Tahu nggak sih kalau tanggal 28 November adalah Hari Menanam Pohon Nasional? Hari istimewa yang harus dirayakan dengan menanam pohon. Seperti kami kemarin, menanam bersama sekitar 80an orang dengan bantuan Zoom, dan diinisiasi oleh Demfarm. Seru sekali acaranya, dan saya jadi lebih paham tentang petani milenial dan bagaimana mereka bisa berdaya dengan bantuan program Makmur. 

Menanam pohon secara daring bersama petani milenial


Lanjut baca ya, agar makin banyak tahu.


Manfaat menanam pohon

Pohon sangat penting bagi kelangsungan bumi. Bukan hanya menjadi paru-paru bumi tapi juga penyimpan air, bahkan pemurni udara. Ini jika kita bicara tentang manfaat pohon secara global. 

Tentu saja masih ada belasan lainnya. Saya coba sebutkan seingatnya, ya:

  1. Menghasilkan oksigen,
  2. Menyerap CO2 yang bisa jadi racun bagi kita
  3. Menyerap air hujan dan mengikat air tanah,
  4. Mencegah banjir
  5. Sumber pangan bagi mahluk hidup
  6. Sumber papan bagi mahluk hidup
  7. Mengurangi hawa panas dari matahari dan dari bumi
  8. Memperbaiki kualitas udara
  9. Meningkatkan ekosistem lingkungan seperti binatang dan tanaman serta lainnya
  10. Mengurangi polusi global
  11. Mengurangi pemanasan global
  12. Memecah sirkulasi angin

Kiranya masih banyak sekali manfaat pohon yang bisa kita temukan jika mau berkontemplasi lebih jauh atau mencari sumber lain di buku atau Google Search.

Menanam pohon secara daring


Ada yang bisa menambah manfaat lain dari menanam pohon? Pastinya bisa, karena banyak otak lebih baik daripada satu. Tapi kurang lebih alasan di ataslah yang menggerakkan tangan dan hati saya untuk membuat pekarangan rumah rimbun oleh tanaman, baik pohon, bunga-bungaan, maupun sayuran. 

Rumah saya jadi lebih sejuk dari rumah tetangga, dan yang paling terasa adalah jumlah debu yang masuk ke dalam rumah menjadi sangat minimal. Saya bisa memasak sayur dari kebun sendiri setiap hari bahkan bisa berbagi dengan tetangga dan teman lainnya.


Menanamlah meski lahanmu 1 meter saja

Setelah baca belasan manfaat di atas, semoga menggerakkan semua sobat Cakrawala Susindra untuk menanam pohon di rumah. Karena sangat menyenangkan dan menyehatkan.

Jika lahannya super imut hanya satu meter, maka saya sarankan untuk menanam bayam brazil yang sangat mudah, murah, dan cepat sekali dikembangbiakkan. Banyak manfaatnya, dan bisa dimakan sebagai lalapan, minuman, atau dimasak. Semua serba cepat dan lezat.  Ukuran 1 meter bisa untuk menanam belasan pohon karena ia kecil, sejenis dengan cover ground atau tanaman penutup tanah yang ada di taman-taman.

Tak ada alasan untuk tidak menanam....

tips menanam di lahan 1 meter


Minimal ingatlah pada Hari Menanam Pohon Nasional pada tanggal 28 November dan tanamlah sesuatu. Kalau tidak punya rekomendasi tanaman atau mau gratis, hubungi saya saja. Ada paket tanaman gratis, tapi sementara ini untuk yang bisa ambil di rumah atau bisa memanggil abang ojol. 


Hari Menanam Pohon Nasional

Mau tahu sejarahnya? Jadi ceritanya, pada tahun 2007 ada program Bulan Menanam sepanjang Desember. Program ini masih diteruskan sampai saat ini. Program ini adalah upaya untuk mitigasi bencana dari perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan. Kita sama-sama tahu, lah, ya, tentang hal-hal semacam ini.

Kerusakan lingkungan dan bencana akibat perubahan iklim termasuk pemanasan global bukan dongeng sebelum tidur untuk menakuti anak tapi benar-benar terjadi. Makanya, dengan Keppres No 24 Tahun 2008, Presiden SBY mencanangkan Hari Menanam Pohon Indonesia.

hari menanam pohon nasional


Waktu itu acaranya berupa Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, pada 28 November 2008. Kegiatan ini selalu diulang kembali oleh instansi atau korporasi yang menjadikan isu lingkungan sebagai fokus programnya. Termasuk Demfarm.id, sebuah portal edukasi tentang pertanian untuk generasi milenial. Yang sudah bukan milenial seperti saya, karena sudah lewat tahun, tetap bisa memanfaatkan portal yang sangat edukatif ini.


Demfarm sebagai portal edukasi pertanian

Demfarm adalah sebuah portal edukasi pertanian yang memiliki misi "Memupuk Optimisme Pangan Nasional". Tak seperti kebanyakan portal serupa, Demfarm lebih fokus untuk mengajak generasi muda agar menjadi petani milenial.

Fokusnya memang mengajak generasi milenial dan generasi di bawahnya, sehingga menggunakan platform yang disukai mereka beserta konten yang tepat usia. Namun, bukan berarti petani yang milenial plus plus alias kelebihan umur seperti saya tak bisa mengambil manfaatnya. Saya juga belajar menanam dan berkebun darii Demfarm. 

Salah satu yang saya sukai dari portal ini adalah informasi yang selalu up to date. Konten edukasinya mudah dipahami dan sangat informatif. Ada ebook berkebun yang bebas unduh kapan saja. Bisa jug baca-baca di Instagram @demfarm.id.

Beragam tips berkebun mulai dari sekala nano sampai yang sudah besar bisa dibaca di sini. Juga cerita para artis Ibukota yang jadi petani urban. Ada inspirasi dan kisah sukses petani milenial yang diharapkan akan menggerakkan pembacanya agar berkebun atau minimal menanam sesuatu di rumahnya. 

Urban farming memang menjadi salah satu tujuannya, dan ajakan ini terus digaungkan. Kalau mau menjadi petani urban di rumah dengan lahan sempit tapi bisa untuk kebutuhan pangan sehari-hari, harus sering baca di Demfarm.id.

Sering juga ada challenge menanam atau semacamnya untuk semua orang. Terbuka untuk umum. Hadiahnya? Saya ikut Instagram Challenge dengan tema "Cerita Saya Punya Kebun Terbaik" dan dapat hadiah satu paket menanam lengkap. Isinya: pot, media tanam, beberapa benih sayur, 3 macam sekop dan sprai untuk menyiram. Psst... hadiah ini diberikan bagi 100 pemenang!

Ada hadiah tambahan lagi, yaitu Talk Show Petani Milenial dan Virtual Tree planting di Zoom, tanggal 28 November 2021 lalu, pukul 09.30 - 11.30 WIB. 


Pengalaman ikut menaman pohon bersama di Zoom

Minggu pagi yang ceria, tanggal 28 November 2021. Sedikit mendung tapi tak mengurangi animonya. Saya juga semangat menyiapkan beberapa tanaman di pot kecil dan seperangkat alat menanam seperti di paket yang saya sebutkan di atas.



Sebenarnya pagi itu saya super lelah setelah berhari-hari ikut menjadi tuan rumah pernihakan keponakan. Mulai Rabu pagi sampai Minggu pagi, acaranya memasak dan banyak persiapan pernikahan lainnya, dengan target 750 orang. Di rumah, ya, bukan di gedung dan semuanya memasak sendiri.

Wajah lelah dan mengantuk bisa diakali seperti biasa; make up tipis dan kopi dobel. Tak ada yang tahu kecuali saya cerita. 

Acara menanam pohon secara virtual - disebut demikian karena semua peserta menanam secara daring - menjadi pembuka talkshow "Cerita Petani Miilenial: Mendapat Berkah dari Kebun", dipandu oleh Mbak Khoirun Nisa dari Demfarm. 

Berikut langkahnya:

  1. Isi pot dengan media tanam, setengahnya saja, dengan bantuan sekop. 
  2. Masukkan biji sayur. Bebas pilih benih yang mana
  3. Tutup dengan tanah sampai batas pot
  4. Semprot dengan air menggunakan sprai


Dalam paket ada 3 jenis sekop. Gunakan sesuai peruntukannya, ya.... 

menanam bersama petani milenial


Selama menanam ini, saya punya cerita seru yaitu... Saya terlalu serius menanam sesuai dengan langkah yang diberikan, tanpa sadar bahwa Giandra, anak saya, menutupi kamera. Waduh! Yah, okelah, jadi bahan tertawaan serumah aja. Si anak keci kami ini baru 3 tahun dan selalu kepo dengan apapun. Jenis anak yang sehat, cerdas, kreatif dan inovatif. Amiin!


Cerita Petani Miilenial Mendapat Berkah dari Kebun

Tahu nggak sih, arti dari petani milenial? Kalau dari manualnya, petani milennial memiliki arti petani yang berusia 19-39 tahun. Namun kita tetap bisa menambahkan kalimat, "dan memanfaatkan teknologi digital." Memang itulah ciri khas dari petani milenial. 

Menurut Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, petani Indonesia  pada tahun 2020 berjumlah sekitar 33 juta jiwa. Mau tahu berapa jumlah petani milenialnya? Baru 29% saja. 

Saya cukup sedih karena tahu bahwa negara agraris kita ini punya jumlah penduduk sekitar 280 juta jiwa. Sedikit banget dooong.... Jikalau orang-orang seperti kita yang suka membuat rimbun rumah sendiri lalu menjualnya ikut dihitung, kira-kira ada berapa juta ya?

contoh petani milenial


Petani milenial harus terus bertambah. Itulah sebabnya Iqbal Abipraya, petani milenial dari Jember yang juga merupakan binaan PKT selalu mengajak teman-temannya untuk menjadi petani. Iqbal memperluas batasan bertani bukan hanya kegiatan menanam, akan tetapi juga penjual dan siapapun yang bergerak di bidang pertanian

Menurut Iqbal, menjadi petani adalah suatu pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan." Regenerasi memang harus terus dilakukan dan demografi kaum milenial yang sangat besar menjadi sangat potensial. Banyak bermunculan petani milenial yang mempunyai misi sama dengan Iqbal, juga menumbuhkan rasa bangga menjadi petani di era digital. 

Masih menurut Iqbal, "Modal dasar menjadi petani adalah ilmu. Mulai dari mengetahui strategi, pasar, dan mengadopsi teknologi pertanian." Ilmu inilah yang memudahkan prosesnya. Dengan ilmu dan memanfaatkan teknologi, Iqbal bisa membina 100 petani. Mau tahu prestasi lainnya? Ia bisa panen semangka sebanyak empat kali dalam setahun! Tentunya ia punya pasar yang potensial dan akan terus dikembangkan.

Ilmu memang modal yang paling utama! 


Yuk menanam di kebun sendiri....

Soraya Cassandra atau akrab dipanggil Sandra adalah founder Kebun Kumara. Mbak Sandra ini mengajak kita semua untuk menanami rumah kita sendiri dengan tanaman sayur untuk kebutuhan sehari-hari. 



Saya sudah mempraktikkan ajakan Mbak Sandra ini dan sering menulisnya di blog. Kategori bertanam. Saya bahkan bisa menjualnya, dan sebagian dibagikan ke orang yang mau. Saya bebaskan tak harus kenal dulu. Beberapa hari sekali saya posting tawaran bibit sayur gratis.

Ada yang menarik dari paparan Mbak Sandra tentang hama tanaman, yaitu: "Berbahagialah jika ada hama di kebunmu, itu tandanya kebun sehat. Kita berbagi tanaman dengan makhluk hidup lainnya. Kalau hama menghabiskan terlalu banyak, maka kita bisa menyeimbangkannya."

Kurleb seperti itu. Pas bagian ini si tiga tahun sedang meminta perhatian.

Tapi saya paham artinya, karena kebun saya tak lepas dari hama dan predator. Belalang melubangi daun-daun bayam brazil dan miana. Solusinya, di beberapa tempat saya beri bunga refugia: bunga kenikir dan bunga matahari. 

Musim hujan.... Hama ulat akan menganggu sebentar lagi, karena kupu-kupu sudah mulai aktif di antara bunga saya. Normal saja. Hama lainnya adalah keong, kalau ketemu akan saya lempar ke kebun kosong milik tetangga. Biarlah mereka berkemah di lahan tidur itu. 

Predator yang menyusahkan adalah ayam dan bebek tetangga, dan solusi saya hanya waring saja.... Semua tak mengurangi semangat saya meregrow tanaman dan mempercantik rumah dengan aneka bunga.

Sebenarnya sih, kalau menurut saya, tanam saja, sesuatu di rumah. Sebanyak yang kita mampu. Bibit tanaman bisa ambil di jalan, atau meminta seseorang, kalau merasa sayang mengeluarkan uang. Ini yang dilakukan beberapa pecinta miana dan alokasia. Hehehe. Dulu, awal hidup di sini, saya jalan-jalan di sepanjang aliran sungai untuk mencari tanaman yang tumbuh liar. Sesekali barter tanaman dengan teman. Hasilnya bisa diihat di kebun saya.


Petani Milenial ikut Program Makmur

Acara Zoom lalu juga mengundang Pak Adrian R.D. Putera sebagai perwakilan dari Pupuk Kaltim (PKT), tepatnya Project Manager Program Makmur PKT. Tahu kepanjangan dari PKT? Pupuk Kalimantan Timur.



PKT memang perusahaan pupuk terbesar di Indonesia saat ini, dan Program Makmur dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Pendampingan petani milenial adalah salah satu programnya. Tentu dengan cara kekinian agar menarik kaum muda. 

Menurut Pak Adrian, Program Makmur membentuk ekosistem yang lengkap, karena menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi, dan offtaker.

Salah satu petani milenial yang dibina sampai sukses adalah Iqbal yang juga menjadi narasumber kali ini. 

Ada yang mau menyusul kesuksesan Iqbal?


Sumber foto dari tangkap layar acara dan Canva Pro  


Sumber bacaan lain:

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4722516/sejarah-hari-menanam-pohon-indonesia-pada-28-november

https://petanidigital.id/petani-milenial/

https://starbanjar.com/read/cerita-petani-milenial-sukses-kembangkan-usaha-lewat-program-makmur