Mengapa saya masih menulis blog? Saya cukup sering menanyakan hal ini pada diri sendiri. Karier saya di blog termasuk biasa. Usia blog dan kebiasaan menulis 2000 kata jadi andalan Cakrawala Susindra. Juga tema tulisan yang cukup spesifik. Entah apa lagi istimewanya. Mungkin sobat bloger bisa menambahkannya di komentar.

Meluruskan Niat Sebagai Bloger


Saya merasa perlu meluruskan niat sebagai bloger secara berkala agar bisa bertahan di kata "cukup". Iya, cukup. Kalau saya mengejar terus, saya akan melupakan dunia dan keluarga. Makanya saya selalu kembali pada kata itu.

Kata teman saya, ini istimewanya saya, selalu bisa mencukupkan. Ada satu masa, seorang teman menawarkan 200 genteng di grup berbagi dan saya tercepat menjawab, "Menarik, dan saya memang akan membuat rumah tahun depan. Tapi pasti ada yang lebih butuh saat ini." Dan 5 menit kemudian memang ada yang sangat butuh.

Tidak kemaruk dan selalu bisa melihat kebutuhan, memang kuncinya agar tidak gumunan dan tidak rakus jika berada di grup berbagi yang apa saja bisa ditawarkan; dari peniti sampai alat elektronik, dari sendok sampai oven istrik. 

Ah, ini sih lain ceritanya... Hahaha.

Tapi seperti itulah alasan kenapa saya masih menjadi bloger yang tidak belajar semua skill terkini. Secukupnya dan semampunya. Beberapa aktivitas ngeblog saya lakukan dengan satu tangan menggendong Giandra si batita kami. It sudah seperti memaksakan diri. Tapi, itulah yang saya lakukan demi bisa tetap menjadi bloger di usia emas anak! Saya menolak opsi hiatus karena itu seperti mengkhianati diri sendiri.




Tidak neko-neko adalah istilah suami saya. Beliau memberlakukan buka-tutup untuk aktivitas daring saya. Intinya jangan sampai lupa anak, pekerjaan rumah tangga dan kewajiban lainnya. 

Seperti terlihat di blog saya yang tak banyak visual ciamik. Bagi yang biasa melihat fancy blog, akan menganggap Cakrawala Susindra kaku. Saya mendekor semampunya saja. 


Content is king

Kalimat di atas sudah saya baca belasan tahun lalu dan masih tetap berlaku. Bill Gates yang mengucapkan pertama kali sekitar 20 tahun lalu. Semacam mantra yang tetap dirapal oleh semua orang yang menggantungkan periuk nasinya di dunia digital.

Sejak beberapa tahun berkembang menjadi:

"Content is king, packaging is queen"

Konten adalah rajanya. Yang membuat semua orang datang ke blog karena ada artikel yang dicarinya. Sejujurnya inilah fokus saya. Saya fokus ke konten untuk meningkatkan trafik. 



Packaging is queen. Yang satu ini saya melakukan semampunya dengan platform Blogspot yang saya pakai. Blogspot memang tidak memberi banyak kemudahan dalam tampilan blog. Kecuali, kalau memang bisa mengedit html dan mempercantiknya dari sana. Meski tetap terbatas jika dibandingkan dengan Wordpress, namun tetap bisa dilakukan jika tahucaranya.

Sayangnya saya tidak bisa. Mau mengedit html saja sudah ndredeg. Saya lakukan secukupnya saja, sehingga bisa dikatakan blog Cakrawala Susindra termasuk lumayan, lah. Kalau balik ke content is king, context is queen, maka ratu di Cakrawala kurang mewah. Hehehe. Dia cuma bersih, memakai hiasan sederhana, dan tetap manis. Saya lebih mengutamakan kecepatan dibuka.


Meluruskan niat kembali

Percaya atau tidak, kemarin pagi saya meminta izin pada suami untuk menginvestasikan sejumlah uang untuk membuat adik ke sekiannya Cakrawala Susindra yang lebih glamorous. Saya izin mengeluarkan uang simpanan sekian ratus ribu untuk membuat blog yang kekinian dan menangan lomba. 

Mau tahu jawaban suami? "Selama bisa mempercepat kita punya rumah, maka itu bagus juga." 

Obrolan terhenti karena kami harus bekerja kembali. Saya tak memikirkan hal itu lagi. Pada dasarnya itu hanya sebuah ide yang entah bisa direalisasikan atau tidak. Jika direalisasikan, itu artinya saya harus upskilling beberapa keterampilan. Apakah ada waktunya? Lebih penting mana, mengejar buku-buku sejarah yang draft-nya masih berceceran atau mengerjakan lahan baru? 



Jujur saja, saya sering pusing jika membaca artikel blog yang gambar dan atau tulisannya bergerak. Langsung mual. Biasanya berhenti dulu agak lama. Penyebabnya adalah mata tua saya tak sanggup mengikuti gerak cepat yang tiba-tiba. Dan mata tua inilah alasan mengapa saya lebih mengejar draft buku sejarah berseri yang saya harap menjadi babon. Babon artinya panduan terlengkap.

Sampai di sini, saya hrus kembali meluruskan niat. Mengapa saya masih menulis blog? Karena masih ada orang yang mencari solusi permasalahannya di blog. Meskipun sudah banyak yang beralih ke video dan audio, tapi masih banyak yang mau membaca artikel blog. 

Blog ini ada karena masih banyak pembacanya, sehingga dengan sendirinya saya masih bloger dan masih menulis di Cakrawala Susindra serta adik-adiknya.


Bloger yang secukupnya

Tak ada bloger yang menjalani satu profesi. Saya yakin itu. Dan banyak yang seperti saya juga, selalu harus meluruskan niat agar tidak melewati batas kesanggupan. Tak mudah mengatakan cukup ketika harus berkelindan dengan blog-blog apik milik teman, yang kita yakin akan sanggup membuatnya jika tersedia kebutuhannya. Kebutuhan termewah ibu rumah tangga biasanya adalah waktu luang dan otak yang tidak pernah penuh.

Di sini kita perlu kembali mengingat watak dasar kita semua, yang dinamakan manusia. Sudah menjadi watak dasar manusia, yang selalu menginginkan lebih. Saya ingat sebuah hadis yang berbunyi: 

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Artinya: “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6436)

Makanya saya berusaha sedemikian rupa untuk mencukupkan jika memang sudah dirasa cukup. Tentu masih ingat hadis: 

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya: “Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).

Ada orang yang memiiki kemampuan untuk membuat blog impian kita, ada yang tidak. Yang penting tahu kapan saatnya berkata cukup.



Ya Allah, seakan saya solekha saja..... Kekuatan saya hanya 'sabar dan mampu menahan diri'. Ibadahnya masih bolong kalau keasyikan sampai lupa diri. Tapi saya tetap berharap ada yang merasa diingatkan kembali dan semeleh lagi.

Lagi pula analogi gunung emas di sini bisa sangat luas dan intinya adalah jangan terlalu fokus pada keduniawian sampai lupa beribadah, meskipun kesibukan itu dicintainya. Jadi tidak melulu tentang harta benda.

Sebagai bloger tua saya selalu berusaha berkata, "Cukup!" 

Saya kagum, tentu saja, dengan bloger muda yang berprestasi. Saya sangat paham jika mereka melakukan banyak hal, mungkin tiga, empat atau lima kali lebih banyak daripada yang sanggup saya lakukan. Makanya, saya tidak iri dengan prestasi teman karena tahu bahwa saya takkan bisa mengikuti langkahnya. Kalau saya mampu, saya sudah berada di sana bersama mereka....

Kata gurunda saya, "Kita bisa menjadi master jika menjalaninya 10 ribu langkah." Saya memilih menekuni keahlian sebagai peneliti sejarah dan langkah yang saya tempuh sudah ribuan, karena itulah pilihan saya. Semangat melangkah bagi sobat Cakrawala Susindra, apapun pilihan keahlian kalian!


Saya bloger dan itulah diri saya

Saya bloger dan itulah diri saya, terlepas dari kesederhanan yang ada, namun saya tahu tak mengurangi manfaatnya. Saya lebih fokus pada trafik blog daripada tampilannya karena hanya segini yang bisa dilakukan dengan Blogspot. Tak ada keinginan untuk hijrah ke platform lainnya yang punya jauh lebih banyak kelebihan. 



Saya setia di sini. Bahkan menjadikannya sebagai warisan. Inilah peningalan saya yang bisa diakses siapa saja selama masih bisa diakses dari Google Search. Makanya saya mengajari anak dan suami untuk membeli domain secara rutin atau mengembalikannya pada domain asli, jika ternyata saya pergi terlebih dahulu. "Kenang aku melalui blog ini juga, tolong abadikan semampunya", itu pesan saya. 

Dengan pemikiran semacam ini maka saya hanya menulis yang menurut saya baik, bermanfaat, dan menyelesaikan masalah seseorang. Orang yang bahkan tidak saya kenal. 

Lagi pula saya dan keluarga juga mendapatkan sangat banyak manfaat dari blog sehingga aksi ini meski dikatakan profetik juga masih duniawi. Lha memang saya masih manusia yang mengejar dunia... semampunya, secukupnya.

Rasanya indah sekali dan nyaman di hati jika sudah mengucapkan mantra "semampunya, secukupnya" itu. Langkah tidak kemrungsung, hati tidak panas, dan otak tidak kusut, jika melihat rumput tetangga yang lebih hijau bahkan berbuah yang sangat banyak. Yang penting saya masih bloger dan itulah saya.


Trafik? Oh! Context is God!

Semuanya dibuat serba "semampunya, secukupnya", niat selalu diluruskan, janji 'saya masih bloger dan itulah saya' juga dikuatkan tidaklah cukup jika tidak menyentuh trafik blog. 

Saya tersenyum lebar saat membaca kalimat Bang Doel dari Blogger Tekno: 

Meningkatkan traffic blog tentu tidak diperlukan buat blogger yang gak perlu-perlu amat sama traffic.

Ini sangat benar. Ini juga masih jadi bagian dari meluruskan niat sebagai bloger. Menulis solusi bagi permasalahan orang lain berarti mengundang orang yang punya permasalahan tersebut ke blog kita. Undangan tidak akan sampai jika kita tidak membuatkan jalurnya. Trafik adalah segalanya. Tulisan bagus tidak dibaca jika tidak ditemukan dan tidak diketahui keberadaannya.

Bagaimana membuat tulisan disarankan Google


Content is king but context is God! Konten yang bagus juga perlu inbound link agar antar artikel yang sejenis bisa bertaut. Jadi ya jangan lupakan hal ini. Makanya meski mengaku biasa, saya selalu memastikan artkel saya menjangkau pembaca sebanyak mungkin.


Bagaimana membuat tulisan disarankan Google?

Google menjadi dewanya mesin telusur di Indonesia dan sebagian besar negara di dunia ini. Semua tips utuk mengoptimalkan Mesin Telusur  atau biasa disebut SEO untuk blog selalu mengacu pada Google. Makanya mau tak mau kita harus tunduk padanya. 

Banyak kelas SEO yang menggunakan tools Google untuk mendatangkan trafik. Salah satunya kelas yang diadakan oleh grup Blogwalking Asik, yang mengundang seorang bloger yang cukup ternama. Yang selalu tidak pelit dalam menjawab pertanyaan seputar blog. Salah satu darling-nya grup support untuk bloger Indonesia.

Bang Doel memberi tiga langkah besar dalam tips mendapatkan trafik atau kunjungan blog, yaitu persiapan sebelum membuat konten, persiapan saat membuat konten dan persiapan setelahnya. 


Persiapan sebelum membuat konten

Untuk persiapan pertama, kiranya terlalu berat untuk saya bahas di sini karena berkaitan dengan audit on-page-nya blog milik kita. Jujur saja ini masih PR besar bagi saya, dan saat ini saya sedang mencari kelas ngeblog berbayar untuk Blogspot. Anak-anak baru saya tak bisa optimal seperti Cakrawala Susindra. Saya ingin tahu penyebabnya, dan bagaimana cara mengoptimasinya. Informasi sepotong-sepotong perlu lem agar bisa jadi sebuah benda yang berdayaguna. 

bagaimana cara audit blog


Namun tak perlu pusing tentang bagaimana cara audit blog sekarang ini, karena saya masih punya tantangan serius untuk persiapan lainnya yaitu riset keyword, keyword planner, dan nilai-nilai kata kunci yang ingin saya ambil. Sesekali saya memakai Google suggest atau saran yang muncul saat saya menanyakan sesuatu di Google search. Baru sebatas itu. 

Bang Doel cukup jelas dalam menjelaskannya meski waktu yang diberikan tak banyak. Zoominar yang lalu terasa seperti pembuka dan harus ada kelas-kelas lainnya untuk membahas satu per satu, misalnya bagaimana cara optimalisasi Search Console.


Persiapan saat membuat konten

Bagaimana cara membuat konten yang mendatangkan trafik besar? Pertanyaan ini punya jawaban berliku dengan banyak pintu. Banyak teori dan hasil praktik yang sebagian besar diberitahukan secara gratis oleh para bloger berhati emas. Ini juga sih, kekuatan dari grup Blogwalking Asik. 

Persiapan kedua, cukup rumit dilakukan jika tidak biasa. Berikut persiapannya:

  1. Tentukan search intent dan buatlah schema markup-nya.
  2. Masukkan keyword ke judul
  3. Hindari keyword stuffing
  4. Tetap masukkan keyword dalam artikel dan H2
  5. Sertakan LSI
  6. Serakan gambar berformat .webp ukuran <30 kb
  7. Sertakan internal link untuk membuat koherensi antar halaman
  8. Masukkan link keluar jika diperlukan


Beberapa persiapan di atas sudah saya lakukan selama bertahun-tahun, namun banyak juga yang baru. Ini menjadi catatan tersendiri bagi saya.




Persiapan setelah membuat konten

Berapa kali dalam sebulan, saya membuka Google Analytic dan Google Search Console? Sebelum zoominar perdana Blogwalking Asik, saya bisa bilang, "Bisa dihitung dengan jari." 

Separah itulah saya dengan rutinitas saya dalam memastikan tulisan terbaca di Mesin Telusur. Entah terlalu pede atau saking tdak biasanya, saya mengabaikan hal ini.
Jadi saya akan menulisnya di sini untuk sobat Susindra ketahui dan sebagai pengingat bagi saya pribadi.

Persiapan setelah membuat konten:
  1. Pastikan link artikel tersebut terindeks.
  2. Setelah terindeks, silakan share ke media sosial
  3. Share juga ke grup support
Saya merasa ditampar, loh, di bagian ini. Waduh! Panas juga pipi saya saat pembahasan ini. Saya sering skip yang nomor satu!

OK, Bang, very well note! Sekarang saya sudah lebih baik, yaitu mengerjakan sesuai urutan. Terima kasih! Ini adalah bagian dari cara saya meluruskan niat sebagai bloger


Mari meluruskan kembali niat kita sebagai bloger, apapun niat awal kita itu. Tak harus sama, karena kita memang berbeda. Justru perbedaan yang membuat kita kaya. Dan apapun itu, jangan abaikan trafik blog, karena itulah yang membuat bog dan tulisan kita sampai pada pembaca. Yang memberi manfaat pada mereka dan kita. Yang membuat kita ada dan bangga menyatakan, "Saya bloger, dan akan selalu begitu.

Meski blog kita sederhana, seperti blog ini, yang penting kita mencintainya, mengoptimasinya, tak pernah meragukan keberadaannya sebagai pemberi solusi bagi orang-orang yang membutuhkannya. 

Terima kasih Bang Doel, Mbak Rini, Mbak Hani, Blogwalking Asik, dan semua teman yang selalu sigap membantu menjawab apapun permasalahan yang ditanyakan di grup. 






Semua foto dari Canva Pro