Pemilihan Tanaman di Area Green Belt

Memasuki area pabrik PT Semen Indonesia di kota Tuban, mata akan dimanjakan dengan hijaunya lingkungan. Pohon asem nan rindang mempercantik view menuju pabrik. Polusi udara dan getaran yang berasal dari lalu lalang truk-truk besar teredam oleh pepohonan hijau itu. Alangkah rindang dan asrinya lingkungan sekitar pabrik. Dari Bapak M. Ardi Zaelani, saya dan rombongan mendapat keterangan bahwa bangunan di sisi kiri bis kami adalah belt conveyor untuk membawa batubara dari pelabuhan. Ini adalah salah satu cara mengurangi penggunaan transportasi truk untuk mengantar batubara ke pabrik. Konsep green dan kepedulian lingkungan sangat terlihat di sini.


Saya sebagai salah satu rombongan WEGI 3 dari koridor utara sangat takjub melihatnya. Posisi duduk saya yang berada di barisan depan sebelah kiri sangat menguntungkan karena view yang saya lihat lebih luas.
Mungkin teman-teman bertanya-tanya apa itu WEGI 3?
WEGI adalah singkatan dari wisata edukasi green industri. Karena tahun ini adalah tahun ketiga, maka kegiatan ini diberi nama WEGI 3. Penyelenggaranya adalah PT Semen Indonesia Group. Masyarakat Indonesia diberi kesempatan untuk mengenal konsep green industry yang menjadi inti kegiatan produksi PT Semen Indonesia Group. Konsep inilah yang membuat produsen semen terbesar di Indonesia ini menjadi salah satu penerima penghargaan Proper Emas 2012-2013. Proper emas adalah penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup. Menurut saya, penghargaan ini tepat sasaran dan perusahaan lain harus belajar dari konsep green industry milik PT Semen Indonesia Group. 

Memasuki area pabrik semen, dalam bayangan awal saya pastilah akan sangat berdebu. Ternyata oh ternyata, jauh dari bayangan saya. Jalan yang dilalui tidak berdebu karena jalanan agak basah namun tidak becek. Rupanya, jalanan diguyur air beberapa kali sehari untuk mengantisipasi debu. Tak hanya itu, tanaman trembesi di sisi kiri kanan bahu jalan. Tanaman trembesi sudah lama dikenal sebagai tanaman antipolusi yang ampuh menyerap polusi udara. Tak hanya itu fungsi pohon trembesi. Ia juga ampuh digunakan sebagai peredam getaran jalan dari kendaraan-kendaraan yang melewati sekitar.
Rombongan kami terus melaju tuk melihat lokasi reklamasi. Kami melihat pepohonan jati di kanan jalan. Sebagai salah satu pekerja di bidang mebel, saya tahu benar bahwa tanah sekitar pabrik yang berkapur adalah media terbaik pohon jati. Kayu jati yang dihasilkan akan berkualitas bagus dan solid. Permintaan kayu jati jawa yang berkualitas selalu lebih sedikit dari ketersediaannya. Reklamasi lingkungan PT Semen Indonesia Group yang berupa penanaman pohon jati ini adalah ide brilyan dan sangat menguntungkan warga karena nilai jualnya tinggi.

Dari keterangan pemandu kami yang ramah itu, reklamasi (reforestation) area bekas tambang telah dimulai sejak tahun 2010. Bekerja sama dengan Perhutani divisi Jatim, 57 ribu pohon ditanam selama kurun waktu 5 tahun. Jati, johar mahoni, trembesi, lamtoro dan pepohonan lain ditanam di area bekas tambang yang selesai ditambang. Upaya ini tak hanya mengembalikan wajah hutan tetapi juga akan sangat bermanfaat secara sosial, ekonomi dan ekologi.

Cara menghutankan kembali area penambangan adalah memperbaiki kontur bekas penambangan agar layak tanam kemudian mengembalikan tanah subur yang dipindahkan sebelumnya. (sebelum penambangan, tanah subur dipindah, bukan dibuang). Penamanan kembali ini juga bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Mereka nantinya yang menikmati manisnya buah tanam yang diupayakan bersama. Tentu saja masyarakat yang membantu proses perawatan hutan. penghutanan kembali di Jepara juga bekerjasama dengan warga keling-Kelet. Cara menguntungkan semua pihak karena sebagaimana teman-teman ketahui, pencurian hasil hutan sangat mengkhawatirkan. Dengan menggandeng masyarakat sekitar, masyarakat ikut bertanggungjawab pada pertumbuhan pohon dan mengawasinya dari pencurian hasil hutan.

Rombongan kami diajak mengunjungi usaha binaan PT Semen Indonesia Group yaitu rumah batik di desa Kerek. Dari kunjungan itulah saya tertarik mengulas Pemilihan Pohon di Area Pabrik PT Semen Indonesia. Terutama setelah melihat ke area dapur pembuatan batik. Beragam nama pohon yang saya kenal atau kurang saya kenal (karena Jawa sekali namanya) menjadi sumber pewarnaan alami batik. Pohon mahoni untuk warna merah kecoklatan, pohon indigo untuk biru dongker, nangka untuk warna kuning, dan masih banyak lagi. Maafkan keterbatasan ingatan saya. Menurut bu Uswatun Khasanah, pemilik batik Sumber Ayu, ada di jalur hijau atau green belt. Jadi, tanaman dan pepohonan sekitar memang ditanam oleh dan untuk warga. Pemilihan tanaman dan pepohonan sekitar pun selain diteliti oleh tim agar sesuai amdal yang ditentukan juga memperhatikan kebutuhan masyarakat. 

Tulisan ini merupakan satu dari 4 posting saya mengenai kunjungan/wisata edukasi green industry pada tanggal 6 Juni 2015 di pabrik semen Gresik di Tuban. Semen Gresik merupakan salah satu anak perusahaan PT Semen Indonesia (persero) Tbk yang pabriknya berada di Gresik (sudah selesai), Tuban (sekarang) dan Rembang (tahun depan). Dengan  mengusung konsep wisata edukasi green industry para peserta diajak mengenal lebih dekat mengenai impelemtasi program tripple bottom line yang berupa profit, people & planet yang tidak hanya mencari keuntungan (profit) namun juga mensejahterakan masyarakat sekitar (people) dan lebih jauh, menghijaukan kembali bumi (planet). Saya telah merangkumnya dalam 4 tulisan yaitu:
  1. Pemilihan tanaman di area green belt 
  2. Sehari bersama WEGI 3
  3. Reklamasi PT Semen Indonesia
  4. Batik Tulis Tenun Gedog dari Tuban
Terima kasih untuk kesempatan mengikuti wisata edukasi green industry yang diberikan pada saya. semoga memberi manfaat pada lingkungan sekitar saya. Aamiin ya rabbal alamiin.

29 Komentar

  1. saya suka sama industri yang memperhatikan lingkungan mbak, jadi kehadiran mereka turut serta menjaga kelestarian lingkungan bukan sebaliknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Luar biasa sekali mengetahui industri yang ramah lingkungan ini

      Hapus
  2. Biasanya daerah industri itu gersang tapi ini hijau ya, Mbak Sus? Semoga Gerakan seperti ini bisa diikuti wilayah industri lain :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Vi. Hijau dan rindang. Tahun depan harus ikut ya

      Hapus
  3. Jika setiap perusahaan mau menghijaukan lingkungannya tentu akan sangat menyenangkan ya Jeng
    Jangan hanya panen limbah mulu
    Terima kasih infonya
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pakde. Semoga wisata green ini membuka mata banyak corporate dan masyarakat agar jangan hanya mengambil, tetapi pinjam dan kembalikan ke alam.

      Hapus
  4. Mbak...dah pernah baca buku joko lelono yg judulnya anak rembulan bulan? Di novel iti joko lelono menulis bhw belanda menanami pepohonan di wilayah daerah jawa itu berdasarkan keresidenan kala itu. Jadi semacam batas pengelompokan wilayah krn orang belanda sulit mengingat jalanan di jawa. Entah benar atau tidak yg dikatakan joko lelono ini. Tapi...aku jadi suka merhatiin kalo jalan2 ke daerah jawa... pohon trembesi ditanam dimana aja..pohon asam dimana saja.. dsb. Menarik aja jika ini benar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan belum baca mbak. Mungkin benar, tapi agak sulit dibuktikan sekarang. Kayu yg ditanam kala itu pasti sudah bernilai ekonomi tinggi dan dijual

      Hapus
  5. Keseimbangan. Itu intinya. Industri, apapun itu selalu punya resiko menghasilkan polusi. Jadi salut dengan pelaku industri yang juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Satu pohon, untuk banyak oksigen bagi banyak orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mbak Erin. Pelaku industri harus memperhatikan keseimbangan alam.

      Hapus
  6. Seneng rasanya, kalau ngeliat pt.2 beken seperti semen indonesia ini perhatian dg warga sekitarnya...
    Semoga terus berlanjut...
    :)

    BalasHapus
  7. Waaah...ada kayu jati mbarang, ya. Makin segar kawasan industrinya. . .

    BalasHapus
  8. Wooo jd go green gitu ya mbak... Ee pesertanya perempuan semua ta?

    BalasHapus
  9. setiap perusahaan terutama pabrik2 sudah seharusnya ya menyediakan lahan hijau untuk penghijauan..tujuannya adalah agar menjadi spot paru2 kota yang tersebar di beberapa tempat... Dengan cara ini diharapkan membantu atasi urusan polusi akibat asap pabrik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu benar mbak. Jangan hanya mengambil dari alam saja, tetapi juga harus mengembalikan kelestarian alam

      Hapus
  10. kok bisa ikutan tour gitu sih mbak? daftar atau memang diundang? seru juga ya

    BalasHapus
  11. Dulu gresik ngehitzzzzz dengan semen nya, sekarang sudah di tinggal kan coz kapur nya berkurang hahaha

    BalasHapus
  12. industri besar memang harus memikirkan lingkungan sekitarnya ya.. kasihan pekerjanya juga kalo ngga ada tanduran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul mbak. kalo pekerja sakit, yg rugi kan perusahaan juga nantinya. (catatan buatku juga ini)

      Hapus
  13. Seperti artikel yang saya tulis tentang kelestarian lingkungan. Mari dukung Greenpack sebagai kemasan makanan ramah lingkungan yang aman untuk makanan serta dapat didaur ulang. Anda bisa mengetahui lebih lanjut tentang Greenpack di sini : http://www.greenpack.co.id/

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)