong Jia Shang tidak sedang dalam misi membersihkan seluruh kekayaan ayahnya yang berasal dari usaha kotor namun dilegalkan oleh pemerintah. Feng Shi Zhen hanya bisa mencegat dan menghancurkan kapal pengangkut candu dan senpi, Rong Jia Shang yang menghancurkan permodalan aliansi keluarga Rong dan memicu penghancuran ladang sampai habis. Dengan demikian, hanya bisnis yang bersihlah yang dipertahankan.



Perlu diketahui bahwa pada latar drama ini, opium dan senpi memang masih legal, bahkan menyumbangkan pendapatan besar bagi pemerintah. Sejarah candu bisa dibaca sendiri di lain postingan. 

Negara kita juga tak lepas dari pelegalan usaha candu bahkan ada undang-undangnya sendiri. Ini terjadi pada masa kolonial, ya, jadi saat kita belum merdeka. Saya sangat ingin menulis sebuah tulisan tentang kecaman R.A. Kartini pada pelegalan candu di Jawa, di sebuah surat kepada Stella. 

Kita bisa menemukan upaya revolusi yang (mungkin) gagal namun tak dibahas sama sekali kecuali Feng Shi Xun ditangkap saat sedang koordinasi. Pada kisaran tahun 1920an memang sudah panas dengan aspirasi untuk menjadikan negara baru ini mengarah ke paham baru. Feng Shi Xun kuliah kedokteran di luar negeri, memang cocok menjadi perwakilan pelajar yang nasionalisme dan liberalisme pada saat itu.

Saya sulit menyimpulkan kecuali tampaknya ide revolusi ini tidak menarik bagi Feng Shi Zhen, Meng Xu An maupun Rong Jia Shang. Munculnya parfum Chanel No. 5 membatasi setting menjadi di atas tahun 1920an. 

Pada kurun waktu ini (1921-1929) terjadi pergeseran politik dengan sangat cepat. Ada pergantian presiden dari dr. Sun Yat-Sen (pendiri Era Republik) ke Chiang Kai Sek pada tahun 1924. Ada rongrongan pemerintahan Chiang Kai Sek (1929) yang juga berarti mulai menguatnya gerakan paham sosialis. Sebenarnya ada kuncinya yaitu nama-nama mereka yang ditangkap dan pertempuran dua komando militer di tahun baru yang sempat muncul sebentar dalam pembuka sebuah pembicaraan.

Meski semua pemain utama tidak berkeberatan dengan revolusi yang diperjuangkan oleh Feng Shi Xun, namun semuanya sepakat untuk tidak suka bahkan sangat waspada pada kedudukan orang Jepang di Shanghai....


4. Impian tentang kebebasan perempuan

Feng Shi Zhen sebagai tokoh sentral sangat mewakili semangat perubahan pada masa itu. Masa ketika mayoritas perempuan masih berada dalam 'tahanan rumah' oleh adat pemingitan. Ada tokoh lainnya yang menjadi kunci feminis, yaitu Du Lan Xin, tunangan Rong Jia Shang. 

Du Lan Xin menyecap pendidikan Barat dan menjadi contoh perempuan yang akan dicibir jika ia bukan anak keluarga paling berpengaruh. Cibiran dan cemoohan untuknya memang terlihat meski samar dan harus memperhatikan konteksnya.


Pergeseran gaya hidup dan pola pikir old and new tampak dalam foto keluarga Rong. Nyonya Rong duduk di depan dengan baju cheongsam mewah, kualitas kainnya beda jauh dengan dua selirnya. Permata biru sebesar berliannya Rose dalam film Titanic menegaskan peran sentralnya di keluarga. 

Selir Sun digambarkan lancang. Posisinya maju, ingin setara dengan istri sah. Saat itu ia berpikir akan segera menjadi istri sah dengan kelahiran bayi Kang. 

Pakaian dua anak perempuan menyiratkan karakter mereka. Feng Hua sebagai anak sah punya derajat lebih tinggi sehingga lebih kolot daripada adiknya. Pakaiannya modifikasi cheongsam yang memang baju untuk menegaskan status sosial. 

Feng Lin adalah anak selir. Meskipun ia diperlakukan seperti anak kandung, namun akan tetap berada di urutan ke sekian. Pikirannya lebih terbuka. Selain tampak pada pakaian pilihan sesuai foto, karakternya juga dibuka di episode pertama melalui lukisan buatannya. 

Dari penjelasan pakaian di foto di atas, kita bisa membayangkan bagaimana pendapat mereka tentang kebebasan perempuan. Bagaimana dengan lainnya?

Feng Shi Zhen menjadi perempuan idaman setiap perempuan bukan karena kecantikannya yang memesona, akan tetapi karena ada keberanian dan leadership. Persona ini menghipnotis Selir Muda Sun sehingga berani melarikan diri dari rumah. Oh ya, ada dua Selir Sun di rumah ini. Yang satunya sudah melarikan diri ketika foto keluarga di atas dibuat. 

Selir muda ini sudah terpapar beberapa buku novel bertema feminis. Kalau jeli, kita akan menemukan beberapa judul buku internasional yang terkenal di sini. Ada scene Feng Shi Zhen sedang membaca karya terbaru Agatha Christie. Saya jadi ingat kalau belum menulis review filmnya yang sangat bagus, Murder in The Orient Express. Bisa jadi sambutan hangat untuk seri selanjutnya yang tertunda oleh pandemi dan dibintangi oleh Galgadot..... 


Rong Feng Hua dan Rong Feng Lin, oleh karena mengagumi guru privatnya, juga mengalami titik balik untuk bergerak mengikuti perubahan zaman. Ini bukan keputusan yang mudah, bahkan maha sulit, jika memahami kehidupan ala feodal pada awal abad ke-20. Pada akhirnya dua adik Rong Jia Shang tersebut berani melangkah keluar, memegang kendali atas diri mereka sendiri dan masa depan. 

Pada abad ke-20 dan sebelumnya, anak adalah aset keluarga yang sejak awal sudah diberitahu bahwa mereka menikmati kemewahan dengan mengorbankan keinginan pribadi. Cinta adalah dosa besar yang mengantarkan pada kehancuran. Hal semacam ini jarang ditemukan pada keluarga menengah, apalagi keluarga biasa. 


5. Kisah cinta guru dan murid, dan pentingnya keluarga akademis

Pada masa lampau, cinta guru dan murid adalah dosa besar. Tapi itu pada zaman dahulu. Dahulu sekali. Beberapa ada yang berhasil, banyak yang gagal. Saya paling terkesan dengan adegan Yoko dan Bibi Lung.... Hahaha. Maaf, memang saya termasuk yang sangat menyukai karya epik Jing Yong.

Di drama City of Streamer atau Kota Cahaya, kisah cinta guru dan murid hadir kembali. Feng Shi Zhen diperkenalkan sebagai lulusan kampus ternama dengan nilai terbaik, bahkan diasuh sendiri oleh Guru yang sudah menjadi sebuah bukti prestasi. Saya lupa namanya. 

Bicara guru tersebut, saya jadi ingat ada beberapa scene tentang bagaimana mereka semua masih sangat menghargai keluarga akademis. Rong Ding Kun misalnya, menikahi anak keluarga Tong yang merupakan keluarga akademis di masa Dinasti Qing sampai Era Republik. Masa drama ini berlangsung. Menikahi keluarga pelajar menjadi sebuah prestis dan bisa meningkatkan status.



Feng Shi Zhen berasal dari keluarga terhormat yang punya bisnis obat herbal. Jika tak ada kebakaran, mungkin ia akan bertemu dengan Rong Jia Shang di acara dansa atau acara sosialita yang semacamnya. Acara seperti ini selain prestis juga ajang pencarian jodoh. Kebakaran menjadi pijakan balas dendamnya sehingga menjadi guru privat di rumah keluarga yang membumihanguskan masa depan cemerlangnya.

Di scene agak-agak akhir, Meng Xu An bertanya apakah Feng Shi Zhen jatuh cinta pada Rong Jia Shang karena terbiasa menjadi guru yang selalu siap membantu muridnya? Ide ini tidak ditepis oleh Feng Shi Zhen

Rong Jia Shang adalah murid idaman setiap guru. Ia sangat cerdas dan bisa mengerjakan tugas dengan sangat cepat. Bahkan minta tugas tambahan terus. Ketika melihat dia belajar... bumi rasanya berhenti berputar.

Wkwkwk. Jika saya saja merasa begitu, bagaimana gurunya tidak....

Peran awal Rong Jia Shang adalah anak muda bandel dan keras kepala yang impulsif. Dia sejak kecil dikirim di sekolah militer atas saran istri utama keluarga Rong. Si ibu tiri ini mendendam sekali karena anaknya meninggal ketika dua anak laki-laki keluarga Rong diculik. Ibaratnya hanya ada satu yang bisa tinggal di istana luas keluarga kaya raya ini.

Karakter yang terbentuk dari kerasnya sekolah militer masih konsisten sampai akhir. Meski dipaksa dewasa oleh kenyataan demi kenyataan pahit yang menjadi aib keluarga, ia tetap jadi pemuda yang impulsif.

Cerdas dan impulsif. Di satu sisi memesona di sisi lain akan membuat senyum simpul kaum tua. 



Bicara old and new, ada scene membuat dan membeli kaligrafi. Kentara sekali di Thionghoa percaya bahwa karakter seseorang dapat dilihat dari tulisannya. Juga seberapa akademis seseorang dengan pilihan kaligrafinya. 

Saya jadi ingat review dan sinopsis lengkap One and Only yang juga bertema old and new. Bedanya, setting drama One and Only adalah masa kini. Kisahnya akan tetapi menceritakan tentang keluarga bangsawan biru yang masih hidup dengan cara kuno, karena mereka memang mampu menghidupkannya. Tata cara makan, hidangan dan status saja menjadi bahasan yang rumit di drama tersebut. 


6. Gaya hidup di Era Republik

Tak hanya buku, pakaian, gaya rambut, benda di rumah. Ada koran dan kebiasaan mencari tahu dari lini ini, meski jarang terungkap tapi bagus juga jika ditonjolkan. 

Yang bikin tersenyum adalah kita bisa menebak kisaran tahun berapa setting drama ini ketika ada informasi mengenai kapan parfum Chanel No.5 pertama kali rilis. Bahkan ada bentuk parfum perdana, kotak dan iklannya juga. Saya langsung mencari tahu tentang ini. Saya auto mencari tahu dan terkejut juga saat mengetahui jika parfum ini pada tahun ini merayakan ultah yang ke-101 tahun. Sudah seabad dan masih diproduksi karena masih sangat digemari

Rong Jia Shang memberi hadiah parfum Chanel No.5 kepada Feng Shi Zhen dengan catatan bahwa parfum ini paling cocok dengan karakternya. Paduan bunga mawar, ylangylang dan melati yang menggambarkan sosok perempuan yang lembut namun berkarakter sangat kuat. Sangat disukai oleh mereka yang feminis pada masanya. 



Wu Yun Chi, sahabat terdekat dan paling dipercaya oleh Rong Jia Shang adalah pemilik media paling besar di Shanghai. Surat kabar menjadi salah satu bagian yang menonjol di drama City of Streamer atau Kota Cahaya. Bukan hanya polah wartawan mencari berita, termasuk ala paparazi, tapi juga bentuk surat kabarnya itu sendiri. Tampaknya drama ini melakukan riset yang tidak main-main. 

Kita juga akan menemukan jenis pakaian yang berbeda untuk tiap karakter. Ada juga penjahit atau toko yang masih memegang pakem lama. Bahkan jenis kain yang dipakai pun menjadi salah satu topik perbincangan yang bisa memperkaya pengetahuan kita - jika mau mengembangkannya. 

Mungkin luput dari perhatian, ada sebuah scene ketika Feng Shi Zhen membeli pakaian di sebuah butik. Butik tersebut membuat dua versi pakaian Perancis yang sama, yaitu satu untuk yang mau berpakaian pendek terbuka dan satu yang serba panjang. Juga pilihan pakaian para perempuan yang sangat kentara perbedaannya, antara old, new, dan yang menyecap kebudayaan baru tanpa hanyut di dalamnya.

Ada satu catatan yang menurut saya agak aneh di sini. Feng Shi Zhen selalu memakai baju panjang. Ia menolak memakai baju pendek. Ia memang tidak memakai baju cheong sam - mungkin ini menyiratkan bahwa ia berpikir ala barat - namun tetap tidak kehilangan jatidirinya demi mode terbaru. 

Apa yang aneh? Ia tampak sama sekali tidak pernah menyesal karena telah menyerahkan tubuhnya pada Rong Jia Shang, bahkan ketika memilih berpisah.  

Kalau masa sekarang akan lazim saja, tapi tahun 1920an, ini seusatu amat sangat aneh. Semandiri apapun seorang perempuan, sulit untuk mengabaikan fakta ini.



Reaksi Feng Lin setelah mengalami pelecehan lebih logis. Ia sangat ingin menolak lamaran Wu Yun Chi. Ia memilih terbang bebas. 

Akhirnya ia memutuskan menikah. Alasan utamanya demi status ibunya. Toh ia mencintai Wu Yun Chi.

Tak mudah menjadi selir, sama tidak mudahnya menjadi anak selir. Ia sangat beruntung karena mendapat kasih sayang nyonya Rong. Namun ia pastilah tetap memahami surga-neraka menjadi selir. Kita bisa melihatnya ketika adegan pesta ulangtahun Rong Jia Shang. Semua selir dilarang menampakkan diri di depan tamu. 

Kebetulan saja Wu Yun Chi yang menikahinya dan ia mencintainya, sehingga dengan pertimbangan matang termasuk status ibunya, ia setuju untuk menikah sebagai istri utama. Sangat jarang anak selir yang menjadi istri utama. Salah satu yang beruntung (dalam drama) dapat kita temukan di drama The Sword and The Brocade

Yah, sebaiknya kita fokus pada gaya hidup, pola pikir, dan konstruksi sosial  yang digambarkan di sini, bisa jadi cakrawala kita tentang bagaimana sejarah kita di masyarakat patriarki pada masa lampau.


Fakta seputar drama City of Streamer atau Kota Cahaya

Semoga belum bosan ya, sob. Sudah panjang sekali, nih. Sudah capek juga menulisnya, dua hari belum kelar untuk riset dan menulisnya saja. 

Ok langsung saja, ini sejumlah fakta tentang drama City of Streamer atau Kota Cahaya:

  1. Drama ini merupakan adaptasi dari novel berjudul City of Streamer atau 流光之城 karya Mi Bao (靡宝). Kalau dibahasacinakan menjadi Liu Guang Zhi Cheng. Liu Guang Zhi Cheng dalam translasi bahasa Inggris menjadi The City of Passing Time , City Of Streaming Light. Itulah sebabnya WeTV Indonesia membahasaindonesiakannya menjadi Kota Cahaya. 
  2. Setting drama mayoritas di Shanghai bagian pesisir. Ada sekelumit sejarah pelabuhan di kota tua ini, kalau memperhatikannya, yaitu saat kasus pembunuhan di Wenchuli terungkap. Ada setting minor di Beijing, ketika Feng Shi Zhen memutuskan menjadi dosen pengganti di kampus almamaternya.
  3. Drama City of Streamer atau Kota Cahaya dibidani oleh sutradara bernama Jin Chen dan didukung oleh sejumlah pemain yang terkenal. Misalnya Hai Ling sebagai Du Lan Xin. Ia memerankan dengan sangat singkat sebagai Chu Jui Li dalam drama Jun Jiu Ling. Identitasnya diambil oleh sang tokoh utama agar dapat terus hidup dan menumbangkan kekuasaan kaisar yang juga adalah pamannya. Karakternya sebagai Shanshan saya di drama I Will Find You a Better Home saya ingat benar. Ada juga Asher Ma yang menggemaskan di drama Word oh Honor. Pengen nyiwel pipinya.
  4. Tayang resmi di jaringan Tencent, dan dapat ditonton di WeTV. Termasuk lama bertengger di top ten-nya, bahkan sampai sekarang padahal sudah agak lama tamatnya.
  5. Jumlah episode hanya 40, dengan durasi 45 menit saja.
  6. Manis, segar, menegangkan dan informatif. Itu 4 kata yang menggambarkan drama City of Streamer atau Kota Cahaya. 
  7. Ber-setting Era Republik. Setting butuh effort tinggi untuk membuatnya, apalagi membuatnya senyata drama ini. Saya pernah menulis review lengkap Blossom in Heart yang punya setting sama.
  8. Punya banyak tema, sehingga menjadi kompleks tapi mudah dikunyah. Tema sejarah, romansa, balas dendam, triller, dunia mata-mata, dunia hiburan sampai kehidupan semi feodal. Kita bisa menemukan upaya revolusi yang (mungkin) gagal namun tak dibahas sama sekali kecuali Feng Shi Xun ditangkap saat sedang koordinasi. 

Sesuai dugaan, sudah mencapai 3400 kata sekarang. Jadi, saya akan mengakhiri Review Lengkap City of Streamer atau Kota Cahaya (2022) ini saja. Sampai jumpa di review lengkap selanjutnya. Bisa cek kategori film di samping jika ingin baca ulasan drama/film yang lengkap seperti ini. 

20 Komentar

  1. Baca review-nya aja sudah menarik banget nih jadi pengen nonton langsung penasaran sama endingnya

    BalasHapus
  2. Wih kayaknya seru ini dramanya
    Baca reviewnya bikin penasaran banget
    Simpen dulu ah, kelar drama yang sedang aku tonton sekarang langsung lanjut ke City of streamer deh

    BalasHapus
  3. Membaca reviewnya saja menantang alur ceritanya, belum lagi melihat visualnya

    BalasHapus
  4. Baru aja kaka sy merekomendasikan drama ini buat ditoton. Saya baru lihat cast nya, kokn pada ngga kenal jadi skip haha.

    Kalo drama Tiongkok saya suka bangetm menurut saya isi ceritanya berbobot, ngga melulu berisi ketegangan dan twist di tiap episode yang sebenarnya bisa Ketebak saking seringnya model twist begitu.

    Drama Tiongkok episodenya panjang, karena itu bisa detil dan lebih berisi. Menurut saya loh ya.

    Castnya juga semua secara visual top markotop. Thanks reviewnya Mbaa

    BalasHapus
  5. Rong Jia Shang murid yang langka ya Mbak,, secara di zaman sekarang yang ada murid malah kalau bisa nawar agar tugas yg dikasih guru didiskon, alias gak banyak2 hehe. Nice review Mbak,, tfs.

    BalasHapus
  6. Saya juga suka kalau nonton tipikal drama gini. Mendobrak sebuah adat istiadat itu tidaklah mudah. Butuh proses dan pastinya banyak penolakan di awalnya. Mmm, langsung masukkan ke daftar tontonan ini

    BalasHapus
  7. Konflik di drama City of Streamer alias Kota Cahaya ini walaupun sangat kompleks tapi klaai pemainnya cakep, lanjut nonton aja. Hehehe... betul, ga perlu pusingin jalan ceritanya

    BalasHapus
  8. Seringkali ketinggalan jika mengikutinya, namun adanya review akan memudahkan pembaca seperti saya kak

    BalasHapus
  9. Mbak Susi dirimu racunnnnn....hahhaha

    masih numpuk deh list drama China yang harus ditonton

    sekarang ditambah drama City Streamer, pemerannya ganteng dan cakep, mana reviewnya juga bagus banget

    BalasHapus
  10. Film yang wajib ditonton nih. City of streamer, film penuh komplik. Film yang terkesan seperti benang kusut karena sarat masalah justru menjadi daya tarik film ini. Penonton dibuat penasaran loh

    BalasHapus
  11. 3400 kata..dua hari riset dan nulisnya. Salut Mba Susi, selalu all out kalau review drama.Saya berasa nonton sendiri jadinya. Terima kasih sudah menuliskannya ya..
    Dari kisah drama seperti City of Streamer ini kita diingatkan lagi akan sejarah dalam balutan drama romansa yang dipenuhi intrik tentang kekuasaan, balas dendam dan lainnya.
    Drama yang kompleks temanya! Menarik!

    BalasHapus
  12. kayaknya bagus deh drama ini. btw ini drama mba-mba nya cantik ya dan badannya langsing banget deh, pengen banget punya badan langsing. tapi ya gitu, masih mager olahraga hehehe

    BalasHapus
  13. Waktu baca judulnya, aku kira mau review kota wisata, mb. Ahahaha monmaap ga paham.

    Baca dari review, selaon nonton film kita juga belajar histori ya mb.

    BalasHapus
  14. Setelah membaca reviewnya jadi pengen nonton, sepertinya filmnya akan lebih menarik lagi ya. Secar di tulisan ini saja sudah membuat kita hanyut dalam ceritanya.

    BalasHapus
  15. Aku baru tau ada drama ini mba, awalnya aku pikir drama korea ternyata bukan ya hehhee

    Menarik banget si kalau masuk top ten, nanti aku coba intip di WeTV deh, kayaknya kalau cuma baca reviewnya aja masih ada yang kurang. Bakal puas kalau nonton sendiri nih.

    BalasHapus
  16. Artikel yang sangat mendalam. Reviewnya lengkap banget mulai dari kualitas acting pemain, isi film, bahkan sampai sejarahnya. 40 episode itu lumayan banyak juga ya menurutku

    BalasHapus
  17. fokus sama make-up pemainnya yang kayak boneka

    hmm 40 episode yaa? nanti mau coba cari dramanya ahh

    BalasHapus
  18. Menarik yaa konflik khas ala-ala keluarga kaya di City of Streamer mba, ini di Viu adakah?

    BalasHapus
  19. aq belum pernah nonton drama ini sebelumnya mbak, jadi penasaran gimana kelanjutan kisah guru privat dengan muridnya yang sebenernya ialah musuhnya tapi akhirnya jatuh cinta, pasti runyam tuh

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)